Aku belum bisa menghendaki kejadian menyebalkan ini. Namun tetap saja tak bisa sedikitpun melakukan perlawanan yang berguna. Sesaat setelah benteng pertahanan utama dikuasai dan semua tawanan di penjara bawah tanah dibebaskan, orang-orang setia yang masih berdiri di sisi Ludwig dilucuti senjatanya.
Kami diikat paksa dan diangkut dengan karung goni lantas dilemparkan ke atas gerobak begitu saja. Entah mau dibawa kemana saat ini, aku sendiri tidak tahu. Mana milikku dikeluarkan secara paksa, selain tak bisa memanggil roh tanah aku juga tak bisa menyerap mana di sekitarku karena pedangku yang berguna sebagai perantara telah dirampas.
Jalanan berbatu dan perlakuan kasar yang menempatkan kami sebagai tawanan. Aku tak tahu bagaimana kabar yang lainnya karena aku sendiri dikurung secara terpisah di barak milik aliansi negara republik.
Ternyata Deklis telah lama merencanakan penghianatan ini dengan bantuan aliansi negara republik. Pantas saja kekaisaran sudah banyak kecolongan di awal. Jika sistem monarki kekaisaran bisa digulingkan rencananya akan ada perjanjian damai dengan Cladence sebagai negara super power baru yang akan mengentaskan ketimpangan di negara sekitar yang bergabung.
Saat ini aku benar-benar lemah, tak punya kekuatan serta pertolongan keajaiban yang membantu. Namun setidaknya ada satu hal yang bisa kuyakini. Penyihir agung itu masih mau menahanku agar tak dilenyapkan, sebab ragaku menyimpan kekuatan yang mau dia manfaatkan.
Aku menghela napas, memeluk lututku di sudut sel yang berdebu dan gelap ini. Kaki dan tanganku dirantai. Meski mencoba melakukan sesuatu isi kepalaku sedang tak bisa diajak bekerja sama.
Sejak tadi tawanan lainnya di sisiku yang notabennya adalah wanita satu persatu dibawa keluar oleh prajurit yang berjaga. Melihatnya membuatku muak, namun yang bisa kulakukan hanya menitikkan air mata pedih atas jeritan kesakitan mereka yang menggelegar. Tinggal menunggu waktu aku ditarik keluar setelah ini. Aku takut, ujung jemariku terasa menggigil. Tapi jika semuanya menyerah itu artinya akhir dunia.
Aku membenamkan wajahku di balik tudung yang kukenakan. Berharap itu menyembunyikan eksistensiku dan membuatku tak perlu ditarik keluar. Aku ternyata cuma manusia pengecut yang sanggup menonton penderitaan orang lain namun sama sekali tak kuat menanggung penderitaan untuk diriku sendiri. Aku mengaku kalau sangat egois saat ini. Tapi aku sendiri ketakutan. Jadi apa yang harus kulakukan?
Crang... bunyi teralis besi kembali terbuka. Dalam ujung pandanganku, aku menyaksikan seorang prajurit bertubuh gempal sedang tersenyum mesum seolah hendak menunjuk korban mana lagi yang mau ia bawa. Langkahnya menggema memenuhi langit-langit ruangan. Kumohon jangan ke sudut, biarkan aku berpikir jernih untuk membalikkan keadaan ini.
Degh... detak jantungku rasanya terhenti. Dia datang ke sudut. Aku merapatkan pelukanku pada lutut agar terlihat aneh dan tak menarik perhatian. Tapi mata pria bajingan itu malah terpaku di sebelahku. Itu tempat seorang gadis kecil yang masih berusia 11 tahun. Anak itu mencicit dan memeluk lenganku gemetaran. "Kakak, aku tidak mau." Bisiknya dengan suara putus asa.
Aku tertegun, tenggorokanku rasanya tercekat. Tatapan mata kami bertemu. Sayap kecil yang bahkan belum bisa terbang mau dipatahkan secara paksa. Jika mengabaikannya untuk kepentinganku sendiri aku jelas bukan manusia di sini.
"Ayo nak, ikut aku! Aku akan menunjukkan bagaimana dunia menyenangkan ini bekerja dengan suara tangismu!" pria mesum itu mencoba menarik tangan anak itu.
Kepalaku mendadak melintaskan sesuatu yang cukup cemerlang. Ini bukan masalah besar, jika aku bisa keluar aku mungkin bisa melakukan sesuatu. Selain itu rantai di tangan dan kakiku ini butuh dilepaskan. Dengan cepat aku mencekal lengan pria itu sebelum dia berhasil menyentuh gadis kecil di sebelahku. "Bawa aku, dia masih terlalu kecil untuk melakukannya!" ucapku menahan geraman.
![](https://img.wattpad.com/cover/281775909-288-k815309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND ENDING [END]
Historical Fiction[FIRST STORY] Setelah semua ketidakbergunaanku di kehidupan sebelumnya, aku terlempar ke dunia asing akibat menolong anak tetangga yang berniat bunuh diri. Dan dunia itu adalah dunia dari novel yang kebetulan kubaca sambil berlinang air mata selama...