ANSA - 7

165 26 0
                                    

"Haidar, kamu baik ya anaknya. Ga neko neko gitu"

Haidar terbang. Tidak, tapi harus ia tahan. Lagipula, siapa lagi yang bilang jika ia baik selain orang penting di depannya ini

"Pak Luthfi bisa aja. Nggak kok, pak"

"Panggil om aja, ya. Keluarga kamu yang bangun RuSuh ini, dan perusahaan om yang kasih donasi. Kita ada keterkaitan"

Entah kenapa rasa de Javu hinggap di hati kecil Haidar. Sedikit rasa senang hinggap di hatinya

"Emmm, iya pak- anu, om. Om Luthfi"

Haidar tertawa canggung. Image gila nya seketika menguap dan menghilang

"Mm, mas- Haidar?"

Haidar tersentak. Naya memanggilnya lirih

"Iya? Kenapa?"

"Makasih ya"

"Makasih?" Dahinya berkerut saat kata kata yang Naya ucapkan tidak bisa ia terima maksudnya

"Makasih yang di festival tadi. Makasih udah bantu aku naik tadi. Maaf ya kalo aku ngerepotin tadi"

"Ohhh, iya sama sama. Kamu ga ngerepotin kok. Kan niatku cuma mau bantu aja"

Naya menarik senyum di bibir kecilnya. Membuat wajah ayu itu semakin bersinar di tengah keterbatasan yang ia punya

"Udah? Pulang yuk. Udah malem"

Naya mengangguk ajakan Luthfi. Hari sudah gelap dan Luthfi harus membawa pulang putri kesayangannya itu

"Eni, pulang dulu ya. Kabarin aku aja ga papa" ucap Ira

"Iya, Ra. Nanti aku sempetin hubungin kamu. Hati hati, ya"

"Iya. Oh, nak Haidar ga pulang? Apa nginep disini?" Tanya Ira pada Haidar yang berdiri mematung

"Hah? Oh, itu Bu. Saya pulang nanti. Adek saya sendiri di rumah"

"Kamu punya Adek?"

"Iya, Bu. Satu, perempuan lagi. Ini saya juga mau pulang"

Tak lama Luthfi kembali. Mungkin memanggil Ira yang tak kunjung beranjak

"Pulang bareng aja gimana, Dar? Om anterin"

"Hah? G-ga usah, om. Idar dijemput temen nanti. Om pulang aja, udah malem, istirahat" tolak Haidar

Luthfi tersenyum
"Beneran ya? Om pulang dulu. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam" jawab Ira dan Haidar

Deru mobil terdengar. Namun kaca mobil dibuka sedikit dan sebuah kepala melongok keluar

"Mas Idar, Nay umurnya 21 tahun, ya"

Setelah itu Naya pergi. Meninggalkan Haidar yang membuka mulutnya heran

"Ekhem, MAS Idar, nih" tekan Bu Eni

Haidar menggeleng
"Hihh, apaan si, Bu? Enggak lah. Kan dia lebih mudah dari Idar. Kaya Hana gitu"

"Beda setahun doang, Dar" goda Bu Eni

"Hahh, ga tau lah, Bu. Idar pamit. Mau pulang. Hana kasian di rumah sendiri kalo temennya pulang"

Cup

Kecupan singkat Bu Eni dapat dari Haidar. Kebiasaan kecil Haidar yang selalu menjadi hal mengejutkan baginya

"Haidar!"

"Hehe, peach, Bu. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam. Dar, Dar. Nakal ya kamu"

Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang