Wanita cantik yang tak lain adalah Tante Mara berjalan dengan sedikit tergesa-gesa ke kamar Vano. Diketuknya pintu kamar Vano, tetapi tidak ada sapaan dari dalam. Dengan perlahan Mara membuka pintu kamar Vano yang ternyata tidak terkunci dari dalam.
Langkah demi langkah ia lewati, akhrinya ia berhenti tepat disisi ranjang tempat Vano tidur. Vano masih sangat terlelap dalam tidurnya, tidak terusik sedikitpun oleh ketukannya.
"Vano bangun!" Mara menepuk badan Vano guna membangunnya.
Vano menggeliat dalam tidurnya, "Bentar 1 jam lagi."
Mara melototkan mata tidak percaya mendengar jawaban ngawur Vano. Mentang-mentang sekarang hari minggu jadi dia bisa tidur sepuasnya. Mara tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Mara tidak kehabisan ide, ia mengambil gelas yang ada diatas nakas lalu mencipratkan ke wajah Vano, "KAMU MAU BANGUN ATAU TANTE SIRAM?!" Ucapnya yang terkesan sangat dingin.
Sontak Vano langsung bangun dari tidurnya, ia bermimpi buruk. Mimpi bertemu Tante Mara, tante yang paling kembar hindari.
"Shit kenapa gue mimpi Tante Mara." Gumamnya lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Tanpa dirinya sadari itu bukan lah sebuah mimpi melainkan nyata. Karena kini Mara sudah berkacak pinggang sembari menatap Vano tajam.
"Kamu bilang apa, Vano?!"
Vano terkejut mendengar suara yang sangat tidak asing baginya. Suara Tante Mara, orang yang paling ia hindari. Dengan pelan ia menoleh kearah Mara dengan takut.
"T-tante? Sejak kapan tante disini?" Tanya Vano sedikit terbata.
Vano benar-benar terkejut melihat tante Mara yang kini ada didepannya.
"Kamu lupa kalau tante kesini semalam? Padahal kamu sendiri yang nemuin tante."
Vano terdiam mencoba mengingat kejadian semalam. Dan ya, dia baru ingat kalau Tante Mara datang semalam. Vano mengumpat dalam hati, ia benar-benar tidak menyukai tante Mara. Bahkan saudara kembarnya yang lain juga tidak menyukainya.
Tante Mata itu adik tiri sang Mamah. Si kembar tidak menyukai tante Mara karena dia mirip seperti ibu tiri yang sangat kejam. Suka sekali menyuruh si kembar ini dan itu, tak jarang juga si kembar akan kena marah kalau mereka melakukan kesalahan. Maka dari itu tante Mara adalah orang yang paling si kembar hindari.
Si kembar lebih menyukai tante Ghita yang menurut mereka sangatlah baik, jarang memarahi mereka. Tetapi walau begitu, diposisi pertama tetaplah Tante Yeri. Tante Yeri sangatlah segalanya bagi si kembar. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi tante Yeri.
"Maaf tante, Vano lupa." Ucapnya sembari menundukkan kepalanya.
"Saudara kamu yang lain kemana? Papah kamu juga gak ada di rumah." Tanya Mara.
"Mereka gak ada di rumah, Tan?" tanya balik Vano membuat Mara geram.
"Saya nanya kamu, kenapa kamu nanya balik sama saya!"
Vano kembali menundukkan kepalanya, ia tidak berani menatap wajah sang tante. Dalam hatinya Vano terus mengumpati Tante Mara.
"Maaf Tante. Vano baru ingat kalau Naren dan Haikal nginep di apartemennya tante Yeri. Kalau Dhika sama Papah, Vano nggak tau mereka ada dimana."
Vano menang tidak tau kemana perginya Dhika kemarin. Dhika hanya bilang akan keluar sebentar. Kalau sekarang Dhika belum kembali, ke mana perginya cowok itu. Apa Dhika ikut menginap di apartemen Tante Yeri tanpa memberitahunya?
Mara menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa Vano terus saja menundukkan kepalanya. Apakah lantai lebih bagus dari wajahnya?
"Kalau ngomong sama orang, liat wajahnya jangan nunduk! Gak sopan namanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBAR ARKANA (End)
Teen FictionIni kisah empat kembar Arkana yang mempunyai luka dan cerita masing-masing Walau begitu mereka berempat tetap menyayangi satu sama lain. . . . . Start = 14 Juni 2021 Finish = Rank🏆 #1 Jaemin (03 Oktober 2021) #2 Fiksiremaja (01 November 2021) ...