14. Dua Bungsu Arkana

4.9K 567 48
                                    

Sabtu pagi di kediaman bapak Jeffry masih sangat sepi. Si kembar masih tidur nyenyak karena mereka libur sekolah. Jeffry? Dia sudah berangkat ke kantor.

Jam masih menunjukan pukul 8 pagi, namun sepertinya kembar masih ingin tidur karena pagi ini sangat dingin. Semalaman penuh hujan turun dengan deras membuat mereka malas untuk bangun karena udara yang sangat dingin.

Namun berbeda dengan Haikal, anak itu mengeram kesal. Sedari tadi ponselnya terus berbunyi. Ia harus terpaksa bangun untuk mengangkat telfon tersebut.

"Berisik banget si lo! Ganggu orang tidur aja!" Gerutu Haikal

"...."

"Oh shit! Gue lupa, gue siap-siap sekarang. Kita ketemuan disana aja"

Setelah mengatakan itu, Haikal langsung mematikan telfon secara sepihak. Ia langsung berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Cukup waktu 5 menit ia sudah selesai mandi.

Setelah ia siap, Haikal langsung mengambil kunci motornya yang ada diatas meja lalu berlari ke Parkiran. Kesan pertama saat ia keluar kamar adalah sepi, entah kemana perginya semua orang pagi ini.

Tanpa berlama-lama, Haikal langsung mengendarai motonya dengan laju yang cukup kencang untuk pergi ke suatu tempat.

Hanya butuh waktu 10 menit, Haikal sudah sampai didepan bangunan yang cukup besar. Disana juga sudah ada bebarapa sahabatnya yang sedang menunggu kedatangannya. Haikal langsung memarkirkan motornya lalu berjalan masuk ke Panti Asuhan Kasih Ibu. Yap! Haikal datang ke Panti Asuhan. Bukan sekali dua kali ia datang kesini, namun hampir 2 minggu sekali ia akan datang kesini dengan sahabatnya.

"Sorry gue telat." kata pertama yang Haikal ucapkan saat menghampiri sahabatnya.

"Santai aja kali bro. Kita juga baru sampe." balas Handi

"Ya udah yuk langsung aja masuk, udah ditunggu bunda didalam" ajak Haris.

Mereka semua berjalan masuk mengikuti Haris yang lebih dulu masuk kedalam. Dan benar kata Haris, bunda dan beberapa anak panti sedang menunggu mereka diruang tengah.

"Assalamualaikum bunda" ucap mereka lalu menyalami bunda.

"Waalaikumsalam" balas bunda ramah.

"Bunda ke dapur dulu ya, mau buat minum buat kalian" tambahnya.

"Eh gak usah bunda. Nanti kalau kita haus kita bisa ambil sendiri" tolak Haikal yang disetujui oleh yang lain.

Bunda tersenyum, "Gak papa, kalau gitu bunda ke dapur dulu ya. Kalian main dulu sama anak-anak."

"Handi sama Haris bantu ya bun?" Ucap Handi.

"Ya sudah ayok" ajak bunda ke mereka berdua.

Setelah kepergian bunda dan double H, yang lain memilih duduk disofa, ada juga yang sedang bermain dengan anak panti. Haikal mengedarkan pandangannya mencari anak yang ia rindukan.

"Kak Haikal!" Sapa anak perempuan sekitar umur 5 tahun berlari menghampiri Haikal.

Haikal langsung menggendong anak itu, "Hai, Rora"

Nama anak itu Aurora. Diantara anak panti yang lain, Aurora lah yang paling dekat dengan Haikal. Kata Ibu panti, dulu Aurora ditemukan didepan gerbang panti. Saat itu Aurora masih bayi namun dengan teganya dia dibuang oleh orang tuanya. Miris, disaat banyak orang tua yang menginginkan seorang anak, namun orang tua Aurora malah membuang anaknya. Entah Aurora datang karena suatu kesalahan atau bukan, tapi seorang anak layaknya diberi kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Anak tidak salah apapun, yang salah kedua orang tuanya tapi kenapa harus sang anak yang menderita?

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang