Love in Contract; 10

271 66 15
                                    

"Kau kenapa memilih kontrak selama tiga bulan?"

"Padahal acara pertemuanmu saja sangat jarang sekali."

Jieun menggerutu sejak sesampainya ia di apartemen Taehyung. Tentu saja keduanya akan pergi keluar namun sengaja mampir ke apartemen yang harganya tidak murah itu karena akan mengambil beberapa barang.

"Memang kenapa?"

Taehyung masih mengeluarkan barang yang akan dibawanya sebelum dirinya berjalan menuju kulkas dan mengambil beberapa makanan yang sudah berada dalam wadah.

"Lagipula uang yang dipakai kan uangku, bukan uangmu. Kau juga tidak rugi sama sekali." Lanjut Taehyung.

Sepertinya Taehyung dan Jieun sudah terbiasa dengan kehadiran masing-masing. Seperti sekarang Taehyung yang mengeluarkan barang dan Jieun yang dengan sukarela mengemas barang tersebut tanpa disuruh.

"Ya iya, sih. Tapi kan-- Ah sudahlah."

Selanjutnya Taehyung hanya tertawa dengan matanya yang sedikit melirik ke arah Jieun. Bahkan ia sempat menghentikan aktivitasnya hanya untuk memperhatikan Jieun menjawab pertanyaannya.

"Memang kau merasa dirugikan?" Tanya Taehyung.

"Bukannya sebaliknya? Kau merasa diuntungkan, ya kan?"

Jieun menghela napas panjang. Meski ia memang tak pernah menang saat adu argumen dengan Taehyung, tetap saja. Tidak ada kata menyerah di kamus Jieun. Kecuali menyerah pada Jeon Wonwoo.

"Bukan gitu. Harusnya kau ajak aku jalan-jalan seperti klien yang lain."

"Atau seharusnya itu kau pastikan dulu dalam sebulan atau dalam beberapa bulan berapa kali kau ada pertemuan yang mengharuskan membawa istri?"

Taehyung hanya terkekeh. Kini ia menutup pintu kulkas seraya membawa beberapa buah di dalam satu keranjang kecil untuk selanjutnya ia cuci dan ia potong-potong.

"Loh? Aku mana tau. Toh ini pertama kalinya aku memakai jasa konyol seperti ini." Jawab Taehyung yang tangannya kini sedang asik memotong buah dan menatanya di dalam kotak makan.

Sementara Jieun hanya melihat Taehyung dan duduk di kursi yang sengaja ia tarik agar berada tepat di depan Taehyung. Tangannya sesekali mengambil buah yang sudah dipotong Taehyung dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"Hah? Apa kau bilang? Jasa konyol?" Jieun mendecak sebal mendengar pekerjaannya itu dianggap remeh oleh kliennya sendiri.

"Aku harus bilang apa? Jasa yang sangat berjasa untuk kaum single sepertiku?"

"Kalau tau ini jasa konyol kenapa kau pakai juga, hah?" Ketus Jieun.

"Aku disarankan oleh Woosik hyung. Lagipula kapan lagi aku menghabiskan uang untuk hal tidak berguna." Jawab Taehyung.

"Dan kau, berhenti memakan buah yang sudah aku potong." Lanjutnya.

Jieun seketika diam dengan pipinya yang masih penuh dengan beberapa potong buah yang belum sempat dikunyah olehnya.

"Yasudahlah. Jadi kita mau kemana?" Ujar Jieun pada akhirnya.

"Masukkan ke dalam tas tadi." Jawab Taehyung.

"Cih, kenapa kau tidak menyewa asisten rumah tangga saja daripada menyewa jasa dari gadis cantik sepertiku." Ketus Jieun.

"Cepat masukkan dan bersiaplah. Ganti pakaianmu di kamarku."

"Cih, pasti di kamarmu ada kamera tersembunyi ya?"

"Hah? Untuk apa aku menyimpan kamera tersembunyi di kamar pribadiku? Aku bukan pria yang batas percaya dirinya sangat tinggi." Ketus Taehyung.

ViUㅡShort StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang