🍁Bab 25

1.4K 214 0
                                    

Serangan pertama dari aliansi negara republik akhirnya dimulai. Itu bukan serangan besar hanya melibatkan prajurit biasa dan bukan prajurit mayat hidup yang menyusahkan untuk dihadapi. Pasukan yang dimiliki kekaisaran Cladence pun tak diturunkan semuanya. Yang perlu kulakukan hanyalah melindungi Ludwig yang menempatkan dirinya di barisan tengah pertahanan. Meski bukan serangan yang besar, namun kemajuan senjata api seperti pistol dan granat tak bisa dianggap sepele. Ini semua karena pengkhianatan Count Claes yang tak terendus sejak awal. Mereka menyelundupkan diam-diam teknologi militer yang dimiliki kekaisaran untuk aliansi negara republik dan menciptakan situasi merepotkan ini untuk kami.

Ini semua cukup melelahkan, tapi aku tak bisa mengeluh. Debu dan asap sesak berhamburan di sekitarku. Kenapa perang ini harus terjadi di akhir musim panas?! Siang hari jadi terasa panjang. Dan daratan yang kupijaki ini nampak seperti gurun pasir. Satu dua seruan tertahan dan serangan tak terelakan menggempur kami. Ternyata memikirkan seperti apa perang berlangsung, dengan terjun langsung ke medan perang sangatlah berbeda. Yang kami lawan sama-sama manusia yang merebutkan sesuatu dengan alasan yang tak padu. Kalau begini akan lebih mudah tinggal di rumah sambil memakai selimut dan menonton film.

Aku menurunkan sedikit scarf yang kugunakan sebagai tudung dan juga cadar. Ini sesak, aku terbatuk sesaat sambil berusaha mencuri waktu untuk menenggak air. Berdiri lebih lama lagi sambil menangkis serangan yang datang ke arah Ludwig pasti akan membuatku pingsan. Mataku agak sedikit kabur di tengah debu yang berterbangan ini. Namun daripada diberi kesempatan lengah karena intensitas serangan yang berkurang. Aku malah menyaksikan gerombolan granat terbang di udara. Ini seperti kami sengaja dijadikan daging panggang tengah hari begini. Belum saatnya orang-orang bedebah ini membuat kami menelan kematian. 

Pasukan khusus penyegel yang sudah ditempatkan di tiap barisan segera membentuk formasi membuat segel pelindung besar-besaran. Aura gelap menyelimuti langit. Selagi ada kesempatan mundur pasukan berkuda di garis depan menarik kawannya yang lain ke tempat perlindungan.

Aku menarik tali kekang kuda yang kutunggangi untuk mundur. "Yang mulia serahkan yang lainnya kepada kami!" seru sir Willem yang sudah bersiap menggunakan aura pedang di sisi Ludwig. Semua ksatria tengah berusaha melindungi Ludwig di satu titik. Namun daripada menerima perlindungan itu, Ludwig yang pada dasarnya bebal memerintah semua ksatria untuk mundur dari sisinya.

Dan hal tak terduga selanjutnya yang ia lakukan adalah malah melompat ke atas kuda yang tengah kutunggangi. Kuda itu sontak meringkik dengan keras karena terkejut. Ludwig membantuku menarik tali kekang kuda itu dan menyeimbangkannya di tempat.

"Yang mulia, anda harus mundur. Serangan granat bukanlah hal yang bisa dihadapi dengan tangan kosong!" aku menyentak kesal. Karena sebagai orang yang harusnya dilindungi Ludwig sangat keras kepala.

"Kau pikir hal itu akan membuatku menerima harga diri kekaisaran kita diejek oleh musuh? Ini kesempatan yang besar untuk menghabisi semuanya sekaligus. Kalau kau takut ke garis depan pejamkan matamu!"

"Mana bisa saya begitu sebagai pelindung anda?!"

"Kalau begitu bawa aku secepat mungkin ke garis depan! Master pedang yang bisa menggunakan kekuatan aura ikuti aku yang akan memimpin kali ini!"

Setelah seruan itu suara gemuruh akibat ledakan granat di langit menggema. Aku memejamkan mata karena terkejut. Daripada itu granat yang menghujani kami malah semakin banyak. Seolah berusaha melemahkan segel pelindung dan membuat sisa pasukan tenggelam di tengah keputusasaan.

Di sela kuda yang tengah melaju dengan kencang aku berpikir sejenak. Brunner Lang yang menjadi pemimpin serangan pasukan musuh pasti bukan orang sembarangan. Cara yang dipakainya terlalu kejam. Kalau begini aku jadi tak bisa menganggapnya remeh.

THE SECOND ENDING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang