52. Astral projection lagi?

2.1K 201 8
                                    

Hari ini, hari pertama Naren dan Haikal kembali bersekolah. Dhika dan Vano tetap masuk sekolah kala itu, karena Yeri yang memaksa mereka untuk tetep berangkat ke sekolah. Setelah pulang sekolah, barulah mereka pergi ke rumah sakit untuk menjaga Jeffry.

Ada perasaan sedikit takut bagi Haikal dan Naren. Mereka takut dengan tatapan orang-orang yang seperti menghakimi mereka.

Kini mereka berjalan bersama menuju kelas masing-masing. Disetiap koridor banyak pasang mata yang menatap mereka berempat. Namun, ada yang berbeda dengan tatapan mereka semua. Bukan tatapan jijik yang mereka layangkan seperti sebelumnya. Tetapi, tatapan yang membuat mereka sedikit tenang. Bahkan, banyak yang menyapa dan tersenyum kepada mereka.

"Mereka semua kenapa liatin kita kaya gini?" Bisik Haikal yang cukup bingung memahami situasi kali ini. Biasanya mereka semua tidak sudi untuk melihat mereka semua. Bahkan, banyak dari mereka yang merasa tidak suka dengan kehadiran mereka. Tetapi, kini banyak yang menyapanya dan saudaranya.

Dhika, Vano dan Naren pun merasakan hal yang sama seperti Haikal. Mereka cukup bingung dengan situasi sekarang.

"Gue juga gak tau. Lagi pada kesambet kali ya mereka?" Balas Dhika berbisik.

"Udah biarin aja kali. Sejak kapan kita peduli sama mereka? Terserah mereka lah mau ngapain. Selagi gak ganggu kita." Ucap Vano.

Mereka bertiga setuju dengan ucapan Vano. Sejak kapan mereka semua memikirkan tanggapan orang lain kepada mereka. Mereka kembali melanjutkan jalan mereka menuju kelas masing-masing. Ditengah perjalanan tiba-tiba mereka dipanggil oleh guru Bk.

"Twins, kalian hari ini sudah saya izinkan tidak masuk ke kelas. Kalian semua ikut saya ke ruangan." Ucap Pak Bambang selaku guru bk mereka.

Mereka saling bertatapan satu sama lain. Mereka semakin dibuat bingung oleh pernyataan Pak Bambang.

"Ada apa ya, Pak? Kenapa tiba-tiba sekali Bapak memanggil kami?" Tanya Naren.

Pak bambang mengedigkan bahunya, "Udah kalian gak perlu banyak bicara. Sekarang ayo kalian ikut Bapak ke ruangan."

Mau tidak mau mereka semua mengikuti Pak Bambang menuju ruangannya. Dalam hati mereka terus bertanya-tanya sebenarnya ada apa ini? Kenapa tiba-tiba sekali mereka dipanggil ke Bk.

Setibanya di ruang Bk. Pak Bambang mempersilakan mereka untuk duduk di kursi.

"Jadi gini ya twins." Ucap Pak Bambang menggantung membuat mereka berempat semakin penasaran.

"To the point aja Kenapa si, Pak. Tidak usah membuat kami menjadi penasaran." Ucap Dhika.

Pak Bambang tertawa, "Sabar Kenapa si, Dhika. Kamu ini tidak bisa sabaran sekali."

"Pak tolong jangan buat kami semakin bingung. Sebenernya apa yang ingin Bapak bicarakan sama kami." Ucap Naren.

"Kalian ini benar-benar tidak sabaran sekali."

"Gimana kita mau sabar orang bapak aja bertele-tele ngomongnya." Celetuk Haikal.

Pak Bambang kembali tertawa, "Baik-baik bapak langsung aja cerita ya. Sebelumnya bapak mau mengucapkan selamat untuk kalian semua. Karena kalian sudah membuat sekolah kita bangga."

Lagi-lagi mereka semua dibuat bingung dengan ucapan Pak Bambang. Kenapa Pak Bambang mengucapkan selamat kepada mereka. Prestasi apa yang sudah mereka peroleh sampai Pak Bambang mengucapkan selamat.

Melihat si kembar yang terdiam, membuat Pak Bambang tersenyum dan melanjutkan kembali ucapannya, "Biar Bapak jelaskan dulu. Yang pertama selamat untuk Dhika karena lukisan yang beberapa minggu lalu kamu kirim untuk perwakilan lomba melukis se SMA di Indonesia menjadi juara 2. Itu Prestasi yang cukup bagus. Karna dari sekian banyak sekolah yang mengikuti lomba tersebut, lukisan kamu dapat juara 2. Itu sangat membuat Bapak dan sekolah kita bangga." Pak Bambang bertepuk tangan dengan cukup heboh yang diikuti oleh Vano, Haikal dan Naren. Mereka bertiga sangat bangga dengan prestasi yang Dhika dapat. Dhika pun merasa tidak percaya kalau lukisannya mendapat juara 2.

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang