Part 43

2.3K 263 47
                                    

Ditengah perjalanan, Aldebaran dan Andin harus sedikit bersabar karena jalanan macet di malam Kamis. Entah kenapa malam Kamis menjadi malam yang ramai.

“Mas kenapa ya, malam Kamis pasti rame banget?” tanya Andin.
“Gatau juga, selalu rame kalau malam Kamis” ucap Al.

Aldebaran menarik rem tangannya saat lampu berubah menjadi merah. Tiba-tiba Andin mencolek hidung Aldebaran yang membuat pria itu gemas terhadap istrinya.

“Mas” ucap Andin hendak mencolek hidung suaminya lagi.

Tangan kiri pria itu menahan tangan Andin, “Kamu yaa” ucapnya.

“Aku suka gemess deh sama hidung kamu, mancung banget kayak gedung pencakar langit” ucap Andin.
“Kayaknya lebih tinggi hidung saya daripada Burj Khalifa” ucap Al.

“Iya pasti! Tapi biasanya ya mas, kalau yang hidungnya mancung tuh sering bohong. Makanya mancung banget” ucap Andin.

Aldebaran kembali pada stir mobil, tangan kirinya menurunkan rem tangan, “Teori dari mana? Saya bukan pinokio ya” ucapnya.

“Mirip” bisik Andin.
“Tapi tetep aja, hidung saya mancung.. Pantes Arthur juga mancung” ucap Al bangga.

“Iya-iya, ga ada mirip Mama nya, udah diambil kamu semua mas” ucap Andin.

Aldebaran melirik ke Andin sambil tersenyum, “Mirip kamu juga, dikit” ucapnya sambil menyatukan jari telunjuk dan ibu jari tangan kirinya.

“Oiya mas, aku punya pertanyaan buat kamu” ucap Andin.
“Apa?” tanya pria itu.
“Tebak aku suka hari apa?” tanya Andin.

Aldebaran mengernyit dan mengelus-elus dagunya, “Hari kesukaan kamu?” tanya pria itu.

“Iya” jawab Andin.
“Semua hari kamu suka” ucap Al.
“Iyaa, tapi ada satu hari yang aku paling suka” ucap Andin.
“Apa?” tanya Al.
“Kamis” jawab Andin.

“Oh karna pernikahan kita hari Kamis, kan?” tanya Al.
“Iya masuk sih alasannya” ucap Andin.
“Ada alasan lain?” tanya Al.

Andin mengangguk-angguk.

“Kenapa?” tanya Al.

Andin menyelipkan tangan dan mengelus tengkuk suaminya, “Ka... Miss youu” ucap wanita itu.

“Tiap hari bareng, kangenan terus” ucap Al.
“Yaiyalah mas, kan kamu emang ngeselin tapi ngangenin” ucap Andin.

“Iya-iya, terserah kamu deh..” ucap Aldebaran.

---

Aldebaran dan Andin tiba di Greenland Cafe. Al membukakan pintu untuk sang istri keluar dari mobil. Wanita cantik itu menggandeng tangan Al seraya berjalan.

“Kayak pacaran, tapi anak satu” ucap Aldebaran.
“Gapapa dong, kan masih muda” ucap Andin.
“Kamu muda, saya tua” ucap Al.

“Ngga kok, kamu kayak masih muda mas” ucap Andin.

Aldebaran mengerucutkan bibirnya sambil sedikit tertawa, “Ada-ada aja kamu” ucapnya.

Dua insan itu menarik kursi di meja yang berada tak jauh dari kasir. Tak lama, pelayan datang menghampiri.

“Mau pesan apa Mba, Mas?” tanya pelayan sambil meletakkan buku menu.
“Kamu mau apa?” tanya Al.

Andin menarik buku menu itu dan membuka halaman demi halaman, “Ngga makan deh mas, minum aja” ucap wanita itu.

“Yaudah, minum apa?” tanya Al.
“Apa ya?” tanya Andin.
“Gausah yang manis-manis” ucap Aldebaran.

Andin mengernyitkan alisnya, “Emang kenapa?” tanyanya.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang