18 : KARRY & CHARLOTTA - FELICIA

30 10 5
                                    

Ayah benar-benar tidak bercanda. Pameran Teddy Bear yang tadi pagi dibicarakannya, benar dilaksanakan di ruang Entertaiment Suite luas yang ada di jantung hotel. Charlotta pikir, Hotel Farmount bukan lagi sebuah hotel. Tapi dia lebih seperti sepaket holiday necessity VIP version. Bangunan bergaya arsitektur era 18 Perancis ini memiliki tempat lain yang tidak dimiliki hotel pada umumnya. Selain dibagi menjadi Reguler Suite dan Premium Suite, fasilitas hotel Farmount kadang-kadang dinikmati para turis adalah Studio Pameran. Karena posisinya strategis dan nampak mewah dari luar, maka sering diadakan ajang pameran setiap minggunya, di studio pameran ini. Beragam artist dan perancang luar negri datang untuk menawarkan hasil karya mereka. 

Charlotta mencari stand tempat Teddy Bear ciptaan ayahnya berada. Selain pameran Teddy Bear, ada juga pameran lukisan dan teknologi dari berbagai dunia. Di hotel Farmount, selain menawarkan sepaket fasilitas istirahat, mereka juga memajukan karya seni yang bisa dijadikan pusat perhatian para turis yang berkunjung. Sebagai pengusaha dalam bidang seni, James Smith terdaftar sebagai kreator utama di musim panas dalam desain Teddy Bear terbarunya. 

Ruang studio di Entertaiment Suite itu sangat luas. Lantainya dilapisi karpet hingga ruangan sedikit kedap suara. Beberapa etalase kaca berjajar menyimpan karya seni banyak orang. Lukisan-lukisan kotemporer dipajang dan disorot oleh satu lampu led, membuat ruangan yang redup ini terlihat lebih nyata jika semua karya disorot oleh satu lampu paling terang. Charlotta berjalan ke arah tengah ruangan, di sana, ia melihat sebuah boneka teddy bear sepasang berdiri di atas kotak etalase yang terbuat dari kaca. Lampu-lampu kecil menyorot apik, membuat boneka itu seperti emas di dalam etalase yang sangat berharga. Mata Charlotta berbinar melihatnya, ia seperti bisa merasakan sosok ayah ada di mata boneka itu.

Seraya mendekatinya, Charlotta melangkah pelan. Teringat kata-kata ayahnya di sms beberapa menit yang lalu.

Aku merangkai boneka itu sebagai bentuk penghargaanmu. Walaupun aku yang brengsek, tidak berani mendapatkanmu kembali waktu dulu, tapi percayalah, namamu seperti bintang-bintang, dan dari langit, aku selalu mengawasimu. Seperti teddy bear ini.

Charlotta menyentuh bulu boneka yang lembut. Warna teddy bear itu krem muda, dengan dibungkus baju sampai perut, di baju itu terdapat tulisan yang disulam rapi, from the stars i see you, there always a place to be found.

Hidung Charlotta beringsut. Kata-kata itu seperti ambisi Charlotta dulu yang bersikeras menemukan orang tuanya. Berharap bisa berbagi harapan, menepis segala ketakutan, tapi setelah apa yang terjadi akhir-akhir ini, justru ia malah merindukan dirinya yang sekuat itu. Kenapa sekarang malah menghadapi Karry di depan matanya ia merasa lemah? Apa ini tanda-tanda takdir berubah arah?

Tanpa sadar, tangan Charlotta mencengkram lengan boneka. Tidak boleh. Ia adalah kemudi untuk takdirnya, ini adalah hidup yang ia kendalikan.

Dari belakang, suara langkah seseorang mendekat. Belum sempat menoleh, tubuh Charlotta sudah direngkuh dalam-dalam oleh pemuda itu. Charlotta mengerjap cepat, aroma tubuh Karry yang ringan melesak dalam hidungnya. Ia merasa tangan Karry merekat erat di tubuhnya.

"Karry--"

"Charlotta," gumamnya cepat. 

Charlotta mengerjap bingung, "ada apa? Apa yang terjadi Karry?"

Tangan Karry menelusup ke pinggangnya, menarik Charlotta lebih dekat, "aku merindukan nenekku."

xx

Di dalam kamar besar yang hampir menyerupai unit apartmen dari Premium Suite, Felicia membolak-balik buku catatan ayahnya. Beragam materi untuk kelas bisnis dua minggu lagi masih ada setumpuk. Berawal dari pengetahuan dasar giok, daerah pertambangan, pengolahan dasar, industri yang membutuhkan bahan dasar giok, hukum penyebaran giok dan berbagai hal lainnya lagi yang harus diikutsertakan bersama praktek-praktek atau video supaya lebih jelas. 

Setelah mendengar Karry ingin membuat fabric giok, Felicia pikir, itu adalah ide yang sangat cemerlang untuk inovasi baru. Dari beberapa orang yang ia temui, dalam mengolah permata itu, kebanyakan hanya bergantung pada bisnis aksesori dan fashion. Belum ada yang pernah berpikiran untuk menggunakan giok sebagai bahan sehari-hari. Dan berkat itu juga, Felicia merasa ia semakin bersemangat melakukan pekerjaan ini. 

Karry memberitahu rencananya, ia tidak pernah berubah dari 10 tahun yang lalu. Tapi... kenapa ia tidak berterus terang dengan janji yang pernah dibuatnya dulu?

Dari kamar mandi, Brian Liang keluar dengan handuk badan yang melilit tubuh. Ia tersenyum ketika Felicia menoleh ke arahnya.

"Kelas hari ini pasti lancar, bukan?"

Felicia menyahut riang, "lancar. Sepertinya aku mulai bisa mengarahkan Karry karena ia cukup cepat menangkap semua materi. Ayah, apa kau tahu kalau Karry ingin membuat selimut dari giok?"

Mata Brian Liang mengerjap sejenak, ia berjalan mendekati Felicia yang duduk di dekat jendela kamar. "selimut giok? Seperti apa?"

"Karry bilang, dia ingin menggunakan giok sebagai bahan sehari-hari untuk kaum menengah ke bawah. Katanya, selimut giok, piyama giok, itu bisa dikenakan dengan bahan utama fabric giok. Bukankah itu ide yang cemerlang?"

"Wah, itu ide yang sangat spesifik. Seharusnya dia berhati-hati ketika membicarakannya jika bukan pada orang yang ia percayai."

Pelan-pelan, Felicia menatap ayahnya sambil berujar lembut, "menurutmu, apakah Karry masih mengingat janjinya 10 tahun yang lalu?"

Tangan Brian mengusap rambut Felicia lembut, "tentu saja. Kalau tidak, kenapa ia mau datang jauh-jauh ke Shanghai? Lagi pula, aku dan Bernard sudah merestui kalian."

Wajah Felicia langsung berbinar, ia menatap ayahnya dengan senyum sumringah, "benarkah, dad?"

Brian mengangguk yakin, "aku tahu kau masih menyukainya. Aku tahu, sayang."

Felicia tidak bisa menyembunyikan bibirnya yang gemetar ketika mendengar kalimat restu dari ayahnya. Apakah penantiannya akan segera berakhir? Setelah sepuluh tahun, walaupun nenek May tidak berhasil diselamatkan, tapi Karry benar-benar menunggunya, sesuai janjinya yang ia tulis di secarik surat itu. 

Teringat surat itu, Felicia segera bergegas membuka kopornya di samping ranjang cepat-cepat. Ayahnya mengernyit bingung, ia bertanya, "apa yang sedang kau lakukan, Felicia?"

Walaupun tadi pagi ia bertemu seorang gadis bernama Charlotta dan melihat ekspresi Karry berubah, tapi jauh dari lubuk Felicia, ia sangat yakin gadis itu bukan siapa-siapanya. Selama sepuluh tahun ini, ia tidak ingat kalau keluarga membicarakan Karry yang ingin dijodohkan selain dengan Cindy. Tapi setahu Felicia, perjodohan itu gagal karena Cindy terpaksa mundur. Penyebabnya sudah pasti.

Felicia menarik sebuah kertas kusam dari dalam dompet kecil yang ia selipkan di balik baju-baju di dalam kopor. Senyum tipis Felicia tersungging penuh kemenangan. Perjodohan Karry batal karena ia masih ingat akan janji itu dan ia tahu, Karry tidak mungkin mengingkari janjinya.

****

The Prince's Secret (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang