"Keputusan itu bukan kau yang menentukan, Felicia."
Suara Charlotta terdengar tegas. Jantungnya sudah berdegup dua kali lebih cepat. Sosok Felicia yang anggun dan cantik itu nampak seperti sesuatu yang mengisap rasa percaya dirinya. Ia berkali-kali menyembunyikan rasa gugupnya, tapi sulit.
Felicia menarik senyum lembut. Senyum yang berbeda dari apa Cindy pernah lakukan. Walaupun ini bukan kali pertama Charlotta melakukan rival, tapi Felicia lebih paham menggunakan kekuatannya sendiri. Dibanding Cindy yang dulu selalu menarik perhatian Karry, tapi hubungan Felicia dan Karry, lebih dari itu. Mereka berdua tumbuh bersama di sini. Di kawasan yang Charlotta pijaki, jelas Felicia bisa berdiri penuh percaya diri.
"Apa kau belum diberitahu Karry soal restu ayah kami? Kau jelas tahu apa yang Karry lakukan di sini, bukan?"
Restu? Restu apa maksudnya?
"Aku jelas tahu. Dan ia memberitahuku jauh sebelum ia menginjak Shanghai. Aku tahu semua yang ia lakukan sebelumnya bahkan saat kau tidak pernah sama sekali disinggung."
Mata Felicia yang tadi tersenyum penuh kemenangan, berbalik menatap tajam. Senyumnya hilang, dagunya balik mengeras.
"Kau tidak pernah mendapat restu dari Bernard, kau tahu?"
Bernard tidak pernah mengatakan secara langsung memang. Tapi Karry yakin, hubungan ini tidak perlu dihalangi siapa-siapa lagi atas apa yang pernah terjadi di masa lalu. Charlotta percaya Karry apa pun itu alasannya. Dan perlakuannya barusan hanya karena Karry sedang sedih. Charlotta jelas tahu itu, ia jelas paham emosi pacarnya sendiri. Tapi yang justru ia tidak mengerti adalah, apa maksud Felicia mengatakan restu-restu itu?
"Kau mungkin tidak pernah tahu apa yang terjadi di antara aku dan Karry. Bagiku, kau hanya sebatas lembar kertas di masa lalu, Felicia. Kau pikir, untuk apa aku kemari kalau bukan memastikan sebesar apa ancaman itu?"
"Dan apa yang kau takutkan untuk bisa bicara seperti itu, Charlotta Smith?"
Tiba-tiba Felicia melangkah dekat, matanya menetap tegas di depan Charlotta, hampir menggetarkan bola matanya dengan tekanan itu. Felicia yang tidak terlalu tinggi, menatapnya penuh kemenangan seakan menikmati kepercayaan diri Charlotta yang lambat-laun terombang-ambing.
"Kau jelas mengkhawatirkan aku. Tapi, darimana kau bisa tahu aku adalah ancaman hubungan kalian?"
Mata Charlotta mengerjap cepat.
Catatan kecil di buku yang masih di simpan Karry.
Charlotta ingin mengatakannya tapi senyum Felicia membuatnya membeku. Ia benci merasa lemah di saat-saat seperti ini. Kekuatan yang dari tadi sudah ditumpuk, malah tiba-tiba terlempar tanpa sebab hanya karena Felicia terus menahan level percaya dirinya. Apakah ini kekuatan yang dimiliki setiap keturunan keluarga besar tujuh turunan?
"Catatan," ucap Charlotta lemah. Ia menatap kedua bola mata Felicia jauh ke dalam. Ingin menekan catatan itu kembali seperti kekuatan baru.
"Oh? Jadi Karry masih menyimpannya?"
Charlotta tidak menjawab, ia menahan napasnya, mengetahui kenyataan itu dari bibir Felicia membuatnya tertohok. Lalu Felicia tersenyum tipis lagi.
"Apakah aku cukup membuat usahamu sia-sia? Aku memang tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua sejak aku berpisah dengan Karry sepuluh tahun yang lalu. Tapi..."
Felicia memiringkan kepalanya sambil mengubah ekspresinya menjadi tatapan polos seperti anak kecil, ia menangkat sebelah tangan lalu membelai pipi Charlotta.
"Tapi... Apakah kau tahu alasan Karry tidak pernah memberitahu kejadian sepuluh tahun yang lalu?"
Napas Charlotta kian tertahan. Sentuhan dingin tangan Felicia yang lembut seakan menusuk kulitnya makin menyuruh mundur.
Kalau yang Felicia maksud adalah kematian Nenek May, Charlotta jelas tahu semua itu. Tapi apa yang sebenarnya terjadi antara Karry dan Felicia di atas catatan kecil itu... Charlotta sama sekali tidak tahu.
Ia tidak pernah tahu apa pun tentang masa lalu Karry.
Seakan-akan Karry memang ingin memisahkan Charlotta dari sana. Mengasingkannya atas benda beharga yang selama ini ia simpan. Kenyataan itu semakin dipikirkan, semakin membuat kepala Charlotta pusing. Dadanya makin sesak, apa ini juga yang menyebabkan Karry tidak bisa menjawab pertanyaannya di Summer Garden waktu itu?
Apa kau masih menyukai Felicia?
Apa Karry menyimpan kenangan itu demi Felicia?
"Kau tidak tahu, bukan?" suara lembut Felicia menampik kesadaran Charlotta kembali. Ketika tersadar, pandangan Charlotta sudah buram, air mata memenuhi pelupuk matanya. Tapi Felicia kian tersenyum puas.
"Karena kau tidak senilai dengan masa lalu kami," tangan Felicia menyentuh ujung-ujung rambut Charlotta. Ia ingin sekali menepis tangan lembut itu, ia ingin sekali mendorong Felicia, tapi tidak bisa.
Felicia adalah masa lalu Karry yang terlalu berharga. Ia tidak bisa membuang apa yang Karry simpan selama ini. Ia tidak pernah cukup egois untuk menunjukkan emosinya atas Karry. Ia selalu lemah atas Karry.
"Sekarang, jangan datang pada Karry kalau kau benar-benar mengenalnya. Karena, kau tak lebih dari segelintir orang asing yang hadir dalam kehidupan barunya."
****
![](https://img.wattpad.com/cover/279050522-288-k348426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Secret (Sequel)
Fiksi RemajaCompleted. Setelah resmi berpacaran dengan Karry Wang dan melalui petualangan mencari orangtuanya yang ternyata adalah seorang pengrajin Teddy Bear terbesar di dunia--James Smith, kini kehidupan Charlotta dan Karry terus bersemayam dalam Crown Garde...