🍁Bab 31

1K 198 1
                                    

Aku menyeka sejenak keringat yang ada di dahi. Ini melelahkan sekali, tak cukup hanya dengan menggambar lingkaran sihir di atas tanah aku juga harus memberikan Nicholas tranfusi mana dalam jumlah besar agar bisa mengaktifkan lingkaran sihir teleportasi itu. "Apa sudah cukup?" tanyaku dengan leher yang rasanya tercekik. Aku tak bisa menahannya lagi!

"Belum sedikit lagi!" jawab Nicholas dingin. Aku menarik napas panjang.

"Kau mau aku pingsan, hah?!"

"Bekonsentrasilah jika kau kehabisan mana kau masih bisa menyerapnya lagi dari alam!"

"Hei, alam di sini berbeda dengan alam di dunia kita. Di sini tak ada mana yang terbentuk secara alami dan kita juga tak sedang berada di tengah medan mana. Jadi jangan bercanda saat kau tak pandai melawak!" decakku atas pernyataannya barusan.

"Tak masalah, kalau kau kehabisan mana dan pingsan aku akan tetap membawamu kembali nanti."

"Bagus kau memang tak boleh meninggalkanku. Sebagai orang yang banyak kuberi makan kau harus selalu mengingatku dengan baik."

"Jangan bercanda kau hanya memberiku potongan kue sisa!"

"Ugh, dasar pengerat kurang ajar! Kau juga tetap memakannya meski itu kue sisa!" kepalanya benar-benar minta dipukul dengan pedang!

Brukk.... kakiku goyah dan aku mendadak jatuh menimpa punggung Nicholas. "Ah, aku tak bisa melakukan ini lagi. Mana sebesar apa yang kau butuhkan memangnya?" aku mengaduh, beringsut bangun namun tak memiliki daya.

"Apa lebih baik? Aku membagimu sedikit agar kau bisa bergerak." ujarnya. Aku mengerung sejenak merasakan elusan tangan di kepalaku. Nicholas ternyata diam-diam mengembalikan tranfusi mana kepadaku. Ugh, kalau bisa begini kenapa sejak tadi dia minta terus?!

Aku mengangguk, "terima kasih karena sudah tahu diri!"

"Dasar menyusahkan! Cepat bangun dari punggungku!" desisnya seraya mendorongku. Dia ini benar-benar menyebalkan dan kejam dalam satu waktu. Aku berdiri dengan sedikit limbung. Hamparan lingkaran sihir yang luas sudah terbentuk di atas tanah. Jadi tinggal menunggu lainnya menyelamatkan tawanan dan menuangkan mana di atasnya.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanyaku.

"Tentu saja mengirim sinyal yang menyatakan kalau lingkaran sihir ini sudah siap!" Nicholas menekan alat komunikasi di telinganya. Alat komunikasi sihir itu seketika berdenging, terhubung ke seluruh pendengaran anggota tim.

Waw... aku melepaskan sejenak alat komunikasi sihir dari telingaku. Suara berdengingnya karena tersambung di luar batas normal. Daripada suara dengingan itu terdengar seperti ledakan dan seruan gempuran dari berbagai sisi. Aku dan Nicholas saling berpandangan. Itu artinya ada yang tidak beres dengan anggota tim yang menyelamatkan tawanan.

Yang lainnya sedang ada dalam masalah, tanpa banyak bicara aku dan Nicholas segera bergerak menyusul anggota tim lainnya yang tengah berusaha membebaskan tawanan saat ini. "Bagaimana bisa mereka tertangkap? Bukankah katanya mereka profesional dalam menyusup?" aku berkata terengah-terengah seraya berlari.

"Indera serigala itu lebih peka dari yang kau kira!"

"Padahal kita hanya membawa sedikit orang, kalau satu hutan mengepung kita ini hanya akan jadi upaya bunuh diri!"

"Saat kau berada di tengah-tengah nanti akan ada medan mana, jadi tarik pedangmu dan serap mana sebanyak mungkin!"

"Kau menyuruhku untuk meledak?"

"Tidak, kau tak perlu sampai melakukannya hingga membuat ledakan mana, aku sudah tahu cara paling efektif untuk menekan mana yang kau serap dan kau keluarkan selama latihan. Selain itu anggota ksatria bayangan juga sudah tahu soal kondisi kekuatanmu. Jadi mereka akan membantu juga."

THE SECOND ENDING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang