Meant To Be; 3

346 83 8
                                    

Jieun tengah memoles wajahnya untuk yang terakhir sebelum ia benar-benar bangkit dari depan meja rias. Setelah berdebat dengan dirinya sendiri beberapa puluh menit lalu, akhirnya ia memutuskan untuk datang ke acara reuni yang akan dimulai kurang lebih 30 menit lagi.

"Aku naik taksi saja." Ujar Jieun setelah mengangkat telepon dari Nana.

"Jadi kau memilih datang kesana?" Suara itu adalah milik Yuri; rekan kerja sekaligus teman satu rumahnya.

Tangan Jieun bergerak untuk memasukkan ponselnya ke dalam sling bag dengan warna senada dengan pakaiannya. Ia duduk sebentar menghampiri Yuri yang tengah berada di atas sofa.

Menatap dalam-dalam temannya itu dan berujar pelan. "Doakan aku, ya."

Yuri hanya tertawa sebagai tanggapan dari ucapan Jieun. Menurutnya itu hal lucu apalagi ia tau betul bagaimana uring-uringannya Jieun untuk memutuskan haruskah ia datang atau tidak.

"Taksiku sudah datang. Aku bawa kunci sendiri, jadi jangan lupa kunci pintu sebelum tidur." Ujar Jieun.

Yuri ikut melangkah menuju pintu depan. Mengantar keberangkatan Jieun sebelum dirinya masuk kembali ke dalam rumah.

Sementara di dalam taksi, Jieun hanya menatap jalanan yang dihiasi oleh lampu-lampu di pinggir jalan. Malam ini cukup senggang daripada sabtu malam biasanya. Lalu lintas juga berjalan lancar tanpa terjadi kemacetan.

Jieun menghela napas dalam-dalam. Berusaha menenangkan pikirannya dan juga perasaannya. Mungkin malam ini ia akan meminta maaf pada Taehyung atau mungkin tidak.

Biarkan saja isi kepalanya saling bertengkar satu sama lain atau biarkan saja egonya bertengkar dengan hati nuraninya perihal haruskah ia meminta maaf pada Taehyung malam ini atau tidak. Sudah jelas yang harus dikhawatirkan saat ini adalah taksi yang membawanya sudah berhenti yang berarti jika ia sudah sampai di tempat tujuan.

Jieun memberanikan diri turun dari taksi. Belenggang dengan begitu anggun pada pijakannya yang terlihat begitu tepat mengambil langkah.

Sebuah bangunan yang mungkin berlantai lebih dari 30 itu menjadi tempat reuni itu diadakan. Di sebuah ballroom hotel bintang lima dengan petugas keamanan yang siap sedia berdiri di depan lobby untuk menyambut para tamu.

"Oh? Sudah datang?"

Jieun mendongak singkat lantas senyumnya kian melebar kala matanya menangkap sosok yang begitu ia kenal. Nana yang tengah berjalan ke arahnya itu kini menyambutnya dengan tangan terbuka. Membawa dirinya ke dalam pelukan sebelum menepuk singkat pundak Jieun.

"Ayo masuk, sepertinya sudah ada yang datang."

Keduanya berjalan berdampingan dengan lengan Nana yang merangkul lengan Jieun. Mengajak temannya itu untuk menyesuaikan langkahnya.

Malam semakin larut dengan alunan musik yang begitu mendominasi ruangan yang cukup luas dengan kapasitas hampir 100 orang. Meja-meja yang sudah mulai kosong lantaran ada beberapa dari mereka yang pamit terlebih dahulu karena alasan anak, istri ataupun suami.

Ya, sebagian besar dari mereka sudah berkeluarga. Mungkin hanya sepertiga yang masih memilih untuk mengejar karir atau belum siap untuk melangkah ke jenjang hubungan yang lebih serius.

Sedari tadi sejak awal kedatangannya kesini, netranya selalu tertuju pada sosok pria dengan jas navy yang berada tak jauh dari mejanya. Keduanya beberapa kali tertangkap saling pandang meski berakhir mengalihkan pandangan satu sama lain.

"Ji, kau tidak tau ya?"

Jieun total menoleh ke arah Nana yang kesadarannya sedang diambang batas karena pengaruh alkohol. Mungkin tidak lama lagi Nana akan digotong oleh sang kekasihㅡHoseok dan berakhir di kamar hotel.

ViUㅡShort StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang