Part 20

3.3K 289 21
                                    

Andin masih terus memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Semua mata tertuju pada wanita yang terus meringis itu.

"Ya Allah!" seru beberapa pria dan mendekati Andin.

Pria-pria itu membantu Andin berdiri. Andin mampu berdiri namun badannya terbungkuk karena menahan rasa sakit perutnya.

Dea berada di dalam Classio Cafe melihat keramaian di depan.

"Ada apa sih itu rame-rame?" tanya Dea pada diri sendiri.

Perempuan itu bangkit dan keluar cafe. Dia melihat kalau Andin tengah dipapah oleh beberapa pria serta wanita yang mengerumuninya. Betapa terkejutnya Dea saat melihat  Andin. Dirinya langsung mendekat kesana.

"Andin!" seru Dea terkejut.

"Pak-pak, ini temen saya lagi hamil jadi tolong telepon ambulan sekarang ya!" ucap Dea.
"Iya bu" ucap salah satu pria.

Dea juga memegangi perut Andin yang terus dicengkram oleh tangan Andin. Keringat di wajah Andin bercucuran.

Beberapa menit kemudian, ambulan tiba di Classio Cafe dan membawa Andin masuk menggunakan brankar.

Di perjalanan menuju rumah sakit, Andin terus merasa kesakitan. Tangan kanannya yang dipegang oleh Dea, terus diremas oleh Andin.

"Sakitttt" ringis Andin.
"Sabar ya Ndin, ini kita lagi ke rumah sakit" ucap Dea.
"T-tapi sakitttt" Andin kembali meringis.
"Iya sabaar" ucap Dea.

Mobil ambulan tiba di Rumah Sakit Sumber Harapan yang berada tak jauh dari Classio Cafe. Para suster langsung bergegas menurunkan Andin dari mobil ambulan.

Andin berbaring di brankar sambil di dorong ke ruang IGD. Wajahnya masih menahan rasa sakit. Keringatnya tak henti bercucuran. Rasa sakit yang tak pernah terbayangkan saat ini.

Andin masuk ke ruang IGD rumah sakit. Dokter langsung menangani Andin. Sementara Dea mondar-mandir di depan ruang IGD.

"Ya Allah semoga Andin dan kandungannya ga kenapa-kenapa" ucap Dea.

---

Aldebaran dan Papa Hartawan tiba di rumah. Tak ada sambutan sama sekali. Rumah terasa sepi.

"Assalamu'alaikum" ucap Al dan Papa Hartawan.

"Kok sepi ya pa?" tanya Al.
"Iya.. Pada kemana ya?" tanya Papa Hartawan.

Mama Rossa mendengar suara Al dari dalam segera menghampiri anak dan ayah itu di ruang tamu rumah.

"Papa, Al... Udah pulang?" tanya Mama Rossa.
"Udah ma.. Tadi kerjaan dikit" jawab Papa Hartawan.
"Andin mana mah?" tanya Al.

"Andin tadi izin ke mama pergi ke cafe papa nya. Ada launching menu baru disana dan dia pengen cobain katanya" ucap Mama Rossa.
"Loh belum pulang?" tanya Al lagi.
"Belum tuh" ucap Mama Rossa.

"Yaudah lah Al, gapapa.. Lagi dijalan mungkin" ucap Papa Hartawan.
"Iya pa.." balas Al.
"Yaudah kita makan siang dulu yuk" ajak Mama Rossa.

Al, Mama Rossa dan Papa Hartawan masuk. Mereka kembali berkumpul di meja makan. Aldebaran masih terus kepikiran Andin. Disaat anggota keluarga lain menikmati santapan makan siang itu, dia justru beberapa kali melamun.

"Al.. Kenapa sih?" tanya Roy.
"Gue kepikiran Andin" jawab Al.
"Andin kan tadi lagi pergi ke cafe papanya.. Kan aman, ada papanya" ucap Roy.
"Hmm iyaa" balas Al.

Tak lama, ponsel Al berdering. Pria itu merogoh kocek dan mengambil ponselnya. Telepon masuk dari nomor tak dikenal.

"Siapa yah?" tanya Al.
"Angkat aja" ucap Roy.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang