Sudah kuduga kalau dikumpulkannya ksatria bayangan pada siang bolong merupakan pertanda buruk. Jumlah manaku belum sepenuhnya pulih. Tapi aku dipaksa menerima tranfusi mana asal dengan cepat, lalu dikirim bersama beberapa anggota ksatria bayangan yang lain ke hutan kegelapan. Tali rasionalitasku hampir putus. Ludwig memberikan perintah hanya dengan mempertimbangkan suasana hatinya. Seharian ini dia kelihatan sebal padaku dan tak berniat benar-benar melihatku. Hanya atas dasar itu dia melemparkanku dalam bahaya.
Aku ingin mencekiknya sebagai orang bijak yang dewasa. Namun aku malah tercekik duluan dengan kata-kata yang diberikannya, "sudah kukatakan kan, kalau kau harus mengikuti perintahku bahkan untuk pekerjaan paling kotor sekalipun!"
Orang itu bukan Tuhan, tapi kenapa semua perintahnya harus selalu dituruti?! Aku sampai kehabisan pilihan kata yang bisa kugunakan untuk mengumpatinya. Aku tahu kalau kehidupan pertamaku kulalui dengan malas-malasan dan aku harus menebusnya di kehidupan kali ini. Hanya saja, apa tidak ada cara lain untuk berguna selain terikat pada Ludwig?! Ugh....
"Nona Aneira apa anda baik-baik saja?" tanya seseorang di sebelahku.
Aku menoleh, dengan paksa menarik cengiranku. Orang tersebut adalah Hansen Petra, seseorang yang tempo hari memberiku minum di markas ksatria bayangan saat misi pembebasan tawanan dan penyelidikan prajurit mayat hidup kala itu. Karena jasa dan wajahnya itu aku jadi tidak pernah melupakannya. "Ah, apa ekspresi saya terlihat buruk? Saya tak apa-apa, hanya sedikit syok dengan tranfusi mana yang mendadak tadi." Jawabku tanpa menanggalkan cengiran.
"Syukurlah, karena anda adalah tipikal wajah yang mudah ditebak, saya berpikir bahwa anda tengah menahan sesuatu dan akan segera meledak karena amarah saat ini. Saya harap itu tak mempengaruhi anda. Jadi dalam misi ini mari kita bekerja sama dengan baik, nona." ucapnya, menatapku teduh.
Dia ini peka sekali ternyata. Padahal waktu bertemu dengannya di markas kala itu, aku mengiranya polos dan sedikit naif. Tapi dia dapat dengan mudah menerka emosiku dalam sekilas. Itu tandanya dia orang yang waspada. Sepertinya wajah ini memang tak cocok dipasang mode serius. Dengan cara apalagi aku harus menyembunyikan emosi yang terlukis pada ekspresiku? Apa harus punya mata setajam Ludwig dulu agar punya aura kuat membunuh yang tak tertebak? Aku menggeleng, mencoba membuang Ludwig dalam pikiranku. Kenapa orang yang kubenci itu selalu saja punya tempat untuk perbandingan buruk di sudut pikiranku? Meski menyenangkan punya kesempatan mengata-ngatainya, lama-lama kesal juga.
Baik kembali ke acara malas-malasanku yang dikacaukan. Jumlah ksatria bayangan yang pergi dalam misi ini hanya ada lima jika ditambah aku dan Nicholas. Aku sendiri tak paham ada berapa banyak jumlah ksatria bayangan yang dimiliki Ludwig. Yang kutahu dia mendirikan organisasi ini untuk diisi oleh orang-orang dengan spesifikasi menyusup dan membunuh tingkat tinggi. Sebenarnya bekerja dengan orang-orang seperti itu sudah cukup membebaniku. Tapi beruntungnya yang ikut dalam misi kali ini cukup kukenal dengan baik.
Seperti yang kusebutkan di awal misi kali ini adalah menyusup ke hutan kegelapan. Yang bisa membuka portal masuknya hanya keturunan kaisar yang terlahir dengan mata merah, jadi Nicholas ikut di dalamnya. Karena Ludwig yang irit tenaga itu lebih suka menyuruh-nyuruh daripada pergi sendiri.
Orang selanjutnya yang ikut adalah Hansen Petra. Keluarga Marquess Petra di kekaisaran terkenal memiliki kepekaan indera lima kali lipat daripada orang biasa. Jadi kemampuan menyusupnya dapat sangat diandalkan. Dia bisa melihat dengan baik di kegelapan hutan serigala dan daratan orgrey nantinya.
Lalu ada juga Randell Magnolia, anggota ksatria bayangan senior yang ditunjuk sebagai kepala tim dadakan. Dia kompeten dan paling peka dalam mengambil putusan rasional dengan waktu singkat. Jadi semua orang di organisasi ksatria bayangan sangat menghormatinya sebagai tetua.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND ENDING [END]
Fiksi Sejarah[FIRST STORY] Setelah semua ketidakbergunaanku di kehidupan sebelumnya, aku terlempar ke dunia asing akibat menolong anak tetangga yang berniat bunuh diri. Dan dunia itu adalah dunia dari novel yang kebetulan kubaca sambil berlinang air mata selama...