Part 28

3.4K 293 27
                                    

Hari demi hari berlalu. Bulan begitu cepat berganti. Semakin hari, perut Andin semakin membesar seraya bayi kecil itu tumbuh di dalam rahimnya. Aldebaran semakin protektif terhadap istrinya. Pria itu hanya mengizinkan Andin ke kantor Maharatu Kosmetik seminggu 2 kali. Andin hanya memaklumi betapa protektifnya Aldebaran.

Tepat pukul 11 malam, Aldebaran menemani Andin yang sudah merasakan kontraksi. Pria itu sangat bersabar menunggu kehadiran buah hati kecilnya. Beberapa kali pria itu mengelus lembut tangan Andin.

Di pembukaannya yang ketiga, Andin masih bisa bercanda dan tertawa bersama Aldebaran. Bersenda gurau serta berbagi cerita mengalami kontraksi saat itu juga.

"Nanti anak kita pasti mirip saya" ucap Al.
"Aku dong, pasti paling banyak mirip aku.. Lebih dominan aku mas" ucap Andin.
"Ngga lah, dimana-mana biasanya yang lebih dominan itu papa nya" ucap Al.
"Dih sok tau" ucap Andin.

Detik demi detik berlalu, tepat pukul 12 adalah hari ulang tahun Andin. Aldebaran mengucapkannya pada wanita yang sedang berjuang melahirkan bayi kecil mereka.

"Happy birthday Andin, ulang tahun pertama kamu dalam pernikahan kita.. Dan sebentar lagi akan hadir, malaikat kecil kita" ucap Aldebaran.

Ditengah rasa sakit kontraksi, Andin mendapat ucapan ulang tahun pertamanya dalam pernikahan mereka. Wanita itu berterimakasih pada Al karena mengingat ulang tahunnya.

"Makasih mas" bisik Andin.

Pria itu mengelus-elus perut buncit istrinya, berharap malaikat kecilnya bisa segera hadir melengkapi keluarga kecil mereka.

"Cepet keluar ya, jagoan Papa" ucap Al.

Ponsel Al berdering oleh telepon yang masuk pagi itu.

On Call
"Halo ma"
"Andin gimana Al??"
"Andin udah pembukaan 3 ini ada disebelah aku"
"Kasih telepon nya ke Andin, mama mau bicara"

Al memberikan ponselnya pada Andin.

"Halo ma.."
"Halo sayangg, happy birthday ya.. I wish all the best for you"
"Mama tau ulang tahun aku?"
"Tau dong sayang.. Al pernah cerita"
"Makasih ya ma"
"Iya sayang.. Semangat ya, mama ga sabar nungguin cucu mama"

"Iya ma"
"Roy juga nih, udah ga sabar mau bandingin kegantengan Al sama ponakannya"
"Hahaha"

"Yaudah, nanti telepon lagi ya sayang"
"Iya ma"
Off call

Andin beberapa kali berpindah posisi, dari terlentang hingga miring ke kanan kiri akibat rasa sakit kontraksi. Aldebaran berusaha menenangkan istrinya. Melihat Andin yang kesakitan sangat membuat Aldebaran sedih.

Sampai tiba pada pembukaan Andin yang ke 8, rasanya tubuh Andin seperti remuk. Ia ingin segera mengejan karena rasa sakit yang luar biasa. Namun Andin harus menunggu hingga pembukaan lengkap. Aldebaran terus menyuruh Andin sabar hingga pembukaan lengkap.

"Sabar ya, kuat" lirih Aldebaran.
"Ga kuat mass" balas Andin yang menahan rasa sakit itu.
"Iya-iya sabar" ucap Al.

Andin terus menggenggam erat tangan suaminya dan berusaha mengatur nafasnya. Keringat terus bercucuran dari wajah wanita itu. Butuh waktu agar sampai pada pembukaan lengkap.

Hingga pada akhirnya, pembukaan telah sempurna. Andin sudah disuruh mengejan sekuat tenaga oleh dokter. Wanita itu menuruti permintaan sang dokter walau harus merasakan sakit luar biasa.

Tak butuh waktu lama, malaikat kecil yang selama ini tumbuh dan berkembang di rahim Andin akhirnya keluar dari persembunyiannya. Bayi itu masih basah oleh air ketuban yang dilumuri darah. Tangisan kencang memenuhi ruangan bersalin itu. Bayi itu langsung diambil dan dibersihkan oleh perawat.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang