Part 48

2.3K 262 54
                                    

Cuaca cerah menyelimuti kota Singapura. Keluarga kecil yang hendak puang ke Jakarta, Aldebaran, Andin, Roy serta Arthur sudah tiba di ruang tunggu Bandar Udara Changi di Singapura untuk menunggu penerbangan mereka.

Beberapa menit kemudian, terdengar panggilan para penumpang pesawat tujuan Jakarta. Aldebaran bergegas bangkit dari tempat duduk.

"Sans Al, ga bakal ketinggalan" ucap Roy.
"Iya tau, jaga-jaga aja, kan ga lucu ketinggalan lagi pas pulang" ucap Al.
"Yaudah yuk" ajak Roy.

Mereka berjalan ke garbarata yang terhubung dengan pintu pesawat.

---

Langit mendung menutupi wilayah Jakarta dan sekitarnya. Mereka turun dari pesawat, mengambil bagasi, lalu keluar dan langsung dijemput oleh Papa Hartawan dan Mama Rossa.

Akhirnya mereka tiba di rumah. Andin segera memberikan Arthur kepada sang babysitter, Mirna. Mirna akhirnya bisa kembali ke istana megah milik Papa Hartawan itu.

Lalu Andin masuk ke kamar dan segera membersihkan diri. Setelah tiba di Jakarta, tubuh Andin terasa berbeda. Entah apa yang terjadi padanya.

Setelah membersihkan diri, wanita itu berjalan gontai ke tempat tidurnya. Dia membaringkan tubuhnya. Hanya beberapa saat Andin terlelap.

Beberapa menit kemudian, Aldebaran pun masuk ke kamar. Betapa terkejutnya dia saat melihat sang istri sudah terlelap dengan posisi memenuhi satu tempat tidur.

"Ya ampun, langsung tidur.. Pasti kecapean" ucap Al.

Dia mendekat dan mengambil selimut untuk menutupi tubuh Andin. "Kecapean banget ini, selimut aja ngga dipake" ucap Al.

Pria itu lalu keluar dari kamar menuju ruang makan, mencari Mirna sang babysitter.

"Mir! Sus Mirna!" seru Al di ruang makan.

Mirna yang mendengar panggilan dari bos nya sedikit mempercepat larinya.

"Iya Pak Al?" tanya Mirna.
"Gimana bapak kamu? Udah sehat?" tanya Al.
"Alhamdulillah udah lebih baik dari sebelumnya Pak.." ucap Mirna.
"Alhamdulillah" ucap Al.

"Arthur mana?" tanya Al.
"Lagi sama Pak Roy, di kamarnya.." jawab Al.
"Sama Roy?" tanya Al.
"Iya Pak, ada Pak Hartawan juga" ucap Mirna.
"Oke makasih ya" ucap Al.
"Sama-sama pak" balas Mirna.

Aldebaran pergi ke kamar Roy. Benar saja, adik lelaki bersama dengan sang Papa bermain bersama Arthur di kamar Roy. Al berdiri melihat dari ambang pintu kamar.

"Hm hm hm, disini rupanya" ucap Al.
"Eh ada siapa itu Ar? Papa harimau ya? Atau Papa singa?" tanya Roy.
"Lo ngejek gue hah?!" tanya Al.
"Coba lo pikir deh, emangnya gue ngejek elo?" tanya Roy.

"Gatau, kayaknya iya" jawab Al.
"Ya emang ngejek hahahaha" ucap Roy penuh tawa.

Papa Hartawan hanya terkekeh mendengar pertengkaran kecil kedua putranya.

"Emangnya Al mirip harimau atau singa?" tanya Papa Hartawan.
"Mirip pah, mirip banget" jawab Roy.
"Nggak!" sungut Al.

"Eh kemarin, waktu Arthur hampir ilang di mall gara-gara gue ajak jalan, lo ngamuk kan sama Andin.. Ngamuknya kayak harimau atau singa gitu" ucap Roy.

"Astagfirullah kenapa?" tanya Papa Hartawan.

"Iya paa, jadi aku sama istrinya dia ke mall waktu dia ke kantor.. Trus Andin mau ninggalin Arthur di counter BR.. Pas aku lewat, aku ajak aja Arthur jalan"

"Paniklah istrinya dia, nyariin sampe ke pusat informasi, trus sorenya Al nyuruh jemput aku di lobby, nanyain gimana hari ini plus bawain barangnya dia.. Aku jelasin aja, eh pas sampe kamar, dia ngamuk sama Andin sampe kedengeran di kamar ku pa" jelas Roy.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang