15. Camping

3.9K 537 22
                                    

"Pah, ini kan........."

Jeffry mengangguk menanggapi ucapan Dhika.

"Kalian suka kan?"

Si kembar kompak mengangguk dengan mata berbinar. Ternyata Jeffry membawa mereka ke Bukit Bintang, tempat yang sedari dulu ingin mereka kunjungi. Dulu Ghina ingin sekali mengajak Jeffry dan Kembar bercamping disini, namun karena kesibukan si kembar dan Jeffry yang sangat padat, membuat mereka belum bisa mewujudkan impian Ghina.

Bukit Bintang memang tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Hanya butuh waktu 1 jam 30 menit untuk sampai ke tempat ini. Walau begitu mereka belum sempat datang kesini dan baru sekarang mereka bisa datang ke tempat ini tanpa Ghina.

Dulu sewaktu muda, Ghina sering datang kesini untuk melihat Bintang, karena bintang akan sangat terlihat di tempat ini. Maka dari itu tempat ini dinamakan bukit bintang karena kita bisa melihat bintang dengan sangat jelas tanpa bantuan alat.

"Papah yang siapin ini semua?" Tanya Haikal.

Tempat ini benar-benar sepi hanya ada mereka berlima. Padahal setaunya tempat ini sangat ramai saat weekend namun sekarang hanya ada mereka tanpa ada orang lain. Di depannya sudah ada 1 tenda ukuran besar yang sudah siap dan sekelilingnya juga sudah ada tempat untuk bakar2 dan tak lupa kayu bakar untuk api unggun.

Jeffry mengangguk, "Papah sengaja sewa tempat ini khusus untuk kita."

Jawaban Jeffry sontak membuat mereka tercengang. Mereka tidak habis pikir dengan Jeffry yang sampai menyewa tempat camping ini untuk mereka. Ini terlalu berlebihan bagi mereka, tapi si kembar juga senang karena hanya ada mereka disini.

"Kapan papah siapin ini?" Tanya Naren.

"Tadi pagi. Papah sengaja bolos kerja untuk siapin ini. Karena papah mau wujudkan salah satu keinginan mamah kalian buat camping disini." Ucap Jeffry sendu. Si kembar dapat melihat raut wajah Jeffry yang sedih, bukan hanya Jeffry yang sedih kembar pun merasakan apa yang Jeffry rasakan sekarang.

Mereka rindu dengan kehadiran Ghina yang selalu menampilkan senyuman manisnya.

"Maaf ya kalau papah telat bawa kalian kesini. Harusnya kita berenam bareng mamah kalian, tapi sayangnya kita harus kesini hanya berlima" tambah Jeffry.

"Papah gak perlu minta maaf begitu, mungkin kita telat buat wujudin keinginan mamah tapi mas yakin kalau mamah diatasi sana liatin kita sambil tersenyum karena kita berhasil datang ke tempat favorit mamah." Sahut Dhika tersenyum membuat Jeffry ikut tersenyum.

"Bener kata Dhika, Pah. Gak ada yang harus disesali sekarang. Tempat ini sampai kapanpun akan selalu jadi tempat favorit mamah dan kita mulai dari sekarang" ucap Vano.

"Papah seneng kalau kalian suka di tempat ini. Dulu waktu papah masih pacaran sama mamah kalian, mamah selalu ngajak papah kesini. Mamah kalian lebih suka diajak kesini daripda ke mall." Jeffry terkekeh kala mengingat saat-saat ia dan Ghina berpacaran dulu. Ghina paling tidak suka saat ia ajak ke mall atau restoran, Ghina lebih suka hal-hal yang sederhana dan itu yang membuat Jeffry menyukai Ghina. Ghina itu perempuan sederhana yang berhati malaikat. Sampai kapanpun tidak akan ada wanita lain yang dapat mengantikan Ghina dihatinya.

"Papah beruntung banget dapet mamah" celetuk Naren tiba-tiba.

Jeffry tersenyum, "Mamah kalian perempuan hebat yang pernah papah kenal. Dia satu-satunya perempuan yang berhasil membuat papah percaya dengan cinta. Sampai kapanpun papah akan terus mencintai mamah kalian."

Si kembar ikut tersenyum mendengar itu. Ternyata sangat dalam rasa cinta Jeffry kepada Ghina. Sampai detik ini pun papah mereka masih setia dengan sang mamah. Padahal bisa saja Jeffry menikah lagi, namun Jeffry tidak melakukan itu. Dia tetap memilih setia kepada Ghina sampai kapan pun.

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang