Part 46

2.3K 270 61
                                    

I give you one chapter today, because I love you
.
.
.

4AM
Andin terbangun karena ia bermimpi sudah pagi. Wanita itu mengucek kedua matanya dan melihat ke arah jam yang berada di atas laci meja itu.

“Jam 4” ucapnya.

Dia duduk menyandar headboard untuk mengumpulkan semua tenaga yang telah habis semalam. Tak lama, ia mendapati kaki Aldebaran yang hendak menimpa Arthur. Dengan segera Andin mencegah itu terjadi.

“Astaga Mas Al..”
“Bahaya ini, biasanya kan Arthur di box bayi ini di kasur malah hampir kena kaki Mas Al” ucap Andin.

Andin kembali berbaring miring menghadap sang suami tertidur dengan menumpu kepala menggunakan tangan kirinya. Dia menggoyang-goyangkan tubuh Aldebaran dengan tangan kanannya.

“Mass, kaki kamu tadi hampir nimpa Arthur mas” ucap Andin.

Aldebaran mengeluarkan suara-suara geraman gigi bertemu gigi di dalam mulutnya. Entah apa yang ia lakukan disana.

Andin lalu bangkit dari tempat tidur dan menggeser posisi Arthur agar sedikit menjauh dari sang suami.

Wanita itu lalu berjalan ke sisi kasur yang lain. Dia mengelus rambut Aldebaran.

“Nyenyak banget, kasian, kecapean pasti” ucap Andin.

Aldebaran berbalik badan lalu merasakan sang istri mengelus rambutnya. Dia menyipitkan kedua matanya, “N-Ndin..” ucapnya.

Andin menatap suaminya lekat-lekat, “Apa?” tanya wanita itu.

Aldebaran menggeliat sebelum menjawab pertanyaan istrinya. Andin membungkukkan badannya, lebih dekat ke wajah Al suaminya.

Dia memberikan satu kecupan di pipi kenyal suaminya. Bunyi yang begitu ditunggu-tunggu Aldebaran setiap pagi.

Morning hubby” bisik Andin.

Dengan mata yang masih sedikit menutup Aldebaran tersenyum, “Bisa ya kamu” ucapnya.

“Kamu gak mau mandi bareng aku?” tanya Andin.
“Mau lah” jawab Al.

Pria itu bergegas bangkit dan berdiri di hadapan sang istri. Dia segera menggendong Andin dan memberinya morning kiss lalu membawanya ke kamar mandi.

---

Andin tengah sibuk membalut rambutnya yang basah. Padahal terdapat hairdryer di kamar hotel itu, namun sudah lebih dahulu dipakai oleh sang suami.

Aldebaran keluar dengan kemeja putih yang akan ia pakai dengan jas abu-abu. Pria itu segera mengambil jas abu dan memakainya.

“Untung Arthur ga bangun mas, aku tuh takut dia bangun” ucap Andin.

Aldebaran mengancingkan kedua kancing yang berada di pergelangan tangannya, “Kan saya juga pelan-pelan, kalau kenceng-kenceng pasti dia bangun” ucap Al.

“Kamu dulu, kenceng banget.. Pertama kali padahal” ucap Andin.
“Ngga kenceng, itu kamu kali yang ngerasa kenceng.. Kan pertama kali” ucap Al.

“Kalau ngga kenceng, aku ngga kesakitan mas.. Orang aku sampe nangis” ucap Andin.
“Tapi itu ngga kenceng Ndin, biasa aja” ucap Al.
“Gatau deh, kan punya kamu” ucap Andin.

Andin tertuju pada celana Aldebaran yang tampak menonjol, “Itu? Ngga tidur mas?” tanyanya.

“Kamu sih, ngobrolin dia, ngga tidur jadinya” ucap Al.
“Pasti kamu mau lagi kan?” goda Andin.
“Ngga usah mancing, udah pagi.. Saya ada kerjaan” ucap Al.
“Bercanda mas, aku ngga mancing kok” ucap Andin.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang