"Mbak menurut lo gue aneh gak?" tanya Naren kepada sosok perempuan yang ada di depannya.
Entah sudah berapa kali dia melontarkan pertanyaan yang sama bahkan hampir setiap hari dia bertanya seperti itu. Mempunyai keistimewaan yang tidak semua orang punya membuatnya selalu dicibir, tak jarang juga banyak orang yang menganggapnya aneh dan banyak juga yang menganggap dirinya gila karena sering kali berbicara sendiri.
Sosok itu menghampiri Naren yang sedang duduk dipinggir ranjang, "kamu tidak aneh Naren tapi mereka yang aneh, kamu itu istimewa bukan aneh."
Naren menatap sosok di depannya sekilas lalu menundukkan kepalanya
"Tapi mereka bilang kalau gue aneh bahkan Papah malu punya anak kaya gue. Apa mungkin gue gila beneran ya kak? Lo itu bukan hantu tapi cuma imajinasi yang gue buat karena terlalu kesepian?" Ucapnya dengan lirih.
"Naren liat saya." Naren lantas menoleh kearah sosok perempuan yang sudah menemaninya dari dia kecil sampai sekarang. Sudah berapa tahun lamanya ia ditemani oleh sosok perempuan itu.
"Tidak banyak yang mempunyai keistimewaan seperti kamu dan kamu salah satunya yang punya itu, berhenti menganggap diri kamu aneh ya. Naren yang saya kenal itu kuat dan hebat jadi kamu jangan sedih ya. Saya bukan sebuah imajinasi yang kamu buat. Saya memang bukan manusia, tetapi saya juga buat imajinasi kamu." Ucap sosok itu.
Naren tersenyum mendengar ucapan sosok itu, Naren bersyukur dia bertemu dengan sosok perempuan yang dia panggil Mbak Ayu. Namanya Rahayu dan ia memanggilnya Mba Ayu. Beliau ini yang selalu ada disampingnya dan selalu mengerti apa yang sedang dirinya rasakan.
Rahayu sudah menjaganya sedari dia berumur 5 tahun sampai sekarang. Naren juga selalu bercerita dengan Rahayu tentang apapun karena cuma Rahayu yang mengerti dirinya.
Dia bisa saja bercerita kepada kembarannya tetapi ia tidak mau menambahi beban mereka bertiga jadi hanya ke Rahayu Naren bisa cerita sepuasnya tanpa takut membebani Rahayu.
"Makasih mba udah mau dengerin curhatan gue. Gue harap mba selalu ada buat gue, walaupun itu mustahil." Lanjutnya didalam hati.
Rahayu menggeleng sembari menoleh ke arah Naren lalu membuang mukanya ke arah jendela, "Saya tidak bisa janji untuk itu Naren tapi saya akan usahakan untuk selalu ada sama kamu dan membantu kamu."
"Mba, lo gak akan pergi ninggalin gue kan?" Kini Naren yang menoleh kearah Rahayu.
"Untuk saat ini mungkin tidak Naren tapi setelah tugas saya selesai saya bakal pergi."
Naren menatap sendu Rahayu, dia sedih kalau suatu saat Rahayu pergi darinya tapi dia juga tidak bisa egois karena dia dan Rahayu sudah berbeda alam.
Dia juga tidak tau apa yang membuat perempuan itu masih berada disini menemaninya. Tapi Naren berharap semoga nanti Rahayu bisa pergi dengan tenang dan bahagia di alam sana.
"Nanti kalau mba pergi dari sini, Naren harus cerita ke siapa?" Katanya lirih
"Kamu masih punya ketiga kembaran kamu Naren, tidak ada yang lebih baik daripada saudara kembar kamu sendiri. Kamu juga harus mulai terbuka sama mereka."
Berulang kali Rahayu mengatakan kepadanya untuk lebih terbuka dengan ketiga kembarannya tapi Naren belum bisa terbuka dengan mereka.
Apalagi mas dan abangnya selalu menangis setiap dia dan Haikal dihukum karena kesalahannya. Ya Naren tau semua apa yang dirasakan ketiga abangnya maka dari itu Naren berusaha bersikap biasa saja dia tidak ingin menambahkan beban buat saudaranya.
Darimana Naren bisa tau tentang itu? Yap dari Rahayu dan hantu lainnya, mereka yang memberi tahu Naren kalau mas dan abangnya selalu menyalahkan diri mereka sendiri karena tidak bisa menjaga dirinya dan Haikal.
Naren mengangguk, "Naren akan coba buat lebih terbuka sama mereka mba"
Rahayu tersenyum mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBAR ARKANA (End)
Fiksi RemajaIni kisah empat kembar Arkana yang mempunyai luka dan cerita masing-masing Walau begitu mereka berempat tetap menyayangi satu sama lain. . . . . Start = 14 Juni 2021 Finish = Rank🏆 #1 Jaemin (03 Oktober 2021) #2 Fiksiremaja (01 November 2021) ...