un-Lucky (II)

230 55 5
                                    

"Kau sering kesini?"

Manik mata indah itu melirik pada sosok pria yang sedang mengambil beberapa cat air dan beberapa model kuas. Pertama kali dalam seumur hidup Jieun mengunjungi tempat seperti ini.

Beberapa kanvas kosong yang di tempat acak, rak yang berisi bermacam warna dan jenis cat air juga beberapa model kuas yang berada tepat di samping rak tersebut. Ada juga beberapa pot berisi tanaman hias yang menambah cantik isi ruangan tersebut.

Jieun berjalan perlahan menyusuri tempat yang disebut Art Cafe itu pelan-pelan. Mengamati beberapa hasil lukisan yang terpajang di sudut dinding disana.

"Aku tidak menyangka tempat ini benar-benar ada?" Gumam Jieun.

"..Memang?" Ujar Taehyung yang nampaknya kebingungan dengan pertanyaan Jieun. Terlebih dia juga bingung, apakah Jieun berbicara dengannya atau bukan.

"Yhaa.. Aku pikir hanya ada di drama yang aku lihat saja." Jawab Jieun.

Taehyung terkekeh pelan. Ia hanya melirik Jieun sekali sebelum kembali fokus pada kanvas dan peralatan lukis di depannya. Tentu, pria itu akan memulai melukis.

Sudah dua bulan berlalu sejak pertemuan pertama mereka. Awalnya Taehyung hanya sering pergi ke mini market yang di jaga Jieun untuk membeli keperluan pribadinya dan sangat kebetulan ia selalu datang saat Jieun memulai shiftnya.

Keduanya memulai hubungan sangat baik. Seperti tempat mereka pergi pertama kali adalah salah satu cafe yang disukai Jieun, sebuah cafe dengan olahan strawberi yang terkenal enak. Dan anehnya, Taehyung juga menyukai strawberi.

Tempat pergi kedua mereka adalah sebuah pameran musik di salah satu taman dekat lingkungan rumah Jieun. Saat itu Taehyung hanya membeli tiket untuk dirinya sendiri, mungkin takdir yang menunjukkan jalan sehingga dirinya mendapat satu tiket gratis karena menjadi pembeli ke-100 dalam pameran tersebut.

Namun dua bulan itu ternyata belum cukup untuk Jieun menunjukkan siapa ia sebenarnya. Dua bulan itu belum cukup untuk keduanya mengenal satu sama lain sampai ke akarnya.

Jieun selalu bilang keluarganya baik-baik saja meski mereka tinggal terpisah. Sementara Taehyung hanya bilang jika ia memiliki cita-cita yang bertolak belakang dengan keluarganya, tapi itu tidak masalahnya.

Kenyataannya adalah keluarga Taehyung adalah keluarga yang keras. Taehyung merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Kedua orang tuanya adalah penuntut mengenai karir Taehyung. Itulah yang membuat Taehyung memilih keluar dari rumah dan meninggalkan semua kemewahan yang disediakan keluarganya.

Ya, Taehyung bukan dari keluarga sederhana. Ia terlahir sebagai anak sulung dari kedua orang tua yang cukup terpandang di lingkungan tempat tinggalnya.

"Kau bisa melukis?" Tanya Taehyung.

Jieun menggeleng pelan. Tentu saja melukis adalah hal yang paling ia tidak suka. Bahkan saat masih sekolah ia selalu mendapat nilai 7 dar 10 setiap pelajaran seni.

"Jangankan melukis, tulisanku saja jelek."

Jieun kembali menghela napas. "Semua bakatku sepertinya sudah diambil oleh kakakku."

Taehyung terkekeh lagi. Ia ingat betul bagaimana Jieun bercerita mengenai kakaknya yang sangat berbakat, bukan hanya soal seni lukis. Gadis itu bercerita kakaknya juga pandai dalam memainkan alat musik, pandai dalam menggambar dan membuat desain, juga tulisannya lebih bagus daripada tulisan Jieun.

"Ada bakat lain yang tidak dimiliki kakakmu tapi dimiliki olehmu, ya kan?" Tanya Taehyung.

Jieun hanya mengangkat kedua bahunya. Jelas saja, ia bahkan tidak tau apa bakatnya sampai saat ini. Selain membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci baju dan menyetrika.

ViUㅡShort StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang