44. Yang sebenarnya

2.4K 376 20
                                    

Haikal mematung mendengar ucapan Ghita. Ia tidak mengerti kenapa Ghita berkata seperti itu padanya.

"Maksud tante apa?" Ucapnya dengan suara pelan.

"Saya ibu kandung kamu. Apa kurang jelas ucapan saya tadi?" Bisik Ghita kembali. Wanita itu lantas tersenyum melihat respon Haikal yang terlihat cukup terkejut.

Haikal memundurkan tubuhnya, ia cukup terkejut sekarang,
"Gak mungkin! Tante gak mungkin ibu kandung aku!" Ucapnya dengan suara lantang.

Yeri, Vano dan Dhika terkejut kala Haikal berteriak seperti itu. Namun, mereka lebih terkejut dengan apa yang Haikal ucapkan.

"Maksud lo apa, Kal? Kenapa lo ngomong kegitu?" Ucap Dhika. Anak itu menghampiri Haikal, lalu mengusap punggung Haikal yang tampak bergetar.

Haikal terdiam. Ia enggan menjawab pertanyaan Dhika. Ia masih sangat terkejut dengan apa yang Ghita ucapkan tadi. Bahkan, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Tubuhnya sangat lemas. Ini terlalu tiba-tiba untuknya.

Tak lama, tubuh Haikal limbung. Untung saja Dhika dan Vano dengan sigap menangkap Haikal. Sehingga, Haikal tidak sampai jatuh.

"Bawa Haikal ke kamar, Van!" Perintah Yeri.

Vano mengangguk. Ia hendak membawa Haikal ke kamarnya. Namun, Haikal menolak.

"Biarin gue disini. Gue harus tau siapa gue sebenarnya!" Sahut Haikal dengan suara yang cukup pelan. Energi anak itu seperti terkuras sekarang.

"Masuk ke kamar! Kalian semua masuk ke kamar! Biar dia jadi urusan tante!" Ucapnya sembari menujuk Ghita.

"Tante....."

"MASUK KE KAMAR SEKARANG JUGA!" teriak Yeri.

Haikal, Vano dan Dhika bergegas pergi ke kamar Dhika. Vano dan Dhika membantu Haikal berjalan sampai kamar. Mereka memutuskan untuk beristirahat disana.

"Kenapa kamu menyuruh mereka masuk ke kamar, Yeri? Bukannya lebih bagus kalau Haikal tau siapa dia sebenarnya?" Ucap Ghita santai dengan tangan yang ia lipatkan ke dadanya.

Plakk

"Jaga ucapan lo!" Yeri menampar wajah Ghita dengan cukup kencang. Tamparan Yeri meninggalkan bekas di wajah Ghita.

Ghita memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh Yeri. Lalu, wanita itu tertawa dengan cukup kencang, seakan ia tidak merasakan sakit akibat tamparan Yeri.

"Bukannya kamu juga sudah tau kalau Haikal itu anak saya?" Ghita berjalan mendekat kearah Yeri, "Saya sengaja menjatuhkan foto itu agar kamu tau siapa Haikal sebenernya." Ucapnya lalu tertawa kembali.

Yeri tidak habis pikir dengan Ghita. Ternyata Ghita dengan sengaja menjatuhkan foto itu agar dirinya tau siapa Haikal sebenarnya. Ia pikir Ghita tidak sengaja menjatuhkan foto itu. Namun, ia salah. Wanita itu memang sengaja mejatuhkan foto.

Yeri memang sudah melihat foto Haikal saat bayi dan anak itu tengah digendong oleh Ghita. Saat itu, Yeri masih berusaha untuk berfikir positif. Namun, dugaannya benar. Kalau Haikal adalah anak kandung Ghita.

Yeri menatap Ghita tajam, "Gak ada Ibu yang tega membuang anaknya sendiri!"

Ghita kembali berjalan mendekat kearah Yeri, "Untuk apa saya rawat anak haram seperti dia? Dia hanya akan menjadi aib untuk saya!"

Plak

Yeri kembali menampar pipi Ghita. Kali ini, Yeri menampar lebih keras dari sebelumnya.

"DIA ANAK LO! DARAH DAGING LO! LO YANG MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN HAIKAL!" Kesabaran Yeri sudah habis. Tidak ada kata sabar untuk menghadapi wanita iblis seperti Ghita.

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang