Blue Sky

921 123 24
                                    

Taehyungie
Aku ke rumah.

Aku yang tengah membaca sebuah novel romantis ini langsung mengerjap. Meloncat dari sofa tempatku duduk seraya melempar novelku ke sembarang tempat.

Pesannya begitu mendadak, bahkan kami tidak ada janji untuk bertemu hari ini.

Aku bersiap dengan pakaian seadanya. Hanya hoodie abu serta skiny jeans dan sandal untuk pergi bersama kekasihku; Kim Taehyung.

"Kita jalan-jalan, naik mobil baruku." Ujarnya.

Sombongnya dia yang sama sekali tak keluar dari mobil berwarna hitam pekat itu. Aku hanya berdecih menanggapi nada bicaranya.

"Lihat, atap mobilnya bisa dibuka. Kau akan suka." Ujarnya lagi.

Lagi-lagi nada bicaranya sangat sombong. Untung kekasihku.

"Kita mau kemana? Mendadak loh?" Tanyaku yang masih sibuk mengetik pesan pada ibu, izin untuk pulang larut.

"Danau? Menikmati langit sore kesukaanmu di dalam mobilku." Ujarnya.

Aku hanya mengangguk menanggapinya bicara. Tangannya kini sudah mengunci sebelah tanganku ke dalam genggamannya. Seolah aku ini tahanan yang harus ia borgol agar tidak kabur.

Ya, aku senang. Sangat senang. Apalagi saat wajah tampan itu menoleh ke arahku, dengan senyum kotak khas miliknya.

"Ajari aku menyetir." Pintaku, dengan nada sedikit manja. Oh tidak, sangat manja.

"No." Tegasnya.

Ya, ini adalah permintaanku yang kesekian dan selalu diabaikan olehnya. Alasannya..

"Aku tidak merasa direpotkan untuk mengantarmu kemanapun. Pagi, siang, sore atau malam. Aku siap."

Kembali aku hanya menganggukan kepala seraya mengikuti ucapannya. Tentu aku sudah hapal diluar kepala.

"Aku tidak suka jika kau anggap bercanda, Jieun."

Aku menatapnya. Memasang wajah memelas sedikit cemberut agar ia tak marah padaku. Percayalah, marahnya seorang Kim Taehyung lebih seram dari marahnya harimau di sirkus.

"Taehyung-ah, sayang.. aku juga perlu mandiri. Suatu saat kau punya kesibukan sendiri bukan hanya mengurusku." Keluhku.

Aku melihat ke arahnya. Ia memaikan alisnya. Alis tebal nan tertata rapih itu selalu menawan berapa kalipun aku melihatnya.

"Taksi banyak, bus banyak, subway ada. Apalagi?"

Aku memicingkan mata ke arahnya menatap malas sosok pria yang kini tengah menatap jalanan Seoul dengan serius.

"Sayang, dengarkan aku."

Dia diam.

"Sayang dengarkan aku.." Ujarku, sedikit memaksa.

"Kau minta aku dengar atau aku perhatikan, huh?"

Malu. Aku mengalihkan pandanganku ke luar jendela. Enggan untuk menatapnya lagi.

Baiklah aku tarik kalimat terakhir. Karena kini aku mulai menatapnya lagi. Menatap wajah tampan yang tengah berfokus pada jalanan di depannya.

"Kau punya waktu 1 menit untuk bicara sambil aku perhatikan, cepat."

Aku membulatkan mataku, terkejut ketika wajah tampan yang tengah aku perhatikan itu tiba-tiba menoleh ke arahku dengan menaikkan satu alisnya.

"Ja-jadi, teman-temanku--"

"Langsung intinya saja, 30 detik lagi." Ujarnya.

"Intinya, teman-temanku bisa naik mobil sedangkan aku tidak. Dan aku iri Kim Taehyung!"

ViUㅡShort StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang