Satu bulan kemudian...
Satu bulan sudah Haidar kembali beraktivitas. Menjalani rutinitas sehari-hari yang masih ia gandrungi. Menyelesaikan tugas akhir kuliahnya, demi gelar S1 impiannya
Tak banyak yang ia harapkan. Minimal ia bisa membahagiakan orang-orang terdekatnya untuk beberapa waktu kedepan. Hanya beberapa saat saja
Magang yang ia lakoni di SMA Hana selesai kemarin lusa. Yang harus ia lakukan sekarang merangkai ribuan kata satu persatu untuk kunci kelulusannya
"A', istirahat dulu. Lanjut besok skripsian nya. Masih lama juga kan waktu yang dikasih dosennya aa' "
Hana datang dengan segelas coklat hangat ditangannya. Ia duduk di samping Haidar yang masih terus fokus mengerjakan skripsinya
"Iya. Kamu kalo mau tidur tidur aja. Besok sekolah. Mama udah istirahat juga kan?"
"Udah kok. Mama abis isya tadi tidur duluan. Kecapean"
Mendengar satu kata itu, Haidar menutup laptopnya setelah menekan format simpan untuk pekerjaannya
"Mama ngapain aja?"
Hana mengedikkan bahu
"Tadi mama hampir seharian sibuk di depan laptop. Katanya mau buka bisnis kue online. Kaya catering""Buat apa? Keuangan mama baik baik aja kan?"
"Buat nyari kesibukan, katanya. Mama bilang mau bantu bantu papa juga. Kasian sekarang papa aja yang nyari kerja diluar negri"
Hati kecil Haidar tak sepolos itu mengiyakan ucapan Hana. Meski tak ia pungkiri juga benar apa yang mama nya pikirkan. Papa nya sekarang banting tulang dua kali lipat dari biasanya. Sekarang ia bekerja sendiri menghidupi ketiga keluarganya
Haidar mengangguk
"Ya udah. Tidur. Aa' juga mau tidur kok. Sweet dream""Iyaa"
Haidar kembali merenungi apa yang diucapkan Hana
"Mama mau bantu papa juga. Kasian sekarang papa aja yang nyari kerja di luar negri"Tak lama ia mengusap wajahnya gusar
"Astagfirullah, ga boleh suudzon. Ga baik"...
...Dinginnya malam tak menghalangi sosok itu terus memacu mobilnya ke suatu tempat. Hoodie hitam dengan kaus panjang melekat menghangatkan tubuh kecilnya. Raut wajah tegasnya seakan menyihir pengguna jalan saat ia menakutkan mobil miliknya di salah satu diskotik di pusat kota
Bayangan bayangan tentang apa yang menimpa keluarganya terus menghantui pikirannya. Pikiran yang seharusnya tidak menerima hal seburuk itu
"INI SIAPA?!"
"Apa apaan kamu, Win?"
"AKU TANYA, DIA SIAPA, MAS?! AKU TAU DIA SEKRETARIS BARU MU! TAPI APA PANTAS SEORANG SEKRETARIS DENGAN TIDAK SENONOHNYA BERSIKAP SEPERTI ITU PADA ATASANNYA HAH?!"
Chandra mengambil foto itu. Sedikit raut wajah terkejutnya ditangkap Wina
"Mau ngelak apa lagi kamu? Udah cukup semua yang kamu lakuin selama ini dibelakang aku"
Wina berjalan menuju kamar keduanya. Sebelum tangan Chandra menarik sosok itu untuk kembali berbalik arah
"Win, ini gak seperti apa yang kamu liat. Aku bisa jelasin. Kasih aku waktu"
Win melirik tajam Chandra yang berada di belakangnya. Sedikit mendongak karena perbedaan keduanya
"Sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Semesta dan Athala (Tamat)
Teen FictionSemesta itu unik. Seindah pertemuan dan sesedih perpisahan. Seterang Matahari dan seredup Bulan. Sejauh Mentari dan rembulan, namun sedekat senja dan fajar Seperti Semesta yang membuat kesedihan menjadi kebahagiaan Seperti Semesta yang menjelma men...