🍁Bab 52

943 170 12
                                    

Arak-arakan pasukan berkuda telah siap pulang ke kekaisaran. Setelah sekian lama prajurit legiun yang selamat akhirnya dapat dipulangkan dan kembali ke pelukan keluarga mereka dengan hangat. Aku bersiap dengan jubah yang menutupi wajahku. Ludwig bilang aku tak perlu lagi bersembunyi karena telah menunjukkan kesetiaan pada benua barat dengan membunuh musuh utama serta mengakhiri perang. Hanya saja aku tetap tak nyaman menunjukkan wajahku di hadapan orang banyak.

Perlu banyak waktu untuk mengatakan aku tak memiliki dosa apapun saat ini.

"Kau bisa naik kuda yang sama denganku!" Nicholas tiba-tiba menepuk pundakku dari belakang dan membuatku berjingkat. Aku menatapnya pias. Perasaan canggung yang mengingatkanku akan kejadian kemarin masih belum lepas juga dari pikiranku sejak bangun di pagi hari.

Nicholas terlihat biasa saja. Seolah tak pernah terjadi apapun di antara kami sebelumnya. Niatku untuk menyepak kepalanya menguap. Hal itu hanya menyadarkannya kalau ada sesuatu yang terjadi kemarin malam. Nicholas waktu itu hanya mabuk, anggap saja dia merancau dan bertemu gadis pujaannya dalam fatamorgana. Kami hanya teman tak ada yang terjadi di antara kami.

"Aku bisa mengendarai kuda sendiri tak perlu merepotkanmu." Jawabku seperlunya. Nicholas mengangkat alisnya sejenak. "Baiklah aku akan mendampingimu dari belakang."

"Hei, kau perlu melakukannya, bukankah kau ksatria pangeran Ludwig saat ini?" tolakku secara halus.

Nicholas tersenyum, "selain pada kekasairan aku hanya mengikat sumpah ksatria untukmu."

Aku tercengang untuk sesaat. Jadi selama ini Nicholas hanya bersumpah setia untuk kekaisaran dan bukannya Ludwig? Kukira dia sudah menjadi ksatria pribadi Ludwig cukup lama.
"Apa yang kau lakukan? Cepat atur ksatria bayangan lain dan kawal pasukan utama dengan tenang!" perintah itu datangnya dari Ludwig yang mendadak muncul di antara kami.

Aku dan Nicholas serentak menoleh karena cukup terkejut. Lantas dengan terlihat berat hati Nicholas pamit undur diri untuk melaksanakan perintah Ludwig.

"Nah, sekarang bagaimana kalau naik kuda yang sama denganku?" Ludwig mengulurkan tangannya ke arahku. Aku menatapnya dengan mata berkedut. Semakin lama dia bertingkah sok manis seolah tak punya hal lain yang dapat dilakukannya selain merayuku.

Aku menghela napas sejenak. "Saya sudah lebih dari sehat untuk menunggang kuda sendiri yang mulia."

"Kalau begitu menungganglah kuda bersama di sisiku." Tawarnya lagi.

"Tempat itu hanya untuk posisi penting komandan dan jenderal yang setia menemani anda sejak awal yang mulia." Aku beranjak pergi tak mau menambah bahan perdebatan yang akan menyendat kembalinya kami kekaisaran.

Seluruh pasukan akhirnya bisa diberangkatkan. Karena situasi damai pasukan utama yang dipimpin oleh Ludwig dan dikawal oleh ksatria bayangan berada di barisan terdepan. Perjalanan yang ditempuh mungkin akan cukup panjang, akan tetapi berkat portal teleportasi skala besar yang telah dipersiapkan dengan mana tak terbatas milikku, waktu perjalanan jadi banyak terpangkas. Hanya dalam waktu 15 menit kami telah sampai ke alun-alun kota.

Aku menunggang kudaku dengan tenang. Sambutan yang luar biasa dari seluruh penduduk yang hadir menyertai langkah kami. Bendera kekaisaran dikibarkan di tiap bangunan dan juga menara. Ludwig menerima kalung bunga sebagai pemimpin pasukan tertinggi, sorakan kemenangan dan konfeti bunga menghiasi langit kota kekaisaran Cladence siang ini. Aku membuka sedikit jubah yang kukenakan. Luar biasa iring-iringan yang lebih meriah daripada keberangkatan pasukan sebelum perang.

"Hidup Kekaisaran Cladence!"

"Hidup Yang Mulia Putra Mahkota Ludwig!"

"Hidup Komandan Hamel!"

THE SECOND ENDING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang