🍁Epilog

2.6K 189 64
                                    

~Author Pov~

Kekaisaran Wandelgard

Tahun Ke-5 Pemerintahan Ratu Griselda Hermione de Wandelgard

Dari balik kaca jendela, salju di luar terlihat masih turun dengan lembut. Jatuh menimpa rerantingan taiga yang menjorok ke arah menara kastil, dan juga tumbuhan tundra di sekitarnya. Ratu Griselda mengarahkan tangannya ke depan. Menyentuh kaca jendela yang berembun itu dengan jemarinya. Rasa dingin dengan cepat menyebar dari ujung saraf jemarinya ke seluruh tubuh. Ia menghela napas dalam.

Tak banyak yang berubah dari Wandelgard saat pertama kali ia datangi 15 tahun lalu. Kaisar mewariskan gelar ratu padanya setelah 10 tahun kedatangannya dan sekarang adalah tahun ke limanya memimpin negeri yang selalu dilingkupi salju sepanjang tahun ini.

Pemandangan Wandelgard selalu mononton sejauh mata memandang, hanya ada halaman luas dan deretan pinus yang dilingkupi salju.

Satu-satunya hal yang tak membuatnya bosan mungkin penemuan teknologi yang semakin pesat di kekaisaran ini dari hari ke hari. Bahkan sampai ada teknologi pengubah musim yang sedang dikembangkan dan memungkinkan Wandelgard merasakan musim semi di tahun pemerintahannya yang ke-5 ini.

Sebuah selimut tebal tiba-tiba diletakkan pada pundaknya dari belakang. Ratu Griselda menoleh, menjumpai seseorang dengan tatapan hangat di balik kacamatanya yang tengah tersenyum teduh untuknya.

"Suhu akan terus semakin dingin, yang mulia ratu. Anda sebaiknya segera berbaring di ranjang yang hangat dan tak berdiri di sini terlalu lama." Ucap seseorang tersebut seraya mengelus perut Ratu Griselda yang membuncit dengan lembut.

Sebuah tendangan kecil sebagai respon atas elusan itu membuat Ratu Griselda dan seseorang di sebelahnya tersenyum. "Sepertinya dia sudah tak sabar untuk buru-buru keluar." Ujar sang ratu sembari mengelus perutnya juga.

"Benar tak lama lagi Wandelgard akan menyambut calon penerusnya, yang mulia ratu." Seseorang di sebelahnya menganggukinya.

"Ah, sudah kubilang kan kau bisa memanggilku dengan nyaman, Abelion. Kita sudah menikah dan sebentar lagi kau akan menjadi ayah dari anakku. Apa kau akan terus memanggilku yang mulia ratu sampai anak kita lahir nantinya?"

Benar, seseorang di sebelahnya adalah Abelion de Essel. Pria yang ia nikahi setahun lalu sebagai bentuk tanggung jawab untuk meneruskan keturunan keluarga Kekaisaran Wandelgard. Awalnya berat, namun Abelion banyak membantu Ratu Griselda yang kala itu masih menjadi putri mahkota dalam menangani urusan politik di kekaisaran. Tak ada cinta, namun mereka bisa menjadi rekan yang baik.

"Kalau begitu sayang, haruskah kita segera pergi ke ranjang untuk menghangatkan anak kita?"

Ratu Griselda nampak terkejut dengan ucapan Abelion barusan yang memanggilnya sayang dengan ringan tanpa unsur kecanggungan sedikit pun. "Abelion, barusan kau memanggilku apa? Tunggu sa--" Ratu Griselda tergagap sehingga tak bisa melanjutkan kata-katanya.

Abelion menarik tangan Ratu Griselda dengan lembut dan membawanya ke pipinya begitu saja. "Anda benar, bohong sekali jika tak ada cinta dalam pernikahan ini. Saya mengaku bersalah karena telah jatuh cinta dengan anda lebih awal. Anda harusnya menyadarinya, bukankah sudah saya tegaskan bahwa kita tak bisa membuat anak tanpa adanya cinta."

Ratu Griselda terdiam. Melepaskan tangannya dari Abelion dan tertunduk dalam. "Maaf untuk sekarang sepertinya aku masih perlu belajar untuk itu."

"Tidak masalah kita masih punya banyak waktu. Jadi saya bisa menunggu selama mungkin." Abelion tersenyum hangat.  Dengan sigap mengangkat Ratu Griselda dan membaringkannya di ranjang yang hangat. "Selamat malam." Ucapnya seraya mengecup kening sang ratu seolah memberikan mantra penangkal mimpi buruk.

THE SECOND ENDING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang