Part 24

2.8K 270 19
                                    

Al dan Andin berjalan keluar ruangan. Mereka akan pergi ke apartement Papa Surya. Ya walaupun Andin sudah menikah dengan Al, Andin masih sering mengunjungi cinta pertamanya, Papa Surya.

"Mas" panggil Andin dalam mobil.
"Apa?" tanya Al.
"Aku diliatin orang loh tadi, kayanya orang itu liatin aku karna aku kayak nikah sama om-om" ucap Andin.
"Maksud kamu om-om siapa? Saya?" tanya Al.
"Ngga mas.. Kan itu dimata orang, dimata aku kamu itu ganteng" ucap Andin.
"Ooh jelas, kalau anak kita cowok, pasti kegantengannya 11 12 sama saya" ucap Al.
"Dihh, sok-sok an dia" cibir Andin.

Tiba-tiba, Andin merasa pusing saat kecepatan mobil ditambah oleh Aldebaran. Dia memegangi kepalanya dan memijatnya sedikit. Aldebaran panik saat melihat sang istri memegangi kepalanya. Pria itu memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Kenapa??" tanya Al panik.
"Gapapa mas, cu-cuma agak pusing aja.. Kamu bawa mobilnya pelan-pelan aja ya" ucap Andin.
"Yaudah kalau gitu kita pulang aja ya, kamu istirahat di rumah" ucap Al.
"T-tapi.." ucapan Andin dipotong Al.

"Udahh pulang aja ya, atau mau ke dokter" ucap Al.
"Gausah lah, cuma pusing dikit kok" ucap Andin.
"Yaudah pulang ya, istirahat di rumah.. Kamu tuh kecapean" ucap Al.

Andin mengangguk pelan.

Saat tiba di rumah, Al langsung memapah Andin turun dari mobil dan masuk ke rumah. Mama Rossa berada di ruang tengah.

"Andin kenapa?" tanya Mama Rossa.
"Tadi Andin pusing pas jalan ke apartement nya Papa Surya, trus kita pulang" ucap Al.
"Yaudah Al kamu bawa Andin ke kamar" ucap Mama Rossa.

"Masih pusing??" tanya Al.
"Dikit" jawab Andin.

Tanpa pikir panjang, Al langsung menggendong Andin dan membawanya ke kamar.

"HUH MAS AL!" Andin berteriak saat digendong sang suami.

"Gausah jalan ya kamu" ucap Al.

Al dan Andin masuk ke kamar mereka. Al menurunkan Andin di tempat tidur. Pria itu duduk di sebelahnya dan memijat perlahan bahu dan leher Andin.

"Aku jadi mau hamil terus deh mas kalau kamu kaya gini" ucap Andin.
"Oh gapapa, saya siap!" ucap Al.
"Tapi kan aku bukan kucing" ucap Andin.
"Kamu kan kayak kucing" ucap Al.
"Kucing? Kamu ngatain aku kucing?" tanya Andin mencolek pinggang Aldebaran.
"Nggaa maksudnya, kamu kan lucu kayak kucing" ucap Al.
"Ada-ada aja kamu" ucap Andin.

Andin menatap Al dengan tatapan yang berbinar-binar.

"Mimpi apa aku punya suami ganteng kayak kamu" ucap Andin.

Andin mengelus lembut tengkuk Aldebaran dengan tangan putih bersihnya.

"Jangan mancing Andin" ucap Al.
"Ngga mas, aku tau kok ini masih siang" ucap Andin.

Mama Rossa mengetuk pintu kamar Al dan Andin dari luar.

"Al, Andin" panggil Mama Rossa.
"Iya mah?" sahut Al dan Andin.

Mama Rossa membuka pintu kamar Aldebaran Andin.
"Mama sama Kiki udah bikinin sop buat Andin" ucap Mama Rossa.
"Iya mah nanti aku kesana" sahut Andin.

"Buat Andin aja mah?" tanya Al.
"Iya, kan Andin yang hamil, emangnya kamu hamil?" tanya Mama Rossa.
"Iya mah, semenjak aku hamil Mas Al hamil juga tuh, perutnya" ucap Andin menguyel-uyel perut buncit Aldebaran.

"Aah biasa itu, see? Papa kamu juga gitu Al" ucap Mama Rossa.
"Papa sekarang udah sering olahraga, udah sehat.. Badannya udah kayak pemain golf internasional" ucap Andin.
"Iyaa, nanti aku olahraga, semua olahraga nanti" ucap Al.
"Hahahaa" tawa Mama Rossa.
"Oke kutunggu loh kamu, awas ngga" ucap Andin.

FOREVER : ALADIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang