SUMMER GARDEN,
DISTRIK QINGPUBeberapa kerabat memakai pakaian serba hitam turun dari mobil-mobil mereka dari depan kawasan Summer Garden. Entah sejak kapan aroma musim panas berakhir, dan angin mulai berkelebat dingin, musim gugur sudah di depan mata.
Ini sudah hari kedua sejak Nenek May meninggal. Sebelum dikremasi, pemberitahuan soal Nenek May meninggal telah disebarkan ke semua kerabat. Baik dari keluarga Chen, Tao dan Kwan dari belahan dunia ikut hadir. Bau-bau dupa bertebaran, musik lembut dari pemutar mp3 lagu Buddhis terdengar mengantar langkah para kerabat yang bersalaman di depan pintu. Bersuara pelan dan memasang wajah tidak rela. Mereka menyalami Bernard Wang yang berdiri di tengah para tamu dan bantu mengarahkannya ke bangunan utama di mana jasad Nenek May diletakkan di dalam peti.
Papannya belum di tutup, jadi banyak orang masih bisa berdoa menggunakan hio dan menangisinya kapan saja. Khusus di bangunan utama, hanya ada peti mati Nenek May dan meja tinggi tempat dua lilin merah menyala di sampingnya. Di tengah meja itu ada buah-buahan, nasi dan sayur-sayur, dan yang terpenting, asbak berisi abu untuk menancapkan hio sudah penuh oleh hio merah. Ada yang sudah pendek tapi belum di cabut, tapi ada juga yang masih baru.
Semua orang berdatangan, semua orang menangis dan berdoa. Sosok Nenek May yang humoris entah sudah berapa kali membuat banyak orang terkesan. Bahkan Jackson juga. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti setiap musim panas tidak pernah mengunjungi Summer Garden lagi. Keluarga Wang akan pindah ke New York, tidak ada Nenek May lagi, tidak ada Karry dan segala kehidupan baru akan mulai sejak ini. Jackson akan pindah ke Beijing, bersama keluarganya dan ia tidak bisa bermain dengan teman-temannya lagi.
Kesepian itu amat terasa jelas setiap angin pembuka musim gugur menyapukan wajahnya yang polos. Ia menatap ke pinggir kolam, tempat biasa Karry merenung sendirian ditemani Felicia. Dari pinggir kolam ini, Jackson bisa melihat punggung bangunan terbuka yang langsung mengarah ke bangunan nenek. Karry dan ibunya ada di sana. Mereka duduk di tengah para tamu, sementara Karry selalu dipegangi ibunya terus. Mungkin takut bocah itu bakal meraung lagi seperti waktu itu.
Sementara Felicia....
Ayah dan ibunya ada di pinggir meja tamu, mereka sedang berbincang pelan dengan tamu lainnya. Felicia tidak terlihat bersama mereka. Apakah bersama Cindy? Ia juga tidak menemukannya. Semua tamu yang duduk di meja-meja panjang nampak asing. Ada beberapa anak kecil yang bisa ia ajak main juga, tapi Jackson tidak berselera. Ia terlalu sedih untuk bermain saat ini.
Mungkin kesedihan itu bakal sampai dewasa.
Ketika Jackson kembali menatapi permukaan kolam yang tenang, terdengar suara langkah seseorang mendekat. Ia melemparkan pandangan ke belakang, melihat sosok Felicia dengan gaun hitam dan tudung di kepalanya berjalan tanpa ekspresi. Ia berdiri di pinggir kolam tanpa suara, seakan bergabung dengan Jackson padahal Jackson tidak mau.
"Apa kau membenciku juga?"
Felicia bertanya pelan, tanpa menoleh. Jackson mengernyit ke arah gadis itu.
"Kau membohongi kami semua. Jelas kami membencimu."
Gadis itu terdiam sejenak. Tepat Jackson hendak beranjak berdiri, ia kembali berujar pendek.
"Aku tidak bermaksud membohongi kalian," katanya. Cukup untuk menahan langkah Jackson. Selama ini, Felicia itu seperti benda berharga juga. Ia selalu disambut baik oleh Nenek May, ia selalu dianggap seperti keluarga dekat walau nampaknya ayah mereka baru akrab sejak pengobatan nenek. Tapi, setelah semua senyum manis itu dibayar oleh kebohongan, Jackson jelas merasa jijik.
"Kau tidak perlu berharap aku mempercayaimu lagi, Felicia. Kau membuat kami semua menyukaimu tapi kau malah menyia-nyiakannya."
"Aku hanya ingin Karry bahagia, aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Tapi sejak awal, Nenek May memang tidak pernah bisa sembuh," ujar Felicia membuat seluruh bulu kuduk Jackson merinding. Ia menatap gadis itu dengan sorot tak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Secret (Sequel)
Teen FictionCompleted. Setelah resmi berpacaran dengan Karry Wang dan melalui petualangan mencari orangtuanya yang ternyata adalah seorang pengrajin Teddy Bear terbesar di dunia--James Smith, kini kehidupan Charlotta dan Karry terus bersemayam dalam Crown Garde...