Meant To Be; END

545 87 21
                                    

Jieun tak menyangka ia kembali bangun untuk yang kedua kalinya berada di ruangan hotel yang sama. Seingatnya pagi tadi selepas ia memaksakan diri untuk pulang ke rumah, dirinya tak benar-benar sampai ke rumah.

Tempat yang sebenarnya menjadi tujuan Jieun adalah sebuah bar yang akan segera tutup karena matahari sudah mulai naik. Seperti yang kita tau, tempat yang penuh dengan minuman beralkohol dengan kadar yang lumayan berbagai jenis itu hanya beroperasi sekitaran jam 6 sore sampai jam 7 pagi.

Disanalah Jieun kembali meminum beberapa gelas alkohol dengan kadar yang cukup tinggi, hingga mengakibatkan dirinya kembali tidak sadarkan diri dan berakhir di sebuah meja bar panjang dengan posisi kepala tertelungkup di atasnya.

"Hoek!"

Rasanya seperti deja vu; melihat kejadian yang sama untuk kedua kalinya pada jarak waktu yang tak terlalu jauh.

Taehyung duduk di tempat yang sama seperti malam tadi. Menghisap gulungan tembakau yang sudah terapit pada sela bibirnya dan menghembuskan asapnya keluar jendela.

Benar, meskipun ia adalah perokok aktif tapi dirinya sangat tidak suka jika ruangan pribadinya dipenuhi asap rokok.

Suara muntahan itu terdengar jelas seperti beberapa jam lalu. Bahkan belum ada seharian setelah Taehyung mendengarnya tadi malam.

Ia hanya mengamati dari tempatnya duduk. Menunggu aba-aba sebelum dirinya akan kembali berjalan ke arah toilet dan memberikan sebotol air mineral pada Jieun. Benar, seperti kejadian berulang.

"Kalau kau--"

"Hoek!"

Kalimat Taehyung menggantung ketika mendapati Jieun kembali mengeluarkan isi perutnya meski hanya cairan yang ia keluarkan. Matanya bergerak singkat menangkap gerak gerik Jieun yang kini sudah mulai membasuh wajahnya dan mencoba berjalan ke arahnya dengan bertumpu pada dinding di sekitarnya.

Tangan Taehyung dengan spontan mengulur ke arah Jieun. Membawa tubuh mungilnya untuk selanjutnya ia rangkul dan berjalan perlahan menuju ranjang.

Taehyung dapat merasakan suhu badan Jieun mulai naik serta wajahnya yang kian memucat juga bau alkohol yang begitu menyengat pada area tubuh Jieun.

"Kau duduk dulu disini. Aku telepon resepsionis dulu untuk memesan makanan untukmu."

Jieun sudah menyandarkan tubuhnya pada dipan ranjang yang sebelumnya sudah diberi bantal agar nyaman untuk punggungnya. Disaat seperti ini bahkan ia masih tak mengerti kenapa lagi-lagi Taehyung yang berada di dekatnya dan menolongnya.

..

Jieun lagi-lagi terbangun untuk kesekian kalinya. Kali ini kepalanya terasa begitu pening meski rasa mualnya sudah lumayan membaik. Ia mengerjap beberapa kali setelah menyadari kepalanya benar-benar menempel pada punggung Taehyung.

"Ah!" Pekik Jieun ketika ia berniat menarik diri untuk bangun dari posisinya.

"Istirahat saja. Mungkin sekitar 30-40 menit lagi kau sudah membaik dan rasa sakit kepalanya sudah hilang."

Suara berat itu mengisi indera pendengaran Jieun. Tak ada lagi yang bisa ia lakulan selain menuruti Taehyung. Mungkin satu-satunya yang akan ia lakukan saat ini adalah menarik lengannya yang melingkar entah sejak kapan pada pinggang pria yang tidur membelakanginya itu.

"Aku menyuruhmu istirahat bukan berarti kau boleh merubah posisi."

Jieun menelan salivanya, matanya membulat total serta pipinya terasa begitu panas. Mungkin karena kondisinya yang tengah dalam pengaruh alkohol atau memang Taehyung memiliki sikap seperti itu.

ViUㅡShort StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang