12 : KARRY & FELICIA

27 9 5
                                    

Air dari tepi sungai Huangpu yang berkilau terkena pantulan lampu-lampu di sepanjang area waterfront. Berdampingan dengan jalan raya Nanjing, beberapa pejalan kaki dan turis asing sibuk menikmati pemandangan semenanjung Liujiazui dari pinggir kota. Lampu-lampu gedung tinggi itu berkedip-kedip menghiasi langit malam. Angin berembus pelan, rasanya berbeda dari musim panas di New York setelah dua hari menetap di Shanghai. 

Sambil menyanggah kedua sikunya di pagar yang membatasi tepi sungai, Karry menoleh ke arah Felicia di sampingnya.

"Apa kau sendiri yang mengajukan diri untuk membimbing kelas bisnis bersama ayahmu?" tanya Karry mengingat kelas bisnis selama enam jam yang membahas bisnis dan pengolahan batu giok. Besok mereka akan menonton video pengolahan giok menjadi aksesori. Sebagai bahan utama kecantikan, giok bisa jadi sebuah aset baru untuk mengubah unsur giok menjadi lebih populer dalam kaum menengah ke bawah. Walau selama ini giok lebih sering digunakan konsumen kalangan atas, tapi banyak ide-ide yang bisa membuat fungsi giok ini lebih banyak menarik konsumen bukan dari kalangan atas saja.

"Aku ingin melakukan apa yang ayahku lakukan. Ia selalu dipuji keluarga karena ramah dan kecerdasannya. Aku ingin menjadi baik seperti ayah, maka, aku ingin belajar dari panutanku itu." Felicia tersenyum, angin mengacak-acak rambutnya. Berdiri berdua di Bund depan hotel Farmount yang megah dan dikelilingi arsitektur beragam gedung dengan gaya Eropa era 18 membuat Karry sedikit merasa dirinya menjadi orang lain. Apalagi senyum manis Felicia yang selama ini membuat ingatannya menguar sembarangan. 

"Itu bagus," balas Karry sambil mengedarkan pandangan ke gedung-gedung dari sebrang pulau.

"Ide tentang fabric giok-mu juga keren. Aku tidak pernah memikirkan itu karena belum ada yang pernah membuatnya."

Karry mengangguk samar, "aku juga merasa itu sedikit mustahil setelah tadi ayahmu bilang itu butuh proses yang lama. Tapi aku jadi berpikir, selain untuk gaya hidup, kurasa giok juga bisa digunakan sehari-hari dalam dunia medis. Misalnya, beberapa perabot rumah tangga bisa jadi lebih sehat jika menggunakan; celemek kain giok, piyama kain giok, atau scarf kain giok."

Mata Felicia melebar, ia menatap Karry berbinar seperti menemukan seorang jenius. "Wah, kau sampai memikirkan itu ke sana?"

Karry mengangguk, "ingat kebutuhan pokok manusia pertama, sandang. Kita harus menggunakan tiga poin penting itu juga ingin berbisnis."

Kepala Felicia mengangguk-angguk paham. Walaupun sejarah keluarga Liang adalah ilmu kedokteran dan kesehatan, Karry merasa, soal eksploitasi giok untuk kesehatan dan gaya hidup sepertinya tidak terlampau jauh. Apalagi giok sangat memungkin untuk digunakan dalam dunia medis. Walau jangka waktunya pasti tidak instan, tapi efeknya pasti lebih bagus untuk kaum borjuis. Dengan mempromosikan bahannya sebaik mungkin, minat mereka pasti tertarik. Dan itu sangat bagus untuk marketing bisnis pemula.

"Pantas saja keluarga Wang selalu menguasai dunia properti, jadi itu ya resepnya."

Karry tidak terlalu mengindahkan kata-kata Felicia, ia sedang mengecek ponselnya sementara Felicia terus berbicara, "sama seperti kalau ayah meracik bahan obat baru. Sayangnya, ayah ingin mengolah inovasi baru, dengan menawarkan giok, bisa saja bahan utama itu berguna untuk ide-ide yang lain. Tak kusangka, kau datang dan bilang ingin membuat fabric giok. Kurasa itu sangat cemerlang."

Dari ponselnya, Karry mendapat dua pesan dari Jackson dan tiga pesan dari Charlotta. Sambil mengecek waktu di New York, sekarang mungkin pukul 10 pagi, anak itu sepertinya baru bangun.

6 jam tanpa kabar?

Karry, kau tidak berusaha kabur dariku, kan?

Karry, ayo ceritakan padaku tentang Shanghai, aku mati kebosanan di sini.

The Prince's Secret (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang