Part 25

3K 254 25
                                    

Malam Minggu yang cerah, Aldebaran berencana mengajak Andin menonton film kesukaannya.

"Ndin" panggil Al masuk kamar.
"Kenapa?" tanya Andin.
"Sa-ya m-mau" ucap Al terbata-bata.
"Mau apa sayang?" tanya Andin.

"Oh mau itu?" ucap Andin mengode Al.

Aldebaran langsung salah tingkah dan berusaha menenangkan dirinya.

"Saya mau, ngajak kamu nonton film kesukaan saya" ucap Al.
"Ya ampun mas, bilang kek" ucap Andin.
"Mumpung yang lain udah pada tidur" ucap Al.
"Yaudah aku mau" ucap Andin.

Andin beranjak dari tempat tidur. Al dan Andin menuju ruang tengah tempat televisi berada. Aldebaran paling senang film action.

Mereka duduk di sofa depan televisi. Aldebaran duduk sambil menyiapkan semangkuk popcorn buatannya sore itu. Andin duduk di sebelah sang suami. Aldebaran merentangkan tangannya di bagian atas sofa dan Andin menyender di ketiak Al.

"Gapapa aku belum diajak kamu quality time bareng.. Tapi kaya gini aja aku udah seneng" ucap Andin.
"Nanti ya kita luangin waktu bareng" ucap Al.

"Nih film yang saya suka" ucap Al.

Andin hanya mengangguk pelan saat sang suami menjelaskan beberapa judul film kesukaannya.

Beberapa menit berlalu, Andin masih saja bersandar di ketiak sang suami. Mata Andin sebenarnya sudah sangat lelah, namun ia memaksakannya agar tetap terjaga.

Tak lama kemudian, Al menoleh ke sebelah nya dan Andin sudah tertidur pulas di ketiak ternyaman Aldebaran.

"Tidur dia" ucap Al.

Aldebaran membiarkan Andin tertidur di ketiaknya. Sampai pada akhirnya film pun selesai. Al mencoba membangunkan Andin.

"Andin.." panggil Al pelan.
"Ndin, kamu ketiduran.. Kita tidur di kamar yuk" ajak Al.

Andin sama sekali tidak bangun dari tidurnya. Aldebaran melepaskan tangan yang tadi merentang mengikuti bagian atas sofa. Pria itu perlahan menggendong Andin ke kamar.

Al berjalan sambil keberatan menggendong sang istri. Dia membuka pintu kamarnya dengan kaki yang dia angkat ke atas.

Pintu itu terbuka dengan sedikit bunyi-bunyian yang membuat Andin terbangun.

"Mas Al" ucap Andin pelan.
"Kamu ketiduran tadi" ucap Al.

Andin hanya mengedipkan matanya perlahan.

Al membawa Andin masuk ke kamar. Dibaringkannya dengan perlahan Andin di tempat tidur. Andin layaknya perempuan yang baru saja terbangun dari tidur. Rambutnya berantakan. Piyamanya juga sedikit terbuka.

Itu membuat Aldebaran yang duduk di pinggir Andin tak lari dari pandangannya. Perlahan tangan Aldebaran merapikan rambut Andin yang berantakan. Tangan kanannya mengelus rambut hitam Andin. Sedang tangan kirinya mengelus pipi mulus sang istrinya. Wajahnya semakin mendekati ranum merah merona Andin.

Kedua bibir itu telah menyatu. Perlahan tangan nakal Aldebaran membukakan piyama merah Andin. Ciuman mereka terlepas. Tubuh Andin sudah tak tertutup oleh kain sedikitpun.

Dia juga mulai membuka setelan piyama biru kesukaannya. Kini Andin hanya melihat aset milik Aldebaran.

Aldebaran sudah berada di atas Andin. Yang dimana ia siap memulai aksinya pada malam Minggu itu. Beberapa titik menjadi tujuan bibir Aldebaran. Berkali-kali terdengar suara-suara menenangkan dari ciuman itu. Sunyinya malam semakin membuat suasana itu indah bagi pasutri itu.

Aksi Aldebaran dimulai saat telah puas bermain dengan indahnya tubuh Andin. Tangannya menggenggam erat tangan Andin. Genggamannya semakin kuat dikala terus memulai permainan itu.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang