35. Siapa pelakunya?

3.2K 452 24
                                    

Yeri sudah sampai di kantor polisi tempat dimana Haikal ditahan. Begitu ia membaca pesan dari Naren, Yeri yang saat itu sedang bermalas-malasan di apart langsung bersiap pergi menemui Haikal. Yeri memang sudah kembali ke apartemennya begitu Jeffry pulang. Kali ini ia tidak diusir, Yeri sendiri yang memutuskan untuk pulang.

Yeri melangkahkan kakinya untuk masuk ke kantor polisi. Sejak mendapat pesan dari Naren perasaannya menjadi tidak tenang. Yeri sangat kaget mendengar kabar kalau Haikal manjadi pengedar. Ia sangat yakin kalau Haikal pasti dijebak. Senakal nakalnya anak itu tidak mungkin sampai berurusan dengan narkoba.

"Permisi bu, saya ingin bertemu dengan Haikal. Apa bisa saya bertemu dengan Haikal?" Ucap Yeri kepada polisi wanita yang tengah berjaga.

"Anda siapanya saudara Haikal?"

"Saya tantenya."

Polisi tersebut mengangguk lalu menyuruh Yeri untuk menunggu di ruangan tunggu. sedangkan, polisi tersebut menelpon rekannya untuk membawa Haikal menemui Yeri.

"Anda tunggu saja disini, sebentar lagi saudara Haikal datang. Kalau begitu saya pergi dulu." Ucapnya.

"Baik Bu. Terima kasih banyak."

Tak butuh waktu lama Yeri melihat Haikal datang bersama dengan seorang polisi. Yeri dapat melihat penampilan Haikal yang bisa dikatakan tidak baik, mata anak itu sedikit bengkak dan wajahnya yang terlihat pucat.

Yeri berdiri lalu menghampiri Haikal dan memeluknya, "Haikal kenapa bisa gini? Lo gak mungkin jadi pengedar kan?"

"Gue dijebak tan." Jawabnya dengan sangat pelan berharap kalau tantenya itu akan percaya.

Yeri juga sangat yakin kalau Haikal dijebak.

"Lo dateng sendiri tan?" Tanya Haikal sembari mengedarkan pandangannya mencari saudara kembarnya. Ah tidak, mereka bukan kembarannya.

Yeri menggeleng, "Abang gak bolehin mereka datang kesini."

Haikal mengangguk kecewa. Tapi mau bagimana lagi, dia bukan siapa-siapa di keluarga Arkana. Dirinya hanya anak yang tidak tau diri.

"Lo pasti udah tau ya, tan."

Alis Yeri mengernyit tidak paham dengan apa yang Haikal katakan, "Maksud lo?"

"Lo pasti udah tau kalau gue bukan anak kandung Papah dan Mamah."

Yeri terdiam mendengar itu. Darimana Haikal tau hal itu? Apakah abangnya yang memberitahu Haikal? Tapi kenapa harus sekarang abangnya memberitahu Haikal?

"Lo gak perlu kaget, tan. Gue udah tau semuanya. Lo pasti juga udah tau kan? Kalau lo tau kenapa lo gak kasih tau gue, tan? Harusnya lo kasih tau gue biar gue bisa sadar diri kalau gue bukan siapa-siapa." Ucap Haikal. Haikal tidak menyalahkan Yeri, ia hanya cukup kecewa mendengar fakta itu. Kalau ia tau fakta itu sejak dulu ia pasti tidak akan merepotkan semua orang. Apalagi membuat Jeffry malu karena ulahnya selama ini.

Yeri bingung harus menjelaskannya bagaimana. Dirinya memang sudah tau kalau Haikal bukan anak kandung abangnya. Dulu ia tidak sengaja mendengar perbincangan abangnya dengan Kak Ghina. Disaat itu yang ia lakukan hanya diam. Haikal tetaplah keponakannya, ia menyayangi Haikal sama seperti yang lainnya.

"Iya gue udah tau dari lama. Maaf gue gak bilang sama lo, gue gak ada hak buat kasih tau lo. Apalagi waktu itu gue gak sengaja tau fakta tentang lo. Gue milih diam berpura-pura seolah olah gak tau apa-apa. Gue milih buat lupain apa yang gue denger waktu itu." Yeri menatap Haikal dengan tatapan yang sangat lembut, "Lo tetep keponakan gue, Kal! Gue gak peduli sama asal usul lo! Yang gue tau lo keponakan gue sama kaya yang lain. Gak pernah sekalipun gue membeda bedakan kalian. Kasih sayang gue buat kalian sama ratanya."

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang