Di ruang tamu sambil menunggu para pelayan menyiapkan kopornya, Natalie meggoyangkan kaki gelisah menunggu telepon tersambung.
Angkat Karry..
Angkat...Setelah nada sambung terputus, napas Natalie mengembus lega. Ia menarik napas panjang dan berseru, "Karry! Apa kau selalu harus seperti ini?"
Tidak terdengar apa-apa di saluran telepon. Hening panjang berakhir setelah beberapa detik Karry menyahut lemah.
"Kau bisa telepon nanti, mom."
"Kau pikir?! Aku di Crown Garden sudah merasa gelisah sejak dua puluh jam yang lalu kau tidak bisa dihubungi! Aku menelepon Brian Liang juga tidak diangkat! Sebenarnya apa yang kalian lakukan dengan suamiku?"
Karry menghela napas panjang, "maag dad kambuh. Ia harus melakukan perawatan selama satu minggu di sini."
"Apa?" Natalie bisa mendengar suaranya sendiri yang menjerit sekaligus seperti terjepit harapan.
"Ini semua salahku," kata Karry di telepon, sejenak Natalie terdiam, merasa getir sendu di suara itu, "aku membiarkan dad mencari segala teknik produksi untuk fabric giok-ku."
"Tidak Karry, dad melakukannya karena merasa idemu itu cemerlang. Maka ia mengusahakannya bagaimana pun juga. Ini usaha pertamamu, maka ia patut membantu. Sama seperti Anthony yang membantu ayahmu. Kami semua saling membantu."
"Tapi kakek tidak memiliki riwayat maag seperti dad, mom. Kau tidak bisa menyamakannya."
"Well, kalau begitu kau tidak bisa menyalahkan dirimu sendiri untuk itu."
Meskipun Natalie sadar sudah seberapa jauh umur Karry untuk menerima nasihat kecil seperti itu, tapi ia sadar seseorang harus berada di sampingnya untuk sementara waktu. Membayangkan Charlotta yang biasanya selalu ada untuk Karry di ruang kerja Crown Garden, sempat membuat Natalie merasa sungkan. Tapi justru karena keberadaan gadis itu, Karry jadi nampak lebih tenang dan ia semacam mempercayai gadis itu.
Lebih dari yang ia duga, kekuatan Charlotta membuat Karry sedikit banyak berubah.
"Lalu apa--" bibir Natalie gatal ingin menanyakan Charlotta yang sedang berlibur bersama Marie. Bagaimana pun, Charlotta harus tahu berita tentang ini.
"Apa Charlotta tahu berita ini?" tanya Natalie pelan. Ia merasa lebih tenang kalau Charlotta mengetahuinya. Dengan begitu, Charlotta bisa menemani Karry, dan Natalie merasa baik-baik saja sepanjang jalan menyusul ke Shanghai nanti.
"Apa kau tahu kalau dia sebenarnya menyusulku ke sini? Atau kalian bersekongkol melakukan ini?" suara Karry yang lemah tadi terselip nada dingin. Bulu kuduk Natalie tiba-tiba meremang. Ia menahan napas beberapa detik lalu merasa bodoh.
Charlotta Smith.
Anak itu. Lagi-lagi.
Natalie mendapati dirinya menggeleng-geleng menahan senyum.
"Jadi dia bukan berkunjung ke Marie ya. Sudah kuduga. Harusnya aku lebih mencurigai dia. Baiklah. Lalu, apa dia ada di sana bersamamu?"
"Tidak," jawab Karry cepat. Terlalu cepat, lalu ia menambahkan, "aku tidak butuh siapa-siapa lagi di sini."
"Karry, apa maksudmu--"
"Apa aku dan Felicia harus mengalami hal ini lagi, mom?"
Begitu nama itu disebut, jari jemari Natalie yang menggenggam ponsel seketika mengencang. Awal Natalie menyuruh Karry pergi adalah karena murni tentang bisnis itu. Ia dan Bernard sama-sama antusias atas paket bisnis yang diadakan keluarga Liang, tapi waktu ia mendapati Felicia akan turut serta di kelas tersebut, sebenarnya Natalie agak ragu.
Dan seharusnya ia sudah bisa menduga masalah sepuluh tahun itu bisa saja mempengaruhi Karry. Ia masih ingat waktu Felicia menelponnya langsung untuk meminta menjemput Karry dari bandara--walau tidak jadi akhirnya--tapi saat itu, ada sesuatu yang menahan Natalie untuk tidak menolak. Dan sesuatu itu lah yang sampai sekarang ini sulit untuk menolak musuh dari balik selimut.
Felicia selalu membahayakan.
Bahkan sampai sekarang.
"Karry, aku akan menyusulmu, oke? Katakan pada Charlotta untuk menemanimu. Kau tidak butuh Felicia--"
"Charlotta tidak harus berada di situasi seperti ini, mom. Dia tidak ada urusannya, aku tidak mau ia mencampuri kehidupan lamaku sementara Felicia--"
"Karry, hentikan. Apa yang kau katakan? Jangan bodoh. Kau tidak biasanya seperti ini. Charlotta adalah calon tunanganmu, apa kau lupa?"
Terdengar Karry menarik napas panjang. "Ini sebab aku tidak ingin bertemu Felicia, mom. Aku tahu perasaanku tidak bisa membohongi diriku sendiri."
Tiba-tiba Natalie seperti ingin cepat-cepat sampai. Ia tidak tahu apakah Charlotta sadar akan tindakan Karry ini, tapi yang pasti, harusnya Charlotta tahu. Charlotta punya intuisi dan percaya diri lebih dari Cindy. Ia ingat saat kejadian satu tahun lalu membuat semua orang menyaksikan perjuangannya mendapatkan Karry lewat hatinya, dan Charlotta akan selalu menggunakan kekuatan itu.
Lebih dari Felicia atau masa lalu yang selama ini disembunyikan Karry.
"Kau harus panggil Charlotta--"
"Aku tidak bisa, mom."
"Lalu apa yang kau butuhkan sekarang?"
Karry terdengar semakin lemah seakan ia sedang mengantuk ,"aku hanya butuh Felicia."
"Kau jangan berani-berani--! Jangan pernah membutuhkan gadis itu lagi, Karry. Kau tahu dia pernah menipu kita. Jelas-jelas kau membencinya, tapi kenapa sekarang kau membutuhkannya? Kau tidak boleh begini," suara Natalie terdengar putus asa. Ia tidak tahu apa yang terjadi antara Karry dan Charlotta, tapi sekarang ini, ia ingin seseorang membujuk Karry. Meskipun Karry selalu bijak dalam urusan bisnis, tapi dalam hal seperti ini, Karry tidak pernah tahu siapa dan apa yang ia permainkan.
Bahkan mungkin, ia terlalu jujur untuk membiarkan segala perasaan mempengaruhi dirinya, membiarkan masa lalu merecoki hidupnya yang sekarang.
"Aku dan Felicia sama-sama tahu cara menghadapi ini. Keadaan membuatku terus memanggil-manggil namanya, mom."
"Apa?"
Seketika Natalie memikirkan hal yang lebih buruk daripada itu. Apa jangan-jangan Felicia benar-benar mempengaruhi Karry?
"Aku masih membutuhkannya, mom. Lebih daripada Charlotta. Aku membutuhkan Felicia untuk menyelesaikan apa yang dari dulu harus ia selesaikan."
Natalie tidak bisa mengatakan apa-apa. Dinding berlapis cat beige yang mengelilingi istana Crown Garden seketika meluntur. Lantai marmer mengilap yang memesona mengabur. Segala lapisan perabotan dan dinding penuh oleh lukisan besar tiba-tiba berubah. Suasana itu, persis seperti getir dan napas yang Karry perlihatkan. Suasana itu...
Sama seperti sepuluh tahun di Summer Garden.
****
Kalian pernah nggak sih mengalami yg seperti Karry? Aku pernah, kadang emang sulit menghadapi masa lalu. Rasanya kayak semu, campur-campur, padahal jelas jelas udah nggak nyata :')
Terima kasih buat yang masiu stay tune. Aku nggak terlalu musingin ada pembaca atau nggak, karena sekarang targetku adalah menyelesaikan The Prince's Secret ini sesuai janjiku pada karakterku. Malah aku udah cukup memungkinkan buat mikirin next spin off dari ini hahaha. Tapi sebelum itu aku bakal re-work The Prince's Girlfriend jadi akan ada beberapa perombakan besar di sana. Wish me luck.
Semoga part ini menghibur✨
![](https://img.wattpad.com/cover/279050522-288-k348426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Secret (Sequel)
Fiksi RemajaCompleted. Setelah resmi berpacaran dengan Karry Wang dan melalui petualangan mencari orangtuanya yang ternyata adalah seorang pengrajin Teddy Bear terbesar di dunia--James Smith, kini kehidupan Charlotta dan Karry terus bersemayam dalam Crown Garde...