ANSA - 34

109 17 3
                                    

Suasana kota Bogor kian dingin. Malam yang semakin larut diperindah dengan bintang bintang yang bertaburan di atas langit malam

Hana dan Sagara berjalan mengelilingi area pasar malam. Melihat kesan kemari segala stand yang tersedia

"Kesana yuk" ajak Sagara

Hana menurut keduanya pergi ke tempat pakaian
"Lo mau beli ini?"

"Iya, mau beli Hoodie. Murah murah"

Hana terkekeh. Ia memegang beberapa Hoodie dan membandingkan dengan Hoodie lain. Dari segi warna dan tekstur

"Adem nih bahannya, warnanya bagus" ucapnya pada Sagara

Yang Sagara lihat Hoodie hitam yang bagus untuk ukuran Hoodie dengan harga dibawah 100 ribu

"Bagus juga. Ya udah. Gw ambil, terus ini. Abu apa navy?" Tanyanya pada Hana

"Lo suka warna apa?"

"Abu"

"Ya udah abu" putus Hana

Hana menunggu Sagara membayar dua Hoodie itu. Dan tak lama ia ditarik sedikit kuat ke arah tubuh Sagara
"Ada cowok ga bener tadi lewat seenaknya. Sorry"

Hana mengerjap
"Hah? Oh iya. Makasih. Gw ga liat liat sekitar tadi"

"Sama. Oh, ini buat Lo"

Sebuah kantung berisi Hoodie hitam yang tadi Hana pilih disodorkan ke hadapannya kembali

"Hah? Apaan? Gak gak. Ga mau"

"Terima aja ga papa, Han"

"Eh beneran ga usah"

Tangannya diambil dan dipaksa menerima hoodie itu
"Ga papa. Anggep ini hadiah karena Lo udah mau nemenin gw main ke pasar malem"

"Tapi Lo bisa kasih ini ke kak Syafa"

"Ck, dia udah banyak. Segala warna dia punya"

Hana menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Y-ya udah makasih. Kalo gitu, giliran gw. Kali ini harus mau. Kita cari stand makanan"

Terpaksa Sagara menurut sebab tangganya ditarik Hana menuju tempat yang gadis itu inginkan

"Deg deg an, ya Allah"

"GAR!"

"Hah?! Apa?"

Teriakan Hana membuyarkan lamunannya seketika. Gadis itu sedikit mengeryit melihat raut wajahnya yang terasa semu

"Lo ga kenapa Napa kan?"

"N-ngga papa. Kenapa tadi?"

"Gw beli harum manis. Mau yang warna apa?" Tanyanya

Sagara terkekeh
"Oh, kirain apa. Terserahlah. Putih bisa tuh"

"Oke. Putih sama biru ya, pak" ucapnya pada penjual harum manis itu

"Iya, neng"

15 menit berlalu dan dua harum manis sudah ada di kedua tangannya

"Lo tunggu sini. Jangan gerak. Jangan pergi. Dan jangan ikut"

Belum sempat lelaki itu membuka mulut, Hana sudah pergi dengan membawa sebuah harum manis di pelukannya

"Lucu"

"Pacarnya ya, mas?" Tanya penjual harum manis tadi

"Hah? Bukan, pak. Do'a in aja ya bisa jadian" ucap Sagara seenaknya

"Wahh, iya, mas. Usaha yang keras dulu kalo sama cewek mah. Mereka suka ngegantung biar kita ngejar mereka"

"Si bapak bisa aja" ia tertawa

Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang