18. Khawatir

5K 517 24
                                    

Sudah dua hari ini, Jeffry dirawat di Rumah sakit. Dan sudah dua hari pula si kembar bergantian menjaga Jeffry agar tidak kabur seperti sebelumnya. Ya, saat pertama kali Jeffry bangun di rumah sakit ia langsung berusaha untuk pergi dari sana, dengan kondisi yang masih lemas, Jeffry kabur namun, ia kepergok oleh Yeri dan Dhika sehingga Jeffry kembali dibawa ke ruang inapnya.

Hari ini jadwal Vano dan Haikal yang menjaga Jeffry. Keadaaan Jeffry sudah mulai membaik dari sebelumnya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jeffry hanya kelelahan, asam lambungnya naik dan gula darahnya yang rendah yang membuatnya harus dirawat inap.

Saat kemarin Jeffry pingsan, Yeri benar-benar sangat takut dan saat itu juga si kembar pulang sekolah sehingga mereka membantunya membawa Jeffry ke rumah sakit.

Sekarang Jeffry sedang tidur sehabis minum obat. Vano dan Haikal sibuk dengan ponsel masing-masing. Yeri sedang ada urusan, sedangkan Dhika dan Naren entah kemana perginya mereka dihari minggu ini.

"Kal, lo ngerasa aneh sama Dhika sama Naren gak si?" Tanya Vano sedikit pelan takut menganggu Jeffry yang sedang tidur.

Haikal yang sedang bermain game pun hanya menoleh kearah Vano sekilas lalu kembali fokus ke ponselnya, "Aneh gimana? Menurut gue gak ada yang aneh tuh."

"Mereka jadi sering berdua sekarang, biasanya kan mereka jarang banget pergi berdua."

Haikal mematikan ponselnya karena ia kalah bermain game, "Lo cemburu karena gak diajak pergi bareng gitu?"

"Bukan gitu bego!" Vano memukul kepala Haikal pelan membuat Haikal langsung mengusap kepalanya, "Ya lo pikir aja dua orang yang terkenal nolep dirumah terus tiba-tiba jadi suka main kan aneh." tambah Vano.

"Iya juga ya, kok gue gak kepikiran."

"Bego si lo!"

"Ya gak usah ngatain bego segala! Awas kalau gue tiba-tiba pinter pasti kaget lo!"

Vano memutar bola matanya malas. Ingin sekali ia membuang Haikal ke sungai biar dimakan buaya.

"Kalau lo perhatiin sikap Dhika, dia kaya lagi sembunyiin sesuatu. Dhika keliatan gelisah akhir-akhir ini."

Ucapan Vano membuat Haikal mengangguk setuju. Ia juga menyadari perubahan sikap Dhika, Dhika sekarang lebih banyak melamun dan seperti yang Vano bilang Dhika menjadi sangat gelisah belakangan ini.

"Gue juga ngerasa kegitu. Dhika jadi gelisah banget belakang ini, dia jadi kurang fokus. Kalau Naren menurut gue dia gak ada yang aneh, dia cuma gak bisa tidur akhir-akhir ini katanya ada hantu baru yang rese, makanya dia sering tidur di kamar gue kalau dia gak bisa tidur." Ucap Haikal.

"Akhir-akhir gue juga ngerasa gak tenang banget, Kal. Gue takut kalau ini ada hubungannya sama Dhika dan Naren."

"Bukan cuma lo aja yang ngerasa gitu, gue juga merasa gak tenang banget. Tapi gue selalu berpikir positif biar gue gak mikir yang macam-macem."

Mereka berdua terdiam. Ternyata mereka berdua merasakan ikatan batin yang sama. Belakangan ini mereka merasa sangat gelisah, namum mereka berdua memilih diam karena takut membuat yang lain khawatir dan kini  Mereka berdua semakin takut ada hal buruk yang akan terjadi.

"Nanti kalau Dhika sama Naren kesini, kita ajak mereka mengobrol siapa tau mereka mau terbuka sama kita. Jujur perasaan gue gak tenang banget." Ucap Vano.

Haikal mengangguk.

Mereka kembali terdiam dengan pikiran masing-masing. Ada banyak hal yang menganggu pikiran mereka. Semakin lama mereka semakin larut dalam lamunan, sampai tidak menyadari keberadaan Yeri yang kini sedang menatap mereka berdua heran.

KEMBAR ARKANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang