Hide; The End

936 128 27
                                    

Katanya, semua yang menjadi milik kita akan kembali pada kita. Entah kapan. Katanya, harapan itu selalu ada untuk mereka yang tak pernah berhenti berharap. Katanya, kesabaran itu selalu menghasilkan sesuatu yang menakjubkan.

Jika ingin menghitung, ini adalah hari ke-4 Jieun ke rumah sakit. Ke kamar VVIP di lantai 5 sebuah rumah sakit di Gangnam.

Jieun membuka pintu ruang rawat Taehyung. Jalannya tak pernah selesu ini sebelumnya. Matanya tertuju pada sosok wanita setengah baya yang kini sudah menyambutkan dengan pelukan.

"Ibu sudah siapkan makanan untukmu, jika butuh apa-apa hubungi ibu ya sayang."

Jieun mengangguk. Ia memilih duduk tepat di samping ranjang tempat suaminya kini tengah berbaring.

"Maaf aku baru datang, sejak pagi little Kim rindu ayahnya dan merajuk untuk menghadangku pergi keluar rumah dengan rasa mual yang luar biasa."

"Aku terus melihat videomu, mendengar rekaman suaramu saat bernyanyi bahkan melihat beberapa fotomu sebelum tidur."

Jieun menarik napas. Tangannya memegang lembut telapak tangan Taehyung untuk ia hujani dengan ciuman singkat beberapa kali.

"Kim? Dengar aku tidak? Katamu, sekalipun kau tidak mencintaiku kau akan tetap menjaga aku."

"Aku sudah tahu semuanya. Kau tahu? Aku tidak suka pria yang memiliki tingkat kejujuran yang rendah. Tapi aku menyukainya saat kau yang melakukannya."

"Kim? Kim? Kim? Aahh.. aku menyukai panggilan itu. Ah, aku baru ingat. Apa karena aku memanggilmu seperti itu jadi aku terus menerus menuruti semua kemauanmu?" Ujar Jieun dengan nada yang sedikit kesal namun air matanya tak berhenti menetes.

"Kim Taehyung.. Kau ingat, saat kau membohongiku perihal twin number? Kau pasti tertawa saat aku bercerita, aku berdoa agar kau cepat sadar tepat di jam 11:11 siang tadi. Sudah, sudah. Aku tahu kau sedang tertawa kan?"

Jieun kembali menghela napas gusarnya. Suaranya kian melemah diikuti dengan kepalanya yang bersandar pada sisi tempat tidur.

"Jika kau tidak bangun aku akan menikahi Taegyu. Huh, biasanya kau langsung memasang wajah kesal dan mencubit kedua pipiku."

Meskipun Taehyung masih di sampingnya, namun Jieun tetap merindukan sosok Kim Taehyung. Si pria yang datang padanya saat penuh luka.

Mata Jieun perlahan mulai tertutup. Jieun tertidur tepat di samping tangan Taehyung. Hal yang selalu ia lakukan saat berada di rumah sakit sebelum akhirnya dipindahkan oleh sang kakak di tempat tidur sebelah.

Denting jarum jam menjadi suara lain selain alat pemantau detak jantung milik Kim Taehyung. Suara yang stabil itu tentu menjadi suara rutin yang di dengar Jieun selama disini.

Kini sudah hampir jam 11 malam. Jongsuk yang masuk untuk menggendong Jieun ini seolah terdiam di depan Jieun. Matanya menatap Taehyung dengan lekat dan penuh haru. Bagaimana tidak, teman sekaligus adik iparnya ini tengah mengamati adiknya yang tidur dalam diam.

"Dokter sudah masuk?" Tanya Jongsuk, suaranya nyaris tak terdengar agar adiknya tak bangun.

Taehyung menggeleng pelan. Gerakannya begitu lemah membuat Jongsuk sedikit mempercepat langkahnya keluar dari ruangan dan mencari dokter.

Seorang dokter dan perawat masuk ke ruangan Taehyung dengan sangat hati-hati setelah Jongsuk berhasil memindahkan Jieun ke tempat tidur.

"Kondisinya stabil, silahkan istirahat kembali sampai besok." Ujar sang dokter.

Jongsuk mengangguk perlahan diikuti dengan kedua tenaga medis itu keluar ruangan. Meski dirinya adalah dokter, tetap saja yang bertanggung jawab atas Taehyung adalah dokter yang bertugas di rumah sakit ini.

ViUㅡShort StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang