60. Sudah pergi

1.5K 168 5
                                    

Beberapa hari telah berlalu, Vano sudah kembali ke Jakarta dan beraktifitas seperti biasa. Namun, aktivitasnya masih sangat dibatasi. Kembar juga sangat menjaga Vano, mereka tidak membiarkan Vano melakukan aktivitas yang berat. Vano hanya bisa menurut saja, ia tidak ingin kembali kena marah ketiga saudaranya karena diam-diam melakukan latihan takewondo.

Kini mereka sedang berada di butik untuk menemani Yeri mencari baju kebaya untuk acara wisuda yang akan diadakan 1 bulan lagi. Skripsi Yeri sudah di acc oleh dospemnya. Jadi, perempuan itu sudah bisa bernafas lega karena ia sudah menyelesaikan kuliahnya.

Walau wisuda masih lama, Yeri ingin mencari baju lebih cepat. Takutnya kalau tidak cepat, baju kebaya habis dipesan oleh yang lain. Jadi ia harus cepat-cepat membeli baju kebaya yanh ia inginkan.

"Bagus warna maroon atau Pink? Atau kalian ada ide yang lain?" Tanya Yeri kepada keempat keponakannya.

Hari ini, hari Minggu jadi perempuan itu sengaja mengajak mereka semua untuk menemaninya mencari baju. Sekalian mengajak mereka untuk main.

"Pink bagus tuh Tan buat lo. Kalem warnanya." Balas Dhika.

"Warna cream juga bagus buat lo Tan." Celetuk Vano.

"Merah bagus tan biar menyala tanteku." Ucap Haikal.

"Pink bagus, tan!" Ucap Naren

"Oke gue ambil yang warna Pink."

Yeri langsung mengambil kebaya warna Pink itu dan membayarnya. Setelah itu, mereka semua kembali pergi untuk berjalan-jalan disekitar mall.

"Vano kalau lo cape bilang ya jangan diem aja." Ucap Yeri.

"Siap, tan!"

Yeri sangat protektif kepada Vano. Pasalnya anak itu akan cepat lelah sekarang, ia hanya tidak ingin Vano kembali sakit karena terlalu kelelahan. Tadinya, Yeri ingin langsung mengajak mereka pulang. Tetapi, kembar menolak dan ingin berjalan-jalan terlebih dahulu di mall. Jadi mau tidak mau, Yeri mengajak mereka untuk jalan-jalan.

"Tan, lo belum jadi nerima Bang Mahen? Kasihan lo dia digantung sama lo." Celetuk Haikal.

Dua hari yang lalu, Mahen sempat datang ke rumah dan mengajak Yeri berpacaran. Mahen juga meminta izin kepada Jeffry dan kembar, mereka semua juga sudah memberikan lampu hijau. Tetapi, Yeri masih belum mau menerima Mahen. Ia hanya masih trauma, ia takut Mahen akan sama seperti Hendra. Ia hanya takut gagal lagi dalam percintaan.

"Mau makan ramen gak?" Tanya Yeri

"Mau, tan!"

"Kita makan ramen ya sama gue mau cerita sama kalian."

Mereka memasuki restoran ramen. Mencari tempat yang kosong, setelah itu mereka langsung memesan makanan masing-masing. Sambil menunggu pesanan dibuat, Yeri akan bercerita keraguan dan ketakutan yang ada pada dirinya.

"Menurut kalian, Mahen cowok yang kaya gimana? Kalian kan sama-sama cowok nih, pasti kalian tau lah ya Mahen kaya gimana." Ucap Yeri.

Kembar tau apa yang sedang Yeri pikirkan. Perempuan itu masih ragu dengan perasaannya kepada Mahen.

"Gimana Kal. Lo kan mantan buaya pasti tau lah gimana Mahen. Dia sejenis lo atau nggak." Celetuk Dhika membuat yang lain terkekeh pelan.

"Mantan buaya darimana. Gue aja gak pernah pacaran ya!"

"Iya gak pernah pacaran tapi lo modus sana sini sama semua cewe." Balas Naren.

Haikal terkekeh pelan, ia bukan buaya. Ia hanya cukup friendly kepada perempuan. Tak jarang ada perempuan yang baper dengan Haikal. Tapi, cowok itu tidak mau ambil pusing. Karena memang ia tidak pernah memberi harapan kepada siapapun, ia hanya ingin berteman saja tidak lebih. Tetapi mereka yang menganggap hal itu serius, jadi itu salah mereka bukan?

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang