Part 6

3.3K 306 37
                                    

Hari terus berganti. Lamaran resmi pun telah dilakukan. Tinggal beberapa langkah yang harus dijalani Al dan Andin. Seiring dengan kesibukan Andin yang sedang menyusun skripsi, Al juga disibukkan dengan persiapan pernikahannya.

Testing food hingga mencari Wedding Organizer yang terbaik untuk acara sekali seumur hidupnya ini. Papa Hartawan pun ikut turun tangan membantu Al dalam persiapan pernikahan mereka.

Suatu hari, Andin sendirian di apartement. Elsa sedang kuliah dan mungkin akan pulang tak lama lagi, Papa Surya pergi ke cafe. 

"Huffhh bosen banget sih" ucap Andin.

"Assalamu'alaikum Mba Andin!" ucap Elsa.

Wanita itu baru saja pulang kuliah. Dengan bersemangat, anak bungsu Papa Surya ini duduk di sebelah Andin.

"Mba Andin mba Andin" ucap Elsa.
"Kenapaa?" tanya Andin.
"Mba inget ga, sama temen Mba yang seangkatan sama mba dulu. Gita yang pinter seangkatan mba" ucap Elsa.

"Oh iya, Gita kenapa?" tanya Andin.
"Minggu ini dia nikah mba" ucap Elsa.
"Tau dari mana kamu?" tanya Andin lagi.

"Adeknya itu bestie aku di kampus. Ini ada undangannya" ucap Elsa mengeluarkan sesuatu dari tas nya.

"Nih mbak, undangannya" ucap Elsa.
"Gita Deseva dan Gevan Alfattah" balas Andin.

"Iya jadi.. Gita ini, dia yang tua di kelas, di angkatan. Pinter di kelas, pinter di angkatan. Dan dewasa banget"
"Mba suka banget nempel sama dia. Karena dia tu bawaannya positif vibes gituu" jelas Andin.
"Iya mba.. Keliatan dari mukanya" ucap Elsa.

Hari minggu pun tiba. Andin, Elsa dan Papa Surya sedang menyantap sarapan.

"Pah.. Nanti aku sama Elsa mau ke undangan nikahan temen. Papa ikut ngga?" tanya Andin.
"Gausah lah.. Papa kan udah beda generasi. Kalian-kalian aja lah" ucap Papa Surya.

"Beneran pa?" tanya Elsa.
"Iya sayang.. Kalian aja ya yang pergi" ucap Papa Surya.

"Kenapa Papa ga mau ikut? Takut ngerepotin kita?" tanya Andin.
"Ngga kok nak.. Papa ga sefrekuensi sama kalian. Kan temen kalian" ucap Papa Surya.
"Yaudah deh kalau itu mau Papa" ucap Andin.

"Ini Mba Andin yang masak?" tanya Elsa.
"Iyalah siapa lagi?" tanya Andin.
"ENAK!" seru Elsa.
"Beneran?" tanya Andin.

"Iyaa" jawab Elsa.
"Terakhir kita makan sapi lada hitam pas ke rumah Mama, ternyata Mba Andin ikut jejak memasak Mama" ucap Elsa.
"Hehe, mba baru belajar" ucap Andin.

"Oiya, Mama apa kabar ya? Udah lama banget aku sama Elsa ga ketemu Mama. Kapan-kapan main ke rumah mama deh" batin Andin.

Al dan Roy sedang berada di ruang tengah di depan televisi. Roy asik dengan game RPG di ponselnya. Sementara Al sedang bekerja dan sibuk menatap layar laptop nya. Sehingga tidak ada yang fokus menonton televisi.

Sesekali Al mengerutkan alis matanya saat bekerja. Dirinya sangat kaget. Penjualan Barata Royal di Singapura menurun jauh dari bulan sebelumnya. 

"Astagaa jauh banget turun nya" ucap Al.
"Apa sih Al, Al.. Nih mendingan main game bareng gue daripada natapin grafik gak jelas kayak gitu" ucap Roy.
"Diem lu gausah bacot" ucap Al.

Papa Hartawan datang ke ruang tengah dengan jas biru licin yang dikenakannya. Fokus Aldebaran teralihkan saat melihat sang ayah menggunakan pakaian rapi di hari libur.

"Mau kemana pah? Dah rapi aja" ucap Al.
"Mau pergi ke undangan pernikahan anak temen mama. Kalian kenapa ga siap-siap?" tanya Papa Hartawan.
"Ngapain siap-siap?" tanya Al.
"Ya kalian ikut dong" ucap Papa Hartawan.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang