Aku mencoba berjuang mematahkan ilusi ini. Nancy yang makin menyeramkan dan aku yang tak sanggup berkutik meski tahu ini hanya halusinasi. Aura mana bewarna hitam makin pekat menyelimutinya, setahuku sejak keluar dari hutan kegelapan penyihir agung belum mendapatkan tubuh baru sebagai wadah.
Lalu sekarang apa targetnya adalah Nancy? Daripada ditempatkan sebagai korban perilaku Nancy saat ini terlihat alami seolah bukan tengah dirasuki.
Aura mana hitam hanya dimiliki oleh dua orang di dunia ini. Yang bewarna paling pekat dan kuat adalah penyihir agung, sementara lainnya adalah kaki tangannya. Hanya saja perbandingan khusus tidak dapat dilakukan jika tidak diteliti lebih lanjut. Antara penyihir agung atau kaki tangannya, Nancy adalah salah satunya.
Dia hanya mencekikku dan membuat tubuhku tidak bergerak. Aku masih sangat sadar namun tidak bisa melawan. Kalau dia sampai membuatku merasakan sihir waktu maka sisa paling toleran adalah 15 menit. Lebih dari itu aku akan menjadi debu di tangannya.
Aku harus menang dalam upaya pertentangan jiwa ini. Sialnya, aku tak bisa melakukan apapun tanpa bantuan dari seseorang. Bahkan untuk menggigit lidahku dan meneteskan darah guna memanggil roh tanah pun tak bisa kulakukan. Ini sangat aneh sekaligus merepotkan. Jadi sihir cuci otak yang mencemari Ludwig beberapa hari lalu juga berasal dari Nancy. Kalau begini gadis itu bukan tokoh utama wanita tapi penghianat yang ditempatkan di sisi Ludwig sejak awal. Penulis novel itu tak tanggung-tanggung kalau mau merombak isi cerita.
"Aku bisa membuatmu menjadi debu jika tak ada yang menyelamatkanmu kali ini. Sebentar lagi akhir dunia yang kuharapkan itu akan terjadi. Sayang sekali meski punya kekuatan sebesar itu kau sama sekali tidak bisa dimanfaatkan." Dia menarik senyumnya dan makin mencekram leherku.
Aku selalu berpikir bahwa aku tidak selemah itu. Seluruh tulangku sudah pernah remuk namun aku tetap bertahan hidup sambil menangis darah. Itu jauh lebih menyakitkan daripada ini.
Jemariku kebas, aku hanya bisa merasakan dingin di ujungnya. Perasaan mati rasa yang mulai menjalar. Apa aku bisa melakukan sesuatu untuk menang di sini?
Brukkk... selusin debu mengaburkan pandanganku. Ledakan besar disertai puing runtuhan atap menggetarkan lantai pualam kastil. Hawa dingin menyeruak di sekelilingku. Tampias air seketika menyerbu masuk bersamaan bunyi bedebum lainnya.
Mataku hanya bisa menatap lurus dan terpaku pada Nancy. Tapi aku bisa mengenali jubah hitam dengan sayap phoenix perdamaian yang berkibar itu pasti milik ksatria bayangan. Mereka datang menjebol atap dalam waktu yang sangat kuharapkan. Apa ini untuk menyelamatkanku?
"Cih, sialan padahal aku ingin langsung membuatmu menjadi debu. Sayangnya kalau kuakhiri begitu saja dengan kau yang tak mengingat apapun itu hanya membuatku merasa tidak adil. Ayo terus bertemu sampai akhir, aku akan menunggumu mengemis kehidupan padaku kali ini." Kedatangan ksatria bayangan yang mendadak menginvasi membuat Nancy terburu-buru. Dia memecah dirinya menjadi jutaan atom dan lenyap begitu saja di hadapanku.
Kakiku seketika terkulai. Nancy kabur sebelum debu dari runtuhan atap tersapu bersih. Jadi ksatria bayangan yang datang menghampiriku tak bisa melacak kepergiannya.
Aku terbatuk sesak, merasakan napas yang kembali normal dan rasa sakit yang menjadi. "Aneira, katakan apa yang terjadi padamu?" Nicholas datang lebih dulu menghampiriku.
Tenggorokanku keluh dan sejujurnya aku belum bisa disuruh menjelaskan apapun. Tanda bekas cekikan di leherku pasti sudah menjelaskan semuanya. "Kita harus segera mengosongkan kastil, prajurit mayat hidup menyerbu sesuai rencana. Tapi banyak penghianat yang saat ini berkeliaran di dalam kastil. Putra mahkota menyuruhku memastikan keadaanmu. Jika kau punya sesuatu untuk dikatakan segera pulihkan dirimu dan ikut kami sebagai bagian dalam rencana serangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND ENDING [END]
Fiction Historique[FIRST STORY] Setelah semua ketidakbergunaanku di kehidupan sebelumnya, aku terlempar ke dunia asing akibat menolong anak tetangga yang berniat bunuh diri. Dan dunia itu adalah dunia dari novel yang kebetulan kubaca sambil berlinang air mata selama...