"Yang mulia awas saja jika gaji saya bulan ini tak naik lebih dari sepuluh persen!" decakku seraya mencicit ngilu. Ini awal musim dingin, di tengah badai salju yang datang Ludwig malah membawaku ke hutan kegelapan yang isi dan bahayanya belum dapat dipastikan. Aku merapatkan pelukanku pada lengannya, tak peduli. Meski sudah memakai mantel, syal, dan juga sarung tangan namun aku tetap saja luar biasa kedinginan. Karena Ludwig punya roh raja api, jadi dia sama sekali tak terpengaruh dengan rasa dingin ini. Berbeda benar denganku yang dapat mati menggigil jika tak berdekatan dengannya. "Kau terlalu menempel padaku!" ujar Ludwig nampak mulai tidak nyaman dengan ini.
Aku makin merapatkan pelukanku, "saya bisa mati kedinginan jika tak melakukan ini yang mulia, jadi siapapun yang anda ajak pasti akan melakukan hal yang sama. Meski keberatan anda harus menerimanya sebagai resiko karena membawa saya." Balasku tak mau kalah. "Lagipula di antara banyaknya bawahan yang anda miliki kenapa membawa saya yang masih di bawah umur ini untuk menantang kematian begini?" tanyaku tak terima.
"Karena kau yang paling tak sayang nyawa diantara semuanya. Jadi berhentilah memprotes!" sahutnya sambil tertawa sendiri dan membuat embun di sekitarnya. Aku mendengus, hidungku pasti akan mengeluarkan taring es beku kalau begini. "Anda benar-benar kejam, kenapa tak memberikan alasan yang jelas agar saya berhenti bertanya-tanya?"
"Karena aku menyukai waktu saat menjawab pertanyaanmu." Dia lagi-lagi memberikan alasan tak masuk akal.
"Yang mulia anda adalah orang paling rasional yang pernah saya temui. Di istana masih banyak anggota ksatria yang lebih baik dan memiliki kemampuan hebat. Mereka pasti tak akan banyak protes dan mau-mau saja anda ajak ke hutan kegelapan, bahkan menganggapnya sebagai kehormatan tersendiri. Selain itu meski banyak yang gugur anggota ksatria bayangan yang senior dan terlatih juga masih sangat banyak, jadi kenapa anda malah membawa saya di antara semua pilihan yang menjajikan tersebut?!"
"Diamlah aku membawamu bukan karena tak melihat potensi untuk digunakan. Deklis dan ksatria tingkat atas lainnya sedang kusuruh mengkoordinasi penyihir untuk memasang segel penghalang di seluruh wilayah kekaisaran. Kau tahu kan kalau wilayah kekaisaran itu besarnya seperti apa. Jadi sumber daya yang dibutuhkan pun amat banyak. Selain itu Nicholas masih terluka. Sebagian besar ksatria yang tinggal di istana adalah rakyat biasa yang tak mengikat perjanjian dengan roh. Jadi berhentilah protes dan bertahanlah sampai menjumpai hutan kegelapan!"
Aku tak memiliki pilihan lain selain berhenti memprotes. Ludwig membawaku karena memikirkan potensiku. Berkat latihan mengumpulkan mana selama setahun ini aku bisa menggunakan kekuatan roh tanah jauh lebih baik dan tak harus memanggilnya langsung lagi jika dibutuhkan. Selain itu meski baru menjalani pelatihan ksatria setidaknya aku bisa menggunakan senjata dalam keadaan terdesak dan menyelamatkan seseorang dengan inisiatifku. Pelatihan rutin yang kujalani setahun belakangan ini pasti membawa dampak yang baik.
"Lalu berapa lama kita akan sampai ke hutan kegelapan?" tanyaku tak tahan lagi dengan rasa dingin yang menyerang di sekitarku. Meski lengan Ludwig terasa hangat karena kekuatan roh namun bagian tubuhku yang lain jelas masih terpengaruh oleh dingin. Ini hanya akan seperti perapian beku di musim dingin.
"Masih lama!" jawabnya tanpa pikir panjang.
"Apa anda pernah ke hutan kegelapan sebelumnya? Apa di sana juga benar-benar gelap seperti sebutannya?"
"Kau banyak sekali bertanya, ya?" dia berdecak untuk sesaat.
"Saya melakukan ini agar tetap dalam kondisi sadar, rasa dingin ini bisa mengakibatkan seseorang hilang kesadaran dan berhalusinasi. Kalau itu terjadi pasti nyawa saya berada dalam bahaya."
"Kau tak akan mati selama ada di dekatku!"
"Anda tak bisa menjamin itu!"
"Diamlah! Hutan kegelapan itu berbeda dari sebutannya. Disebut hutan kegelapan karena menyimpan misteri gelap dari seluruh benua. Tak ada manusia biasa yang bisa keluar dengan selamat dari sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND ENDING [END]
Fiksi Sejarah[FIRST STORY] Setelah semua ketidakbergunaanku di kehidupan sebelumnya, aku terlempar ke dunia asing akibat menolong anak tetangga yang berniat bunuh diri. Dan dunia itu adalah dunia dari novel yang kebetulan kubaca sambil berlinang air mata selama...