ENTERTAIMENT SUITE,
FARMOUNT HOTELRuang galery pameran yang luas itu mendadak jadi ramai karena sekarang, di tengah ruangan itu ditambahkan satu undakan tinggi berupa panggung kecil untuk memamerkan hasil produk Karry yang akhirnya resmi diluncurkan. Rencananya, Karry akan memamerkan karya ini beberapa hari di pameran bersama karya-karya yang lain. Mempercayakan Mr.Scott dalam tugasnya. Sementara produk Starlotta akan selesai dipamerkan. Berganti dengan fabric giok yang mewah.
Dari depan pintu entertaiment suite, sebelum masuk, para pengunjung akan melihat poster besar yang menunjukkan iklan fabric giok Karry. Mereka sudah memulai peluncuran sejak semalam, memajang beberapa iklan untuk di sekitar hotel supaya para pengunjung bisa datang dan berharap menyebarkan berita ini.
Untuk sementara, rencana Karry adalah, menyebarkannya untuk kebutuhan kesehatan dulu. Melalui Brian Liang, produksi akan di arahkan ke rumah sakit supaya para konsumen kelas atas mulai bisa merasakan produk baru ini. Baru setelahnya, Karry akan mengajak keluarga Young untuk melakukan investasi fabric giok ini supaya bisa masuk sebagai bahan utama kebutuhan fashion.
Semua berjalan lancar, bahkan Karry bisa merasakan getaran tak sabar untuk memulai acara ini sampai ia bisa melihat Charlotta sendiri memakai gaunnya.
"Halo tuan muda Wang!" Mr.Scott entah dari arah kerumunan sebelah mana, muncul dari balik bahu Karry. Ia tersentak dan menoleh pelan, tersenyum ke arah pria tinggi itu.
"Karry saja," sahutnya ramah sambil menjabat tangan.
"Ah maafkan aku, aku tidak pernah berpikir ruangan ini bakal seramai itu. Hampir semua pengunjung hotel antusias dengan produkmu. Ah ya, omong-omong, selamat atas peluncurannya!"
Karry sedikit mengangguk kecil, menyambut keramahan Mr.Scott. Pria itu tak berhenti tersenyum lebar seakan hidupnya tidak ada beban. Ia mengedarkan pandangan ke lapisan pengunjung yang berdiri menunggu di depan panggung. Tadinya Karry di suruh memimpin acara oleh Mr. Scott, tapi tahu sendiri, Karry tidak pernah ada niatan untuk muncul di tengah publik sebagai orang yang dikenali. Selain bisa membuka dirinya terang-terangan di publik, ia juga tidak terlalu nyaman diperhatikan banyak orang. Alhasil, ia hanya muncul untuk memberi penjelasan soal produknya nanti.
Beberapa kerabat keluarga lain bergabung di tengah para pengunjung. Karry tidak bisa melihat di mana Felicia, tapi ia yakin setelah percakapan waktu itu, setidaknya gadis itu mengerti. Sementara Bernard dan Brian sibuk mengurus acara di belakang panggung, lebih dari Karry sendiri, ia merasa kedua orang tua itu lebih sibuk.
Set panggungnya sendiri sederhana. Undakannya dilapisi karpet merah beludru, dengan beberapa pohon ranting di dalam sebuah guci keramik berornamen lekukan lukisan China, samar-samar, musik dengan kecapi dan alat gesek khas oriental terdengar. Membangkitkan jiwa tradisional yang melekat erat oleh leluhur.
Ketika lampu di matikan, saat itu, sebuah lampu sorot mengarah ke balik sebuah papan tinggi di belakang panggung. Menantikan seseorang muncul dari sana. Mr. Scott sudah berada di atas panggung. Ia sibuk membuka acara dan menerangkan beberapa produk yang akan dikenalinya.
Produk kesehatan; selimut, jaket, kaos kaki dan seprai kasur.
Produk sehari-hari; kaos, celana.
Produk fashion; potongan kain khusus untuk beragam olahan produk, gaun, tas, dan perhiasan.
Para pengunjung nampak mendesah kagum. Sebagai seseorang yang membuat kekaguman itu, sebenarnya Karry lebih tidak sabar melihay pacarnya sendiri. Semua ini ada gara-gara Charlotta. Semua ini bisa berhasil karena gadis itu. Sesuatu seperti membuncah di dada ketika Mr.Scotr mulai membiarkan para model memabwa masing-masing sampel produk yang waktu itu Karry buat.
Menunjukkannya ke depan semua pengunjung sambil Mr. Scott terus mengoceh. Karry sempat melihat senyum ayahnya dari balik panggung, dan untuk kali pertama, ia merasa begitu menyayanginya.
Para model terus bergulir menunjukkan produk-produk yang biasa. Membuat para pengunjung tenggelam pada kekaguman mereka--sebuah giok murni yang berhasil diolah menjadi serat kecil dan bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Karry menahan senyumnya, ia tidak tahu kalau perasaan lega itu bisa membuat hatinya kegirangan.
Lalu ketika para model selesai memamerkan produk, Mr. Scott memberi kedipan dari atas panggung ke arah Karry. Inilah saatnya. Karry merasa pengunjung tiba-tiba hening. Mr.Scott turun, sambil menepuk bahu Karry, ia pun mengambil tempat pria itu. Sejenak, ia mengedarkan pandangan, ternyata ia menemukan Felicia di pojok ruangan. Gelap, tak nampak bagai pengunjung normal. Wajahnya nampak kusut, tapi bukan itu intinya sekarang.
Karry mulai bicara di depan pengeras suara, "terima kasih Mr. Scott. Untuk produk selanjutnya adalah beberapa alasan saya berdiri di sini. Pertama-tama, sebagai pencetus ide brilian ini, saya, Karry, dibantu oleh beberapa kerabat keluarga saya, berhasil menciptakan produk alam untuk digunakan dalam gaya yang berbeda. Pada awalnya, semua ini cuma ide bualan. Saya sendiri tidak merasa bisa membuatnya karena belum ada teknologi sehebat itu untuk memisahkan kadar alam supaya bisa dipecah belah oleh manusia. Tapi ketika banyak hal menghalangi jalan itu, saya jadi paham, sedalam apa saya menginginkan hal ini terjadi.
"Seseorang pernah bilang; masa lalu dan sekarang itu terpisahkan jauh oleh waktu. Tapi, yang sebenarnya saya rasakan adalah, masa lalu, justru amat membantu saya dalam menjalankan proses ini. Malam ini, akan saya persembahkan satu-satunya alasan kenapa saya bisa mencetuskan ide fabric giok ini. Hanya dia, yang membuat saya bisa bertahan hingga hari ini.
Charlotta Smith!"
Seseorang dari belakang ruangan bertepuk tangan, memancing pengunjung ikut bergemuruh ria dengan seseorang yang muncul dari balik panggung.
Dada Karry mendesir. Kaki jenjang Charlotta yang selama ini tertutup gaun selututnya tampil apik dalam balutan gaun giok. Sinar lampu yang menyorot dari atas kepala membuatnya nampak lebih bersinar. Benar-benar seperti sebuah bintang di langit yang gelap. Begitu memesona dan tidak nyata.
Gaun putih yang mendominasi warna corak hijau murni dari pelarutan giok itu membuat beragam ekspresi Charlotta menyala di dalamnya. Gadis itu berjalan sedikit ragu, ia hanya menatap Karry sekali lalu berjalan ke depan panggung. Berdiri di sana, membiarkan pandangan orang-orang menghujaminya dengan kekaguman penuh.
Karry beranjak dari tempatnya berdiri, mendekati Charlotta sambil memegang mic, sebelah tangannya merenggut jemari Charlotta dari balik gaun, gadis itu tersentak kecil, sedikit mendongak ke arahnya.
"Sejauh dirimu pernah berada, sedalam apa bintang pernah merasa kesepian, tengoklah ke atas; langit akan selalu menjadi tempatmu berpulang," sahut Karry pelan. Ia menatap mata Charlotta yang berbinar di bawah jatuhnya sinar lampu. Mencari-cari lalu menemukan lapisan hangat yang menyentuh hati Karry. Di sana, tanpa kata-kata pun, Karry tahu kalau Charlotta tidak pernah menyukai itu.
Ia tidak pernah merasa pantas, selamanya, sesuatu yang terlalu berharga, tidak pernah mengenal dirinya sendiri sebaik apa. Itu karena kebaikan memang terlalu putih dan bersih.
Di antara tepukan keras orang-orang yang membahana memenuhi langit-langit ruang galery, Karry menggenggam erat tangan Charlotta. Lalu sambil menghadap ke beberapa pengunjung, ia berujar dalam, "seseorang akan mendapat tempatnya sendiri setelah mereka percaya oleh apa yang digenggamnya. Ini adalah gaun yang saya buat khusus untuk seseorang yang nyata. Meskipun masa lalu kalian sudah berubah, percayalah, dari balik kenyataan yang ada, tak pernah ada sesuatu yang berharga dari sana, untuk diberikan hari ini. Terima kasih!"
****
BISA BISANYA AKU LUPA UPLOAD PART ENDING. YUKK SCROLL TERUUSS~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Secret (Sequel)
Teen FictionCompleted. Setelah resmi berpacaran dengan Karry Wang dan melalui petualangan mencari orangtuanya yang ternyata adalah seorang pengrajin Teddy Bear terbesar di dunia--James Smith, kini kehidupan Charlotta dan Karry terus bersemayam dalam Crown Garde...