"makasih kak udah dianter pulang"
Evin yang hanya berdiri di seberang Hana hanya tersenyum
"Lagi ga sibuk, gapapa. Haidar belom pulang, ga papa kan sendiri?""Ga papa kok. Nanti juga sibuk buat bikin makan malam. Kayanya emang a' Idar ada kepentingan deh sampe sekarang belom pulang"
Jujur, Evin nampak tak tenang dengan sikap Haidar. Bagaimana bisa lelaki itu membohongi adiknya sendiri? Tak memberi kabar seharian penuh, bahkan tidak tau jelas kemana perginya sore ini
"Hah? Iya. Kayanya emang ada perlu tu anak. Dah, kamu masuk, masak makan malam yang enak. Biar Haidar ga kelayapan lagi. Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
Hana mematut sampai mobil Evin menghilang di jalan raya. Tujuannya sekarang adalah ganti baju, mandi, sholat, dan masak untuk makan malam
"Bikin apa ya?"
Tangannya dengan lincah memotong bumbu dapur, bahan masakan, dan juga menyiapkan bahan bahan lainnya
"Lah, minyak abis dong. Oke ayam, wait sebentar"
Hana mengambil hijabnya yang ia kalungkan. Mengambil beberapa yang dari dompetnya, dan berjalan sebentar ke toko seberang
Ia berjalan sendirian di antara banyak rak kebutuhan dapur. Dari minyak, sampai gula lengkap ada disana. Tak seperti adegan di film film, nyatanya Hana tak perlu bersusah payah mengambil barang di rak terbatas, karena apa, pegawai di toko itu tau jika banyak pengguna bahan rumah tangga, sebisa mungkin semuanya ada di rak bawah
"Sama sarden aja kali ya. Hhh, dasar cewek liat diskonan"
Ia berjalan ke kasir. Menunggu belanjaan nya di hitung, ia mengambil 3 cup eskrim coklat. Tentunya untuk ia dan Haidar makan nanti
"Terimakasih sudah datang"
"Iyaa"
Hana pulang. Rumahnya hanya berjarak 100m dari toko yang ia masuki. Berjalan pelan sembari bersenandung kecil membuatnya sedikit tenang. Ditemani kerlap kerlip bintang membuatnya tak merasakan lelah karena berjalan
Ia berhenti. Menengok ke kanan dan ke kiri guna memastikan tak ada kendaraan yang melintas. Aman, pikirnya
Baru 5 langkah ia berjalan, tiba tiba sorot cahaya lampu kendaraan menyorot tepat ke arahnya. Disertai bunyi klakson yang beruntun membuat ia hanya mampu berdiam diri sembari menyebut asma Allah SWT
Grepp
Tubuhnya limbung dan berakhir diperlukan salah satu orang yang menarik tangannya tadi
"Astaghfirullah" gumamnya
Keduanya sontak melepas pelukan. Hana juga mematut kembali hijabnya yang sedikit berantakan
"HANA!"
Teriakan Haidar di belakangnya membuat dua sosok itu mengalihkan pandangan
"A' Idar"
Haidar langsung memutar tubuh Hana. Menelisik tiap inchi tubuh Hana berharap tak berkurang satu apapun
"Ga papa, kan? Sakit? Berdarah?"
Hana melepas tangan Haidar dari lengannya. Menggenggamnya sebelah tangan
"Ga papa, a'. Emm, dia yang udah nolongin Hana" cicitnya
Haidar menatap sosok itu. Sosok dengan postur tegap dan baju kemeja putih, celana bahan hitam, juga tas selempang yang nampak berat mengalihkan atensinya. Sesaat sosok itu tersenyum, menampilkan dua dimple manisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)
Teen FictionSemesta itu unik. Seindah pertemuan dan sesedih perpisahan. Seterang Matahari dan seredup Bulan. Sejauh Mentari dan rembulan, namun sedekat senja dan fajar Seperti Semesta yang membuat kesedihan menjadi kebahagiaan Seperti Semesta yang menjelma men...