Saat kembali ke markas ksatria bayangan hal yang kupikirkan adalah menemui Nicholas dan menyepak kepalanya. Tapi hal itu harus kutahan karena sikap profesional yang kesulitan kupegang teguh. Seseorang yang menyambutku ternyata Sir Callahan Reindhart, putra tertua Count Reindhart yang menjadi pemimpin ksatria bayangan untuk divisi ini. "Kau kembali lebih cepat dari dugaan dan selamat tanpa kekurangan apapun. Apa kau yakin tak membuat atau meninggalkan kesalahan di sana?" tanya Sir Callahan mengitimidasi. Hampir seluruh ksatria bayangan yang tengah berkumpul untuk rapat strategi penyelamatan tawanan menatapku serius. Jujur aku tak bisa mengatakan bahwa semuanya kulakukan dengan bersih. Kata-kata terakhir Brunner sebelum kubuat pingsan sangat mengganggu.
Aku menghela napas sejenak, berusaha tenang. Lantas melepaskan tudung jubah dan rambut palsu pirang yang kukenakan. "Daripada menanyakan kesalahan yang tidak saya lakukan, bukankah akan lebih baik kalau kita langsung membahas pokok persoalan dan informasi yang saya dapatkan? Kemana tuan Nicholas saat ini?"
"Dia pergi untuk menemukan dimana markas prajurit mayat hidup dikumpulkan." Jawab Sir Callahan.
"Ah, saya rasa karena kita berbagi penglihatan yang sama, tuan Nicholas mendapatkan informasi lebih cepat. Jadi akan saya jelaskan pokok permasalahan kita sebelum anda mengambil alih untuk memberi perintah selanjutnya, kepala pasukan." Aku menunduk, bergerak cepat lalu berdiri di atas mimbar agar suaraku terdengar lebih lantang. Aku menelan ludah, tak ada waktu. Namun aku gugup karena menjadi satu-satunya wanita di sini. Sebelumnya aku tak bekerja dengan ksatria bayangan tanpa Nicholas. Jadi ini mungkin akan sulit. Sejak tadi mereka nampak meremehkanku dan tak menyambutku dengan tatapan hangat saat kembali. Aku harap apa yang aku katakan akan merubah sesuatu.
"Pertama ada lima orang bangsawan yang memutuskan berkhianat pada kekaisaran. Duke Frederik Keller yang merupakan pangeran pertama, Count Simon Claes kaki tangannya baru-baru ini. Dan para petinggi mantan faksi kaisar Duke Martin Lambert, Marquess Richard Lorey, dan Viscount Isaac Baker. Kalau masih ada sisanya itu pasti orang-orang yang berkaitan dengan mereka." Jelasku tentang situasi terkini.
Semua orang serius menyimak, ini mendebarkan. Apa begini rasanya didengarkan orang lain? "Ada beberapa fakta gawat yang perlu kita waspadai. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari Brunner Lang, komandan pasukan ksatria mereka--"
"Tunggu!" ucapanku terinterupsi. "Apa kau yakin mendapatkan informasi dari komandan pasukan ksatria mereka? Orang dengan pangkat setinggi itu bagaimana bisa kau mendekatinya?!" seruan perihal ketidakpercayaan dari berbagai penjuru menyeruak. Aku tahu orang-orang yang tugasnya menyusup dan membunuh ini tak akan mempan dengan fakta tanpa bukti. Aku dengan cepat merogoh saku jubahku. "Ini emblem yang saya dapatkan dari orang itu, jika masih mencurigai bahwa ini palsu datang dan periksa saja sendiri!"
Sir Callahan selaku kepala pasukan maju memeriksa emblem yang ada di tanganku. Beruntung di detik terakhir sebelum kabur, aku memutuskan mengambil emblem itu untuk jaga-jaga kalau ucapanku tidak dipercaya. Aku tahu Nicholas melihat semuanya juga. Tapi aku sudah menduga kalau pria itu akan memilih bergerak cepat menemukan markas prajurit mayat hidup dan menyerahkan sisanya kepadaku. Jadi meski menangis pun tak ada yang membantuku menguatkan fakta itu sekarang.
Setelah situasi kembali tenang karena emblem itu aku kembali melanjutkan. "Eksperimen mereka tentang prajurit mayat hidup ternyata berhasil. Kita mungkin akan kesulitan jika berkaitan dengan pembatalan kebangkitan. Brunner sendiri yang menyinggung kalau kekaisaran akhirnya mengumumkan perang, prajurit siap tempur yang jumlahnya lebih dari lima legiun telah disiapkan. Mereka ada di markas tanpa matahari. Tempat itu memang tidak signifikan dijelaskan. Bisa ada di gua, bawah tanah, lorong tersembunyi dan lainnya. Hanya saja karena tuan Nicholas telah bergerak lebih dulu untuk menyelidikinya. Saya yakin kalau dia sudah menemukannya saat ini. Saya sebenarnya tak berniat menyinggung seberapa peliknya situasi yang saya dapatkan waktu menyusup ke kamp musuh. Jadi meski tak banyak hanya itu informasi penting yang mampu saya kumpulkan. Untuk tindakan selajutnya kalian yang merasa superior yang harus berpikir untuk menentukan langkah!" aku menahan kalimat terakhir dalam hati dan beranjak turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND ENDING [END]
Fiksi Sejarah[FIRST STORY] Setelah semua ketidakbergunaanku di kehidupan sebelumnya, aku terlempar ke dunia asing akibat menolong anak tetangga yang berniat bunuh diri. Dan dunia itu adalah dunia dari novel yang kebetulan kubaca sambil berlinang air mata selama...