Spesial part: 2. Dhika dan Lukisan

2.8K 373 7
                                    

Kecintaan Dhika dengan lukisan sudah terlihat sejak anak itu masih kecil. Disaat anak itu belum lancar membaca, Dhika sudah tertarik dengan menggambar. Mencoret buku gambar setiap harinya sudah menjadi rutinitas Dhika sejak kecil. Bahkan, ketika ketiga adiknya bermain mobil-mobilan, Dhika lebih memilih untuk mencoret-coret buku gambarnya.

Pensil warna yang mempunyai banyak warna yang sangat cantik membuat Dhika senang untuk mewarnai tiap gambar yang ia buat. Itu juga salah satu kelebihan Dhika kecil, Dhika sudah bisa membedakan warna-warna dari pensil warna. Adik-adiknya belum bisa membedakan warna tetapi Dhika sudah terlebih dahulu bisa. Tetapi, Dhika lebih telat dalam hal membaca dibanding ketiga adiknya. Tapi percayalah setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mereka tidak bisa disamakan walaupun mereka kembar sekalipun.

Ghina membuka kamar si kembar dengan pelan. Ia ingin memastikan apakah anak-anaknya sudah tidur siang atau belum. 30 menit yang lalu, Ghina sudah datang ke kamar kembar dengan membawa 4 botol berisi susu untuk kembar. Ia juga menyuruh si kembar untuk minum susu terlebih dahulu sebelum mereka tidur. Yap, si kembar memang tidur dalam satu kamar. Kembar sendiri yang meminta untuk tidur satu kamar tidak ingin dipisahkan.

Pintu terbuka dan Hal pertama yang Ghina lihat adalah ketiga anaknya yang sudah tertidur dengan posisi yang sedikit tidak wajar, kaki Naren berada dimuka Vano sedangkan Haikal yang menjadikan Naren sebagai guling. Ghina hanya menggelengkan kepalanya melihat itu. Matanya menoleh kearah anak sulungnya yang masih terjaga dengan buku gambar yang ada ditangannya.

Ghina menghampiri anak berusia 4 tahun itu yang tengah asik menggambar, "Mas Dhika kok gak ikut bobo kaya adek?" Tanyanya lalu ikut duduk dikarpet samping Dhika.

Dhika menghentikan kegiatan menggambarnya lalu menatap sang mamah dengan senyuman indahnya.

"Dhika ndak ngantuk mamah." Jawab anak itu dengan polosnya.

Ghina mengusap rambut sang anak yang sudah mulai panjang, "Kenapa nggak ngantuk? Mas udah minum susunya belum?"

Dhika mengangguk dengan lucu, "Susunya udah abis. Tadi mas mau bobo siang tapi Ikal nendang-nendang mas telus, jadinya mas gak jadi bobo." Adu Dhika dengan bibir yang dimajukan. Dhika memang belum bisa ngomong R, jadi harap dimaklumi ya kakak-kakak.

Ghina terkekeh pelan lalu melihat Haikal, anak itu memang paling tidak bisa anteng saat tidur. Haikal juga suka menendang apapun saat tidur dan yang menjadi korbannya adalah Dhika. Dhika yang selalu menjadi korban tendangan Haikal.

"Mas mau bobo sama mamah nggak? Mas harus bobo siang loh."

Dhika menggeleng menolak ajakan Ghina.

"Kenapa sayang?"

"Mas mau lanjutin gambal. Gambal na belum selesai."

Pandangan Ghina beralih ke buku gambar yang ada ditangan anaknya. Gambar Dhika memang belum bisa dikatakan bagus tapi anak itu sangat senang setiap berhadapan dengan buku gambar dan pensil warna.

"Kalau mamah boleh tau, mas Dhika gambar apa?"

Dhika menggeleng lalu memeluk buku gambar agar Ghina tidak bisa melihat gambar yang ia buat, "Lahasia dong. Nanti kalau gambalnya udah jadi balu mamah boleh liat."

Ghina terkekeh pelan. Sebenarnya ia sudah melihat sedikit gambar yang sedang anaknya buat, tetapi ia akan berpura-pura tidak tau apa yang sedang Dhika gambar.

Dhika kembali melanjutkan gambarnya dengan sedikit menjauh dari Ghina. Ia tidak ingin Ghina melihat gambarnya yang belum jadi.

"Mas Dhika mau ikut les gambar nggak?"

"Eumm?" Dhika menoleh, ia tidak paham dengan apa yang Ghina katakan, "les itu apa?"

"Les itu kaya sekolah, tapi nanti mas cuma belajar gambar aja disana."

Dhika masih belum paham dengan itu, "Tapikan Mas udah sekolah, mah?"

Kembar memang sudah bersekolah. Sebenarnya Ghina ingin menyekolahkan mereka saat umur mereka 5 tahun, tetapi setelah dipikir lagi, anak-anaknya harus mulai bersosialisasi dengan teman-temannya. Karena Selama Ini Kembar tidak mempunyai teman dan hal itu membuat Ghina dan Jeffry sedikit takut kalau kembar akan takut untuk bermain dengan anak-anak sebayanya. Makanya, mereka berdua memutuskan untuk menyekolahkan kembar lebih awal. Untungnya kembar tidak menolak malahan mereka terlihat senang saat bertemu dengan teman-temannya.

"Kalau les gambar itu beda sama sekolah mas yang kaya biasa. Kalau di sekolahan kan mas belajar banyak kan? Belajar membaca, belajar menghitung, belajar nanyi dan masih banyak lagi. Tapi, kalau sekolah gambar, mas cuma belajar gambar aja disana. Mas mau Nggak?"

Ghina tidak tau apakah Dhika akan paham dengan penjelasannya atau tidak. Bukan tanpa alasan Ghina menyuruh Dhika untuk ikut les gambar, Ghina bisa melihat kalau sang anak mempunyai bakat. Dan sebagai orang tua, Ghina harus selalu mendukung hal yang anak-anaknya suka.

Dhika mengangguk dengan semangat, "Dhika mau sekolah gambar!" Sebenarnya anak itu tidak paham, tetapi karena berhubungan dengan hal yang ia suka Dhika setuju saja.

Ghina tersenyum lalu membawa Dhika dalam pelukannya. Ia selalu berdoa untuk kebahagiaan anak-anaknya. Apapun akan ia lakukan untuk anak-anaknya. Bahkan, disaat Jeffry melarang Dhika untuk menggambar Ghina akan menjadi orang pertama yang mendukung cita-citanya. Jeffry memang kurang setuju saat Dhika lebih suka menggambar daripada belajar. Dhika cukup tertinggal dari yang lain, dan penyebabnya karena Dhika terus menggambar, hal itu yang membuat Jeffry tidak suka saat Dhika menggambar.

"Dhika harus janji sama mamah kalau Dhika akan jadi pelukis yang hebat suatu hari nanti. Dhika harus bisa membuat semua orang kagum sama karya Dhika."

Dhika mengangguk walau tidak paham dengan ucapan Ghina, "Mas Janji, mamah!"

Ghina kembali memeluk Dhika dengan erat dan tanpa ia sadari Dhika sudah terlelap dalam pelukannya. Ghina membawa Dhika ke kasur lalu merebahkan sang anak disamping Vano agar tidak tertendang oleh Haikal. Sebelum ia tidak keluar, Ghina menyempatkan diri untuk mencium anaknya satu persatu.

"Selamat tidur jagoan, mamah."

🌻🌻🌻

Halo guys maaf ya aku udpatenya lama😭😭

Hari ini aku baru bisa udpate spesial part ya, maaf banget ya buat kalian yang udah nungguin😭

Tapi tenang part selanjutnya bakal masuk ke konflik baru. Konflik kali ini bakal lebih, ada deh pokoknya wkwk. Kalian harus terus ikutin cerita ini sampai end ya!

Oh iya, aku mau ucapin Selamat menunaikan ibadah puasa buat kalian yang menjalankan ya🤗

Vote dan komen!

See you!

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang