3. Kemarahan Jeffry

6.3K 795 36
                                    

Kabar Haikal berkelahi dan masuk BK sudah sampai pada telinga Jeffry. Ia tau kabar itu dari orang suruhannya yang sengaja ia suruh untuk mengawasi kembar saat dirinya sedang keluar kota. Begitu ia tau kalau Haikal kembali berulah Jeffry sangat marah bahkan dirinya langsung kembali ke Jakarta dan menyerahkan semua kerjaannya kepada Sekretarisnya. Dia harus memberi pelajaran kepada anaknya itu agar tidak terus membuatnya malu.

Seperti sekarang Jeffry sudah berada diruang kerjanya dengan Haikal yang nampak tenang tanpa ada rasa takut sedikitpun, dia sudah tau apa yang akan papahnya lakukan kepadanya. Ini bukan kali pertamanya dia dimarahi bahkan dia sudah biasa merasakan pukulan yang sering papahnya berikan padanya.

"Mau kamu sebenarnya apa kal?" Tanya Jeffry dingin dengan sorot mata tajam menatap Haikal.

"Gak ada" jawab Haikal singkat

Jeffry mengepalkan tangannya mendengar jawaban yang Anaknya itu berikan, dia sudah berusaha bersabar namun Haikal malah membuatnya emosi. "Kamu tau karena kamu papah meninggalkan pekerjaan papah di Surabaya-"

"Haikal gak pernah nyuruh papah buat pulang!" Ucapan Jeffry terpotong karena Haikal lebih dahulu membalas ucapnya.

Tangan Jeffry dilayangkan untuk menampar Haikal namun dia urungkan, perlahan Jeffry menurunkan kembali tangannya.

"Papah mau tampar Haikal kan? Ayok tampar Haikal kaya biasa, ayok pukul Haikal juga pah!" Ucap Haikal begitu Jeffry tidak menjadi menamparrnya.

Plakk!

Satu tamparan mendapat ke wajah Haikal, ya. Jeffry menampar Haikal cukup keras membuat Haikal sedikit meringis karena tamparan papahnya.

"Selama ini papah udah cukup sabar ngadepin kamu kal kenapa kamu terus berulah! Coba kamu liat Dhika sama Vano apa mereka pernah berulah seperti kamu?" Haikal tertawa miris dia benci ini dia benci kalau sang papah sudah mulai membandingkan dirinya dengan saudara kembarnya kadang Haikal selalu berpikir apakah dia tidak berharga dimata papahnya atau mungkin dia selama ini anak pungut?

"Papah tau nggak kenapa Haikal berantem di sekolah? Haikal berantem karena Haikal gak terima kalau Naren dihina! kakak mana yang bakal diam aja kalau ada yang menghina adeknya!" Haikal sedikit berteriak mengatakan itu.

"Jadi ini karena anak itu? Karena Naren kamu berantem? Udah jadi jagoan kamu hah?!"

Haikal ingin sekali menonjok wajah sang papah, namun Haikal masih bisa mengontrol emosinya karena bagaimanapun pria didepannya ini adalah papahnya. Semarah apapun dia dengan sang papah Haikal tidak mungkin memukul papahnya biarkan dia saja yang selalu dipukul. Kalau Haikal boleh jujur bukan hanya badanya saja yang sakit saat papah memukulnya namun hatinya juga sakit. Hatinya sakit karena anak mana yang tidak sakit hati saat dipukul oleh ayahnya sndiri.

"Haikal cuma gak suka kalau ada yang menghina Naren pah!"

"Papah gak mau tau alasan kamu berantem itu apa. Fasilitas kamu papah sita 1 bulan dan kamu papah larang buat keluar rumah kecuali sekolah. Paham kamu?"

Haikal mengepalkan kedua tangannya marah. Dia ingin protes namun usahanya bakal sia-sia  karena papahnya itu keras kepala. Haikal memilih pergi dari ruang kerjaa Jeffry daripada dia semakin kesal karena ucapan Jeffry.

Jeffry menatap punggung Haikal yang semakin menjauh darinya lalu pandangnya di alihkan ke foto dirinya dan mendiang istrinya.

"Maaf aku udah pukul Haikal lagi. Aku papah yang buruk buat mereka kan? Aku kangen kamu sayang aku butuh kamu kenapa kamu pergi lebih dulu daripada aku."

Dan tanpa diketahui oleh siapapun Jeffry menangis sembari memeluk foto sang istri yang lebih dulu meninggalkannya. Dia sangat rindu dengan istrinya dia ingin sekali memeluk istrinya namun dia sudah tidak bisa memluknya lagi yang bisa dia lakukan sekrang hanya memeluk foto istrinya saja.

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang