Part 12

2.9K 256 11
                                    

Al merogoh ponselnya dan menelepon Andin. Namun sepertinya Andin mematikan ponselnya. Tanpa pikir panjang, Al langsung berangkat menuju apartement Papa Surya.

Setibanya di apartement, Al langsung berjumpa dengan mertuanya.

"Eh Al?" sapa Papa Surya.
"Mau jemput Andin pa" ucap Al.
"Ohh, yaudah masuk" ucap Papa Surya.

Andin bangun dari sofa dan melihat ke pria yang datang ke apartement Papa Surya.
"Siapa pa?" tanya Andin saat berdiri.

Deg!
Andin melihat ke orang tersebut dan orang itu ada Aldebaran, suaminya sendiri.
"Aku mau jemput kamu" ucap Al.

Istri Aldebaran itu memalingkan wajahnya saat melihat pria yang menghilangkan cincin pernikahan.

"Yaudah pa.. Aku pamit pulang ya" ucap Andin.
"Yaudah nak.. Hati-hati ya sayang.." ucap Papa Surya.
"Al pamit ya pa" ucap Al.
"Iya Al.. Jangan ngebut ya bawa mobilnya" ucap Papa Surya.
"Iya pa" balas Al.

Andin keluar apartement bersama Aldebaran. Sesampainya di lobby apartement, Andin menghentikan langkah kakinya.

"Kenapa berhenti Ndin?" tanya Al.
"K-kamu bisa tau aku disini, bukannya kamu.. L-lagi kerja" ucap Andin.
"Aku pulang cepet tadi.. Trus Roy tanya kok aku pulang sendiri, dia yang kasih tau kamu ke apartement Papa"
"Aku khawatir kamu pulangnya gimana, makanya aku jemput" ucap Al.

Andin hanya menatap suaminya lekat-lekat. Aldebaran menggandeng Andin menuju mobilnya. 

Di perjalanan pulang, Al bercerita kalau dirinya belum dapat menemukan cincin nya.

"Ndin.. Aku belum dapet nemuin cincinnya" ucap Al. 

Tak ada balasan sedikitpun dari Andin. 

"Nanti coba aku cari lagi" ucap Al.
"Salah siapa diilangin" ketus Andin.
"Iyaa, aku yang salah ngilangin cincin" ucap Al. 

"Kayaknya gue harus cari cincinnya sampe ketemu, baru gue bisa ke Singapura tanpa merasa bersalah karena ngilangin cincin" batin Al.

Aldebaran dan Andin tiba di rumah. Mereka langsung menuju kamar tanpa menemui seorang pun. 

"Aku udah cari disini ngga ada.." ucap Al yang berkutat di laci meja kamarnya.
"Ya kamu inget-inget aja sendiri, dimana ngelepasinnya"
"Lagian siapa suruh dilepas" ucap Andin. 

"Aku juga lupa kenapa dilepas waktu itu" ucap Al.
"Kamu.. Masih marah nggak?" tanya Al.
"Hm, dikit" ucap Andin.
"Yaudah nanti aku cari sampe ketemu, jangan marah ya" ucap Al.

Keesokan harinya, Al sudah siap ke kantor dengan jas hitam diselingi kemeja biru. Andin sudah keluar kamar pagi-pagi sekali.

Al pergi ke meja makan mencari Andin. Tak ada siapa-siapa disana. Al memutuskan pergi ke dapur, barangkali ada Andin disana. Dan benar, Andin disana. Dia sedang berdiri menatap layar ponselnya tepat di meja dapur.

"Eh Ndin, kamu.. Disini" ucap Al.
"Iya" balas Andin singkat.
"Aku berangkat kerja ya" ucap Al.
"Nih, bekal kamu" ucap Andin menyodorkan sebuah wadah makan kepada Al. 

Ternyata Andin sudah menyiapkan bekal makan siang untuk sang suami.

"B-buat aku?" tanya Al terbata-bata.
"Heemm" balas Andin.
"Makasih ya" ucap Al.
"Hm" balas Andin.
"Aku berangkat ya, assalamu'alaikum" ucap Al. 

Al pergi meninggalkan Andin sendirian di dapur.
"Waalaikumsalam" Andin baru membalas salam Aldebaran. 

Di perjalanan ke Barata Royal, Al terus memerhatikan bekal yang diletakkan di kursi penumpang sebelahnya.
"Dibikinin bekal dari Andin" ucap Al kesemsem sendiri. 

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang