Spesial Part: 4. Cita-cita Haikal

2.3K 299 18
                                    

"Hai" Sapa Haikal begitu melihat gadis yang ia sukai tengah membaca buku.

Haikal sengaja datang ke Cafe untuk menemui gadis pujaan hatinya. Setiap weekend cowok itu selalu pergi ke Cafe dekat taman kota untuk bertemu Selena, nama gadis itu. Haikal hanya bisa melihat Selena di Cafe ini setiap weekend karena memang mereka berbeda sekolah maka dari itu setiap weekend Haikal selalu datang ke Cafe untuk menemui Selena.

"Kamu kesini lagi?" Tanya Selena begitu ia melihat Haikal.

Selena tidak mengenal Haikal sebelumnya tapi sejak beberapa minggu yang lalu tepatnya di Cafe ini Haikal mengajaknya berkenalan dan entah perasaannya saja atau tidak ia selalu bertemu Haikal di Cafe setiap weekend. Gadis itu merasa senang setiap ia bertemu dengan Haikal. Ia merasa mempunyai teman sekarang.

Haikal mengangguk, "Gue boleh duduk disini?" Tanyanya sembari melirik kursi kosong di samping Selena.

"Boleh, silahkan duduk aja."

Setelah mendapat izin dari Selena, Haikal langsung duduk disamping gadis itu. Haikal memperhatikan Selena yang tengah serius membaca bukunya.

"Lo nggak bosen setiap kesini selalu baca buku?" Tanyanya.

Memang benar setiap weekend Haikal selalu melihat Selena yang tengah membaca buku sendirian. Dan karena itu juga yang membuat Haikal memberanikan diri untuk mengajak Selena berkenalan. Selena itu cantik bahkan sangat cantik tapi bukan itu yang membuat Haikal jatuh cinta pada gadis itu. Haikal merasa ada yang disembunyikan oleh Selena karena beberapa kali ia kerap melihat wajah Selena yang sedikit bengkak dan tangannya yang juga lebam.

Hal itu juga yang membuat Haikal ingin lebih dekat dengan Selena, ia ingin menjadi teman gadis itu. Karena ia bisa melihat kalau gadis itu tengah kesepian.

"Nggak. Aku gak pernah bosen untuk baca buku. Menurut aku baca buku itu sangat menyenangkan. Kamu sendiri suka baca buku?"

Haikal menggelengkan kepalanya, "Gue gak suka baca buku."

"Kenapa? Padahal seru tau baca buku. Kita jadi tau pengetahuan baru yang sebelumnya kita gak tau."

Bukannya menjawab Haikal malah memperhatikan wajah Selena yang kembali ada bekas luka yang sudah sedikit pudar. Cowok itu juga melihat tangan Selena yang kembali ada bekas lebam.

"Sorry kalau gue ikut campur tapi kenapa setiap gue ketemu lo lo selalu punya luka? Ada yang jahat sama lo? Atau lo dibully?" Tanya Haikal membuat Selena menggigit bibirnya.

Gadis itu sudah memakai make up untuk menutupi lukanya tapi kenapa Haikal bisa melihatnya. Sekarang, apa yang harus ia jelaskan kepada cowok itu?

"Lo boleh jujur sama gue, Len. Kita sekarang udah berteman kan? Lo boleh cerita apapun ke gue. Biar gue tau kalau lo baik-baik aja atau nggak."

"Hiakal...." panggil Selena.

Haikal mengenggam kedua tangan Selena "Lo gak perlu takut ada gue disini. Gue bakal jaga lo, gue gak akan biarin siapapun sakitin lo-"

"Termasuk orang tua aku?" Potong Selena dengan cepat.

Haikal terdiam sekarang ia tau siapa yang selama ini membuat wajah cantik Selena penuh luka.

Melihat Haikal yang terdiam membuat Selena tersenyum tipis, "Yang kamu pikirin itu benar, Kal." Ucapnya seolah tau apa yang tengah dipikirkan oleh Haikal, "Orang tua aku ingin aku masuk kedokteran, mereka selalu menuntut aku untuk dapat nilai sempurna agar aku bisa masuk kedokteran. Orang tua aku selalu sibuk sama pekerjaan mereka, mereka jarang ada di rumah. Tapi kalau mereka pulang mereka selalu mukul aku dan bilang kalau aku itu anak haram. Gara-gara aku mereka gak bisa jadi dokter. Karena itu juga orang tua aku selalu memaksa aku untuk jadi dokter. Padahal aku gak pernah minta dilahirkan, Kal. Kalau memang ada aku bikin semua orang susah, harusnya aku gak ada kan, Kal? Harusnya aku gak pernah lahir kan?"

Haikal langsung memeluk Selena membiarkan gadis itu menumpahkan kesedihannya kepadanya. Ia tidak pernah menyangka kalau Selena mempunyai hidup yang berat.

"Aku gak pernah punya teman, Kal. Mereka gak mau berteman sama aku karena aku anak haram. Dan akhirnya aku ketemu kamu, kamu teman pertama aku. Aku seneng banget waktu aku punya teman kaya kamu."

"Selena lo hebat. Lo hebat banget karena udah mau bertahan sampai sejauh ini. Tetap bertahan ya apapun yang terjadi? Gue akan selalu jadi temen lo gue gak akan pernah tinggalin lo. Sekarang lo punya gue, lo gak sendirian lagi."

"Makasih, Haikal. Makasih banyak udah mau jadi teman aku."

Haikal mengusap pipi Selena yang basah karena air mata. Untung saja cafe sedang sepi hanya ada beberapa pelanggan jadi mereka berdua tidak menjadi pusat perhatian.

"Jangan nangis lagi ya? Lo jelek kalau nangis. Ayo senyum biar cantik." Celetuk Haikal yang langsung mendapat cubitan oleh Selena.

"Kamu nyebelin banget."

Haikal tertawa cukup kencang. Ia sangat merasa senang bisa menggoda Selena.

"Janji sama gue untuk terus bahagia ya? Kalau lo lagi sedih lo bisa telfon gue."

"Aku gak punya nomor kamu." Cicit Selena pelan.

Haikal menepuk jidatnya pelan, ia lupa kalau mereka belum sempat bertukar nomor telpon.

"Nih tulis nomor lo nanti gue telfon duluan." Haikal menyerahkan ponselnya kepada Selena dan gadis itu langsung menulis nomornya. Setelah selesai Selena langsung mengembalikan ponsel Haikal.

"Nanti gue telfon ya lo harus angkat pokoknya!"

Selena mengangguk.

"Kalau gue boleh tau cita-cita lo apa?"

"Aku pengin jadi guru tapi jadi dokter juga pasti menyenangkan. Aku bisa menyembuhkan banyak orang. Kalau kamu cita-cita kamu apa?"

Haikal menatap Selena dengan sangat serius, "Cita-cita gue itu lo."

Jantung Selena berdetak begitu kencang mendengar ucapan Haikal, "Aku?"

Haikal mengangguk lalu menggenggam tangan Selena, "Cita-cita gue itu lo. Gue pengin lo jadi masa depan gue, gue pengin terus membahagiakan lo. Gue suka sama lo dari awal gue liat lo disini. Makanya gue memberanikan diri untuk mengajak lo kenalan. Tapi gue gak mau ngajak lo pacaran gue pengin langsung nikahin lo tapi itu nanti nunggu gue sukses dulu. Sekarang gue masih miskin gue belum pantes buat lo. Lo mau nggak nunggu gue sampai gue sukses? Sekarang kita berteman dulu ya. Gapapa kan?"

"Kal aku gak pantes buat kamu. Aku-"

"Gue juga gak pantes buat lo. Maka dari itu sekarang kita berteman dulu kita saling mengenal satu sama lain. Tapi kalau nanti lo suka sama cowok lain gue bakal terus dukung lo kok."

"Buat apa aku suka sama orang lain kalau ada kamu kal? Kamu baik banget sama aku. Bahkan kamu masih mau berteman sama aku setelah tau semuanya. Aku yang harusnya berterima kasih sama kamu karena kamu udah mau jadi teman aku bahkan suka sama aku. Terima kasih banyak Kal!"

Haikal membawa Selena kedalam pelukannya, "Jadi lo mau kan nunggu gue sampai gue sukses?"

"Mau, Kal. Aku mau nunggu kamu sampai kapanpun."

Haikal cowok pertama yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Walau pertemuan mereka singkat tapi Selena yakin kalau Haikal itu cowok baik. Selena berharap semoga Haikal selalu bahagia. Dan kalaupun suatu saat nanti Haikal bertemu perempuan lain, ia akan terus dukung Haikal.

"Makasih, Len, makasih!"

🌻🌻🌻

Sorry baru update wkwk

Update ini dulu ya bestie

Maaf juga kalau cringe😭gue gak bisa bikin cerita romance😭

Vote dan komen ya!

See you💚

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang