Part 22

2.9K 274 24
                                    

Malam itu adalah malam yang diguyur hujan lebat disertai petir. Aldebaran yang cukup lelah masuk ke kamar. Andin sudah mapan berbaring di tempat tidur.

"Ya Allah.." ucap Al.
"Kenapa mas?" tanya Andin.
"Gapapa, lagi capek aja saya" ucap Al.

Andin duduk dan bersandar di headboard.
"Capek? Mau aku pijitin gak?" tanya Andin.

Aldebaran duduk di sebelah Andin.
"Gaa, gausah" ucap Al.

Andin mengelus-elus wajah Aldebaran karena khawatir.
"Kok saya pusing ya?" tanya Al.
"Pusing kenapa sayang?" tanya Andin.
"Pusing mau sama kamu" ucap Al.

Aldebaran tersenyum nakal yang membuat Andin sedikit geli dengan suaminya.

"Saya sayang banget sama kamu" ucap Al.
"Aku juga..." ucapan Andin terpotong karena Al langsung mencium ranum indah milik sang istri.

Andin juga memanjakan suaminya dengan mengelus lembut tengkuk Aldebaran. Kecupan indah di bibir dua insan itu berlangsung selama beberapa detik sebelum Aldebaran melepaskan piyama milik Andin.

Elusan, belaian yang diberikan Al membuat Andin sungguh terlena malam itu. Ditambah dengan gemuruh hujan dan petir yang membuat malam semakin indah.

Aldebaran mengecupi beberapa titik di tubuh Andin yang sudah tak tertutup itu. Bibirnya mendarat pada leher serta dada Andin yang membuat sebuah bekas merah. Aldebaran akan memulai aksinya. Aldebaran sudah berada di atas tubuh Andin dan siap melakukan nya.

Aldebaran memulai aksinya saat Andin sebenarnya mulai lelah. Namun Andin masih harus melayani sang suami. Dua jiwa mereka menyatu.

Aldebaran kini tak bermain seganas dulu. Dia harus perlahan-lahan karena sekarang benda itu sudah tertanam di rahim Andin. Andin merasakan kehangatan di rahimnya malam itu. Semakin lama, sepasang suami istri itu tertidur.

02.00
Petir menyambar cukup kencang yang membuat dua insan itu terbangun. Dengan sigap Aldebaran memeluk sang istri yang ketakutan mendengar suara petir. Beberapa kali dia mengelus rambut halus Andin. Dan mengecup bibir merah merona Andin.

Sampai pada akhirnya mereka tersadar dan harus segera membersihkan diri pagi itu. Aldebaran menggendong Andin ke kamar mandi. Di kamar mandi, pria dengan roti sobeknya itu masih bermain dengan tubuh Andin yang sungguh menggoda itu.

Seakan tak memiliki perbedaan antara di tempat tidur dan di kamar mandi. Kini Andin semakin membuat nafsu Aldebaran melunjak. Wanita cantik parasnya itu mengelus pelan tengkuk dan pinggang Aldebaran. Yang membuat pria itu geli dan merasakan sensasinya.

Setelah semalaman bermain itu seperti tak ada rasanya. Aldebaran kini mengajak Andin bermain di bath up kamar mandi. Tak peduli betapa sempitnya bath up itu, Al tetap melakukannya. Ditambah dengan ketenangan dan kedamaian air keran yang sengaja dinyalakan oleh Al.

Sampai pada akhirnya mereka menyudahinya. Butuh waktu lama agar Andin dapat membujuk suaminya agar segera menyudahi permainan itu.

---

Pagi harinya, setelah melewati malam yang panjang Aldebaran masih tertidur di tempat tidur yang sudah berantakan itu. Andin sudah keluar kamar.

Kiki dan Mama Rossa menyiapkan sarapan.

"Kikii, tumben sekali kamu masak ikan hari ini" ucap Mama Rossa.
"Iya bu, ikan lagi murah kemarin" ucap Kiki.
"Kiki kan kayak ibu-ibu komplek, nyari bahan makanan yang murah yakan Ki?" tanya Roy.
"Iya Mas Roy tau aja hehe" ucap Kiki.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang