16. Mencari kebenaran

3.7K 499 33
                                    

Beberapa hari telah berlalu sejak hari dimana mereka camping. Jeffry semakin gila kerja, bahkan ia jarang pulang ke rumah. Si kembar juga sibuk dengan sekolahnya. Haikal dan Naren sudah berbaikan, Naren langsung meminta maaf saat ia tanpa sadar sudah menampar Haikal. Haikal tidak marah kepada Naren, ia malah bersyukur karena waktu itu Naren menamparnya, karena kalau tidak pasti ia sudah berbicara yang lebih menyakitkan daripada kemarin.

Hari ini sekolah pulang lebih awal karena guru sedang rapat mempersiapkan UAS semester 1 yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi.

Naren dan Dhika sedang berada di taman dekat rumah Bu Sumi, mereka ingin datang ke rumah Bu Sumi untuk meminta bantuannya. Dhika sudah tau alasan kenapa Naren ingin bertemu Bu Sumi, ia masih tidak terlalu percaya dengan apa yang Naren katakan. Menurutnya ini sangat tidak masuk akal, tapi demi Naren akan ia lakukan.

Untung saja Vano dan Haikal sedang ada urusan lain, jadi mereka berdua tidak perlu merasa khawatir kalau Vano dan Haikal akan ikut.

"Ayo kita ke rumah Bu Sumi." ajak Dhika yang dibalas anggukan oleh Naren.

Hari ini Bu Sumi tidak masuk sekolah karena anaknya sakit, jadi mereka memilih datang ke rumah Bu Sumi.

Hanya butuh waktu 5 menit dari taman untuk mereka sampai di rumah Bu Sumi. Ramai, hal pertama yang Naren rasakan saat berada di depan rumah Bu Sumi. Diluar banyak sekali mahluk tapi mereka tidak berani masuk ke dalam rumah. Dhika dan Naren langsung berjalan masuk ke rumah Bu Sumi.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, Bu." Dhika mengetuk pintu rumah Bu Sumi karena disini tidak ada bell.

"Waalaikum salam, sebentar." Teriak seseorang dari dalam yang diketahui itu adalah suara Bu Sumi.

Tak lama Bu Sumi keluar membuka pintu dengan menggendong sang anak yang sedang tertidur.

"Aduh maaf ya anak ibu lagi rewel minta digendong terus." Ucap Bu Sumi seraya tersenyum menyambut kedatangan Dhika dan Naren.

Naren tersenyum kecil, "Harusnya kita yang minta maaf, Bu. Udah ganggu waktu ibu."

Bu Sumi menggeleng cepat, "Nggak ganggu kok. Ayo masuk."

Mereka masuk mengikuti Bu Sumi. Tenang, Naren merasa sangat tenang berada di dalam rumah Bu Sumi. Kalau tadi diluar rumah banyak sekali mahluk sedangkan didalam rumah hanya ada beberapa mahluk itupun mereka penunggu asli rumah dan penjaga Bu Sumi.

"Kalian duduk dulu biar ibu buatkan minum dulu."

"Jangan, Bu. Kita kesini mau minta bantuan ibu" ucap Dhika sopan.

"Minta bantuan saya?" Tanya Bu Sumi.

Naren mengangguk, "Saya Naren, Bu, kembarannya Dhika. Saya yang mau minta bantuan ibu."

Bu Sumi mengangguk paham, "Ada hubungannya sama hantu yang ada diluar? Yang suka jaga kamu?" Ucapnya sembari menujuk Rahayu yang berdiri diluar tanpa mau ikut masuk kedalam rumah.

"Iya, Bu."

"Ibu bisa bantu, tapi kamu mau minta bantuan apa?" Tanya Bu Sumi.

"Jadi gini bu........."

Naren mulai menceritakan semua yang ia tau tentang Rahayu. Dari pertama kali ia bertemu dengan Rahayu. Dan nama yang selalu Rahayu sebut dan terakhir kemarin waktu mereka camping di bukit bintang. Semuanya yang Naren tau ia ceritakan tanpa kecuali. Ia pun menceritakan tujuannya datang kemari.

"Ibu bisa bantu saya?"

"Bisa. Ibu bisa bantu kamu dan juga Rahayu." Ucapan Bu Sumi membuat Naren tersenyum.

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang