Hide; Prolog

1K 140 19
                                    

Dua minggu setelah kepergian ayahnya, Jieun kembali beraktifitas seperti biasa. Mata bengkaknya masih menandakan jika dirinya masih larut dalam kesedihan.

Hari ini adalah hari pertama ia masuk kerja. Mengambil lembur untuk mengganti dan menyelesaikan pekerjaannya yang sempat ia tunda selama mengambil cuti.

Jam tangannya sudah menunjukkan pukul 10 malam. Gadis berambut sebahu yang ia biarkan tergerai ini berjalan menuju halte bis tempat ia biasa menunggu bis ke arah apartemennya.

"Halo bu? Aku pulang ke apartemen hari ini, ibu sudah makan?"

"Jangan terlalu sedih, oppa sudah pulang kan? Aku sayang ibu."

Panggilan itu berakhir bersamaan dengan tubuhnya yang sudah bersiap duduk di bangku panjang halte. Matanya melirik sekitar, meski tidak terlalu sepi tetap saja ia terlihat waspada.

Hampir 10 menit, bis yang ia tunggu tak kunjung datang. Jieun memainkan ponselnya, berusaha tenang dan terus melirik ke arah jalanan.

Seorang pria dengan banyak luka lebam, serta darah yang bercucuran dari hidungnya berjalan perlahan menghampiri Jieun. Pakaiannya tampak lusuh serta alas kaki yang sudah tak layak pakai.

Mata Jieun sontak mengikuti arah pria yang kini berakhir duduk disampingnya.

"Tolong jangan takut denganku."

Suara berat itu mengintrupsi pendengaran Jieun. Membuat dirinya merasakan perih setelah melihat luka yang memenuhi wajah pria di sampingnya.

Rasa ibanya mengalahkan ketakutannya. Jieun mendekat ke arah pria yang jelas-jelas ia tak tahu nama dan asalnya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Jieun bersamaan dengan kedua bola matanya yang terus menatap lekat wajah pria di hadapannya.

Pria itu berdiri dengan susah payah bersamaan dengan suara Jieun yang mengalahkan suara kendaraan yang lewat di sekitar mereka. "Jangan. Jangan bergerak."

"Ikutlah denganku, biar aku obati lukamu terlebih dulu." Lanjut Jieun lagi.

"Mungkin kau akan terkena masalah setelah menolongku." Ujar pria itu.

..

"Untung ada pakaian Jongsuk oppa." Gumam Jieun seraya menutup lemari pakaiannya.

Kakinya kini melangkah ke arah kamar mandi, mengetuk pintu kamar mandi sebanyak dua kali sebelum pintu itu terbuka bersamaan dengan satu tangan yang terulur keluar pintu.

Tak butuh waktu lama, pria yang berada didalam kamar mandi itu keluar dengan pakaian yang diberikan Jieun.

"Duduklah, aku sudah siapkan makan malam." Ujar Jieun.

Tak banyak bicara. Itulah yang bisa Jieun simpulkan dari pria asing yang entah kenapa ia bisa ajak ke apartemennya.

"Ini makanan kesukaan oppa. Makanlah dulu, sebelum tidur aku akan mengobati lukamu." Ujar Jieun lagi.

Pria itu hanya mengangguk dan menyendokkan nasi sebelum ia masukkan ke dalam mulutnya.

"Karena hanya ada 1 kamar, kau tidurlah di kamarku. Biar aku yang tidur di sofa." Ujar Jieun lagi seraya membereskan meja makan.

Keduanya kini berjalan menuju kamar Jieun. Jieun menyuruh pria yang sampai saat ini masih belum ia tahu namanya untuk duduk di tempat tidurnya sementara dirinya sibuk mengambil kotak P3K diatas lemari pakaiannya.

"Mungkin akan sedikit perih." Ujar Jieun.

"Kim Taehyung."

"Eoh?" Jieun menatap wajah pria di hadapannya.

ViUㅡShort StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang