"Okay, jadi apa kau mau menceritakan padaku sekarang soal Charlotta?"
Dari antara suara Felicia yang sedang menjelaskan pertambangan terbesar giok yang ada di Myanmar dan bagaimana eksposnya terhadap pabrik dan industri, Karry yang sedang duduk memperhatikan beralih melirik pemuda yang duduk di sebelahnya itu. Kelas siang itu dimulai agak terlambat karena Brian dan Bernard ada urusan mendadak sehingga tidak bisa mendampingi kelas. Akhirnya tugas itu diberikan pada Felicia sebagai asisten Master setelah Brian sendiri.
"Sayang sekali kau tidak bertemu dengannya waktu pesta ulang tahunku." Karry ingat waktu pesta ulang tahun beberapa bulan yang lalu keluarga Wang mengundang hampir seluruh keluarga besar dari ketujuh kerabat terdekat. Ia tidak sempat bertemu keluarga besar Chen karena saat itu Charlotta dan Karry sudah pergi ke Times Square untuk menikmati waktu berdua. Karena perbedaan zona waktu, baik keluarga Liang, Han dan Chen tidak bertemu Karry dan Charlotta. Alhasil, Felicia dan Roy ketinggalan berita itu. Lagipula, bagi semua kerabat, yang menarik dari keluarga Wang hanya kehebatan Bernard dalam bisnisnya yang bisa mengatur hampir 70 persen saham dalam negri hanya karena satu usahanya itu daripada kemunculan gadis yang kini menjadi kekasihnya.
"Ah, sudah kuduga. Lalu, kenapa kalian bertengkar?"
Karry malas menceritakan soal masa lalunya dengan Felicia yang hanya beberapa orang tahu itu. Malah mungkin Karry tidak pernah ingin menceritakannya lagi ke siapa pun kalau bukan Charlotta sendiri yang membuka kartu. Ia tidak begitu kaget dengan Charlotta kalau sampai menanyakan sesuatu pada Cindy soal keluarga Liang. Ia juga tidak curiga kenapa Cindy bisa membeberkan masa lalu itu, karena ya itulah Cindy. Dia senang melihat Charlotta panik sana-sini mengurus perasaannya. Padahal, Karry sendiri tidak berniat mengingat-ngingat masa lalu.
"Masalah yang rumit, Roy."
Semakin merendahkan suaranya, Roy berbisik, "apa karena Felicia tadi pagi? Dia tidak mengetahui hubungan kalian, kah?"
"Diamlah."
"Apa susahnya tinggal memberitahu kalau kau dan Felicia hanya berteman?"
Karry mendecak pelan, ia mengerutkan alis samar menatap siluet wajah Roy yang terkena sinar dari layar proyektor di depan.
"Kau tidak perlu memberiku nasihat-nasihat itu. Aku lebih paham."
Bibir Roy mengerucut sambil manggut-manggut, "artinya kalung itu darimu, ya?"
Giliran Karry yang mendelik, "ya. Aku sudah curiga dari kalung, karena itu satu-satunya desain yang ada di dunia."
"Romantis. Sekarang, apa dia sudah memaafkanmu?"
"Untuk apa kau bertanya hubungan kami? Dan bagaimana bisa kau bertemu dengan Charlotta?"
Dari depan, suara Felicia menyerbu percakapan mereka, "maaf tuan-tuan, apa kalian ingin aku menghentikan penjelasannya?"
Karry dan Roy sama-sama beringsut tegap, memandang ke papan tulis sambil tersenyum gagap. Roy mengibaskan tangannya, menyuruh Felicia kembali melanjutkan. Meski begitu, gerakan gadis itu seperti setengah menyelidiki ekspresi Karry. Belum menyerah, Roy kembali berbisik lebih rendah lagi.
"Dia mencari kalungmu yang terjatuh dan sempat kutemukan waktu kemarin dia mengintip ke sini. Kuberitahu, sepertinya dia pusing memikirkan sesuatu karena aku sempat makan bersamanya semalam."
"Makan bersama? Bagaimana bisa--"
"Ssst! Kau ini bagaimana. Bukannya menjaga perasaan kekasih sendiri malah jalan berdua dengan Felicia dari kemarin."
Mata Karry memicing tajam, "itu karena kami sudah lama tidak bertemu. Kau berisik sekali."
"Oh, dari yang kutangkap, sepertinya kau tidak menjelaskan secara detail persoalanmu dengan Felicia ke Charlotta. Kuberitahu, Karry," sahut Roy sambil mengawasi Felicia di depan sambil hati-hati, "kadang kau perlu menjelaskan sesuatu sebelum membiarkannya tahu dari orang lain dan ia terlambat mempercayaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Secret (Sequel)
Ficção AdolescenteCompleted. Setelah resmi berpacaran dengan Karry Wang dan melalui petualangan mencari orangtuanya yang ternyata adalah seorang pengrajin Teddy Bear terbesar di dunia--James Smith, kini kehidupan Charlotta dan Karry terus bersemayam dalam Crown Garde...